Ini Hanya Puisi
Adakalanya sikap kita terhadap sebuah kondisi terlihat seperti menggarami air laut, atau dianggap meludah ke atas. Namun demikian, tetaplah menyampaikan untuk sebuah perbaikan. Tetaplah mengkritik untuk menjadikan lebih baik.
Ini Hanya Puisi
Karya: Aini
Mau aku
beri tahu sesuatu?
Kisah
tentang sebuah negeri
Negeri
nan kaya raya
Orang
kata, tanahnya dari surga.
Benarlah...
Flora
dan fauna jenisnya berjuta-juta
Negeri kaya gas dan batu bara
Negeri
yang batunya saja,
Ah, batu
mulia!
Negeri dengan khazanah adat dan
budaya
Lantas,
negeri siapa itu?
Takkan
tanah tak bertuan, bumi tak berpenghuni.
Hmm... Mari kuberi tahu lagi
Di sana
ada generasi yang pintar
Pintar membodohi dan bodoh tak tahu
diri
Di sana
ada para penggiat
Menggeliat,
mengangkangi rakyat
Demi kepentingan pribadi
Di sana ada pecundang berlagak sufi
Berdiam
di rangkang kemudian menghujat situasi
Di sana ada cendikia yang gemar caci-maki
Dalih untuk kebaikan,
membawa nama-nama binatang ke ruang
sidang
Otak cerdas,
tapi mulut mengumpat “anjing-babi”
Di sana
ada pecinta alam
Mencintai
kayu meranti, jati dan merbau
Hutan ditebang, tentang nasib
binatang ia tak mau tahu
Dengan
alibi mencari makan
Sebab memperkaya
diri sendiri tak layak dijadikan alasan
Banjir,
erosi, longsor, gempa bumi, pembunuhan
Lazim
khabaran ini setiap menyeruput kopi pagi
Lantas, rakyat
menghujat pemimpin tak layak urus negeri
Pemimpin
itu pun pilihannya sendiri
Haa ha..
lucu sekali negeri ini
Hss.. Ini
hanya puisi.
Jangan
bilang siapa-siapa
Nama negerinya: Indonesia
* Puisi ini dibacakan pada Malam Sastra Bersama Helvy Tiana Rosa
Ledakan yang indah!
BalasHapusSaya kira negeri satu mimpi :D ujungnya disebut juga nama negeri :D
BalasHapus