Rakyat Aceh Merayakan Hari 'Asyura dengan Memasak Bubur Kanji
Setiap Rasul tentunya memiliki tantangan masing-masing yang cukup besar dalam menyampaikan risalah kepada ummatnya. Tidak terkecuali, semua mengalami perjuangan yang sangat berat. Salah satu di antaranya adalah sebagaimana yang dialami oleh nabiyullah Nuh 'alaihi salam.
“Gila!”
Demikianlah tuduhan yang dilontarkan oleh kaumnya kepada nabi Nuh 'alaihi salam. Betapa tidak, mereka sama sekali heran dengan apa yang dilakukan oleh seseorang nabi. Mereka menganggap itu sebuah kekonyolan. Sedangkan Nabi Nuh mengakui itu adalah perintah Tuhan. Nabi Nuh memahat kayu-kayu besar, membuatkan sebuah bahtera yang cukup besar, di suatu tempat di puncak gunung. Ia berujar bahwa banjir bandang akan terjadi. Banjir yang akan menenggelamkan seisi bumi.
Pada waktu yang telah ditetapkan, Terjadilah! Allah mengguyurkan hujan lebat, seluruh permukaan bumi tertutup dengan air, hingga puncak gunung sekalian. Hanya para beriman yang ikut bersamanya dalam bahtera tersebut yang selamat, beserta beberapa jenis hewan dan tetumbuhan.
![]() |
Ilustrasi bahtera nabi nuh, by: wonders4u |
Diberitakan bahwa, setelah enam bulan lamanya banjir melanda, barulah bahtera nabi Nuh kembali berlabuh di Bukit Juudi, peristiwa itu terjadi di hari 10 Muharram.
Setiba di daratan, nabi Nuh bertanya “Adakah bahan makanan yang tersisa?”
Mereka menjawab ”Masih ada, wahai nabiyullah”.
“Himpunkan apa yang kamu miliki daripada makanan yang lebih-lebih”. Maka, dibawalah satu genggam daripada kacang Baqila’ yaitu kacang ful dan satu genggam kacang Adas, Ba’ruz, hinthoh dan tepung sehingga menjadi tujuh bagai biji-bijian yang dapat dimasak. Maka berkata Nabi Nuh 'alaihi salam: “Masaklah sekaliannya, karena kamu sudah mendapat kesenangan, sekarang”.
Hingga saat ini, di Aceh Besar masih digalakkan budaya memasak bubur kanji ’Asyura. Beberapa warga berkumpul di sebuah padang terbuka, membawa bahan-bahan untuk membuat bubur, dikumpulkan dan dimasak bersama-sama. Kemudian dibagikan kepada anak-anak. Sebahagian disisakan untuk orang-orang yang berpuasa.
Saat di Dayah, saya juga sering menikmati bubur kanji 'Asyura yang dimasak oleh warga sekitar. Mereka mengantarkannya ke Dayah dalam jumlah yang banyak. Biasanya, karena siang hari semua orang berpuasa, kami diminta membawa wadah masing-masing ke balai depan, untuk mengambil bagian. Malamnya, seusai shalat isya, kami menikmatinya bersama-sama di bilek.
![]() |
Kanji 'asyura |
Bahan untuk membuat bubur kanji ini sederhana, hanya terdiri dari: Beras, jagung, ketela, ubi, pisang, kacang tanah, kacang hijau, kacang merah, nangka yang sudah masak, daun pandan wangi, santan, gula, dan garam.
Ketela, ubi dan pisang dipotong ukuran dadu atau sedikit lebih besar dari itu, kemudian dicampurkan dengan semua bahan tadi dalam sebuah wajan besar. Takaran manis dan kentalnya bisa di sesuaikan dengan selera. Jika ingin lebih kental, boleh menambahkan sedikit beureune (sagu kering.) Hmm.. rasanya, luar biasa!
Aceh adalah wilayah yang kental dengan nilai-nilai agama. Adat dan budaya yang disajikan selalu disesuaikan dengan norma islam. Menghadirkan ruh (kesadarah akan hubungannya dengan Allah) agar setiap perbuatan bernilai ibadah. Kanji 'Asyura pun demikian. Selain sebagai nilai historis, juga bertujuan untuk menyediakan makanan bagi kaum muslimin yang berpuasa 'Asyura.
Puasa ’Asyura dan Tasu’a adalah ibadah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah. Tasu’a berasal dari bahasa arab (tis’a) yang artinya sembilah. Dan ’Asyura berasal dari kata (’asyar) yang berarti sepuluh. Dengan demikian, Tasu'a dan 'Asyura adalah Puasa pada tanggal 9 dan 10 Muharam.
Abul-Laits Asssamarqandi meriwayatkan dengan sanadnya dari Ibnu Abbas r.a berkata: “Nabi SAW bersabda, yang bermaksud: “Barangsiapa yang berpuasa pada hari 'Asyura (yakni 10 Muharram), maka Allah SWT akan memberikan kepadanya pahala 10,000 malaikat; dan barangsiapa yang puasa pada hari 'Asyura, maka akan diberikan pahala 10,000 orang Haji dan Umrah, dan 10,000 orang mati syahid; dan siapa yang mengusap kepala anak yatim pada hari Asyura, maka Allah SWT akan menaikkannya satu derajat. Dan barangsiapa yang memberi buka puasa orang mukmin yang berpuasa pada hari 'Asyura, maka seolah-olah memberi buka puasa semua umat Muhammad SAW dan mengenyangkan perut mereka.”(Wallahu a'lam)
Bagaimana? Pernah mengalami pengalaman yang sama, mengenai selebrasi 'Asyura di tempat kalian?
Kalau berbahan campuran madu, sepertinya jarang sekali ada di Aceh, Mas. Tapi, kalau makanan berbahan campuran Asam Sunti,banyak sekali. Hehehe
BalasHapus