Loyalitas Tukang dalam Membangun Rumah Kita
![]() |
Lambaed, 15 Nopember 2015 |
Dua orang di atas atap itu adalah rekan saya. Sudah sebulan
belakangan kami kerja sama. Tadi hari terakhir mereka bekerja untukku. Sebelum semuanya usai, aku
ingin mengabadikan satu moment dari apa yang mereka lakukan untukku. Aku akan menulis
tentang mereka dalam postingan yang anda baca sekarang.
Mereka berdua adalah tukang yang mengerjakan
atap rumah yang sedang kubangun. Keduanya partner yang serasi. Secara umur
memang tidak berimbang. Salah seorang sudah paruh baya, sedangkan satunya lagi
baru kepala tiga. Pun demikian, tidak ada yang terkendala dalam kerja. Keduanya
saling memahami dan melengkapi masing-masing. Sesekali ada yang tak sepaham, namun karena
mereka mampu berbincang secara dingin, kesepakatan pun dicapai tanpa menepikan
ide masing-masing.
Mereka dua orang yang bijak. Meski latar belakang pendidikan mereka
hanya Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan Pertama, tapi pemikirannya tak kalah
dari orang yang mengenyam pendidikan di Perguruan Tinggi. Penuh pertimbangan
dan ketelitian dalam bertindak.
Aku belajar banyak hal. Tentang
kedisiplinan, mereka selalu datang lebih awal, bahkan sebelum aku berangkat
kerja mereka sudah tiba di rumahku. Aku kerap kena sindirian. Malu juga sih
kadang-kadang, meskipun jam kerjaku memang lebih telat mulainya.
Tentang kerapian dan prinsip. Kadang,
saat berbelanja barang, aku tidak perhatian dengan kesesuaian barang yang
diberikan toko bangunan dengan apa yang kuminta. Aku manalah mengerti hal begituan.
Tak ayal dikelabui. Tukang ini selalu detail. Pernah, aku membeli enam kotak
paku seng ulir, ternyata yang dikasih paku seng biaya. Tukang segera memintaku
untuk menukarnya. Pernah juga, karena tidak cukup tiga lembar rabung, aku
membelinya. Rabung yang aku beli ternyata bukan Brand Emeral seperti yang sebelumnya,
namun harganya sama. Segera aku juga harus menukarnya.
Saat aku ridha dengan apa saja yang
terjadi, beliau justru memberikan semangat untuk mengupayakan yang terbaik. Aku
menuai banyak semangat dari mereka. Kepedulian dan perhatian mereka bak kasih
sayang keluarga.
Hari ini atap sudah rampung, tinggal plastel dinding dan pengerasan lantai, pasang daun pintu dan jendela, cat, bla.. bla.. bla. Ah, ternyata masih banyak sekali tahapan yang harus kulalui. Aku harus tetap semangat.
Bersyukurlah! Setiap orang yang kita
upah sejatinya adalah rekan kerja. Mereka memberikan banyak jasa kepada kita.
Tidak ada hebatnya uang yang kita beri bila dibandingkan keringat mereka. Maka
jangan pernah menganggap orang lain rendah. Sekalipun mereka pekerja bangunan.
Mereka yang membangun hunian kita, sehingga kita terlindungi dari terik hujan.
0 Response to "Loyalitas Tukang dalam Membangun Rumah Kita"
Posting Komentar