tag:blogger.com,1999:blog-57397919148540673752024-03-13T05:24:03.056-07:00Aini AzizCatatan Perspektif Anak DesaAini Azizhttp://www.blogger.com/profile/01042815447983235778noreply@blogger.comBlogger154125tag:blogger.com,1999:blog-5739791914854067375.post-24970433328075360112023-11-19T18:35:00.000-08:002023-11-19T18:35:40.527-08:00ASUS Zenbook 14 OLED (UM3402), Standar Baru Laptop Ultra-Portable Modern<p> <span style="text-align: justify;">Aku mau </span><i style="text-align: justify;">spill</i><span style="text-align: justify;"> nih, mengenai Zenbook 14 OLED (UM3402), laptop ultra-portable yang ditenagai oleh prosesor AMD Ryzen 5000 Series. Tidak hanya itu, Zenbook 14 OLED (UM3402) juga telah berevolusi dan kini tampil dengan desain yang lebih ringkas, ringan, serta berkelas dibandingkan dengan pendahulunya. Ia merupakan standar untuk laptop ultra-portable modern. </span></p><p class="MsoNormalCxSpFirst" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">Zenbook 14 OLED hadir dengan desain yang tetap menggunakan konsep khas Zenbook. Look elegan, modern, dan tak lekang waktu. Warna Jade Black cukup elegan. Bagian belakang layarnya kini hadir dengan logo monogram “A” yang pertama kali diperkenalkan di Zenbook edisi 30th Anniversary. Logo tersebut diukir secara presisi pada bodi laptop yang berbahan aluminium yang sangat ringan namun tetap tangguh. Sementara desain yang telah lama menjadi ciri khas Zenbook, yaitu Spun Metal Finish, dapat ditemukan di bagian engsel laptop ini.</p><p class="MsoNormalCxSpFirst" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br /></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiV6yJcbXkoduVDagq41v40chXmLyVlDmXp2nroU6aCx_CPnf7NMVTBJLlAHuMaNgW73Yj3YRDjUyn8NyUh3wh8oXOvcSdU4SkdotEA-LmZIi8qkgDeSa-Ous9at6fn8Pngu8Ic_QV3rP9Xiwn8v_RNuPJNjdboKCGpp9aVU4ZJlx6DsqJmCNshqNrD/s1920/UM3402.png" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1084" data-original-width="1920" height="226" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiV6yJcbXkoduVDagq41v40chXmLyVlDmXp2nroU6aCx_CPnf7NMVTBJLlAHuMaNgW73Yj3YRDjUyn8NyUh3wh8oXOvcSdU4SkdotEA-LmZIi8qkgDeSa-Ous9at6fn8Pngu8Ic_QV3rP9Xiwn8v_RNuPJNjdboKCGpp9aVU4ZJlx6DsqJmCNshqNrD/w400-h226/UM3402.png" width="400" /></a></div><p class="MsoNormalCxSpFirst" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br /></p><div style="text-align: justify;"><div><div>Laptop ASUS hadir dengan dilengkapi dengan Windows 11 Home. Ketika pekerjaan menumpuk, laptop ASUS dengan Windows 11 siap membantu Anda menyelesaikannya. Laptop ASUS dengan Windows 11 yang lebih nyaman di mata, memungkinkan Anda mengekspresikan diri dan cara kerja terbaik Anda. Dan tidak hanya Windows 11 asli, tersedia juga genuine Microsoft Office 2021 untuk menunjang aktivitas kamu sepanjang hari.</div><div><b><br /></b></div><div><b>Dilengkapi Office Pre-Installed </b></div><div><br /></div><div>Istimewanya lagi, kamu bisa menikmati semua manfaat dengan PC yang lengkap – PC sudah termasuk Office Home & Student 2021. Aplikasi Office versi lengkap (Word, Excel dan PowerPoint) memberikan semua fungsi yang dibutuhkan dan diharapkan oleh siapa saja yang menggunakannya. </div><div> </div><div>Penggunaan aplikasi Office seumur hidup dapat memastikanmu untuk selalu memiliki akses ke fitur yang kamu kenal dan sukai. Dilengkapi dengan 100% aplikasi Office asli, software juga akan terus mendapatkan pembaruan keamanan yang rutin untuk melindungi perangkat, program dan datamu. </div></div><div><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3Da05vV-uhhb21fGD3da1qq58vahoSBnMLoqp59B6iI_5toxt-EsWjPyO5kMG90jyNxfy0X1BEw6itaAAXDJOfPEqYPkkvhxpdshLQnPm-gIntH6JpaV7jfevVujlZK8XXDgpAriv1Yyp0LYD4Gm6ct0S-pTnNVqGpOoLUxyQZOTnrOxRv3-7Qzd0/s4032/20231111_171712.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="3024" data-original-width="4032" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3Da05vV-uhhb21fGD3da1qq58vahoSBnMLoqp59B6iI_5toxt-EsWjPyO5kMG90jyNxfy0X1BEw6itaAAXDJOfPEqYPkkvhxpdshLQnPm-gIntH6JpaV7jfevVujlZK8XXDgpAriv1Yyp0LYD4Gm6ct0S-pTnNVqGpOoLUxyQZOTnrOxRv3-7Qzd0/s320/20231111_171712.jpg" width="320" /></a></div><br /><div><br /></div><div>Mau tahu seri produk ASUS Zenbook 14 OLED, model apa saja yang tersedia dan apa yang menjadi pembeda model yang bersangkutan dengan tipe lainnya? Yuk kita bahas supaya kamu tidak salah memilih.</div><div><br /></div><div><div><b>Desain yang Lebih Berkelas</b></div><div><b><br /></b></div><div>Zenbook 14 OLED (UM3402) tidak hanya tampil elegan dan mewah, tetapi juga dibekali fitur-fitur yang dapat mempermudah penggunanya seperti 180° ErgoLift Hinge. Fitur tersebut membantu pengguna untuk dapat mengetik dengan lebih nyaman. Sementara fitur lain seperti NumberPad 2.0 bisa membantu pengguna untuk melakukan input angka secara lebih cepat, dan sensor pembaca sidik jari yang terintegrasi dengan tombol power membuat proses login menjadi lebih cepat dan mudah.</div><div><br /></div><div>Zenbook 14 OLED (UM3402) juga merupakan perangkat yang andal untuk menunjang aktivitas sehari-hari seperti halnya online conference call atau video call. Teknologi 3DNR pada kamera di Zenbook 14 OLED (UM3402) memungkinkan penggunanya untuk tetap dapat melakukan video conference dalam kondisi yang minim cahaya dengan noise yang minim. Ditambah dengan teknologi ASUS AI Noise-Cancelling, pengguna Zenbook 14 OLED (UM3402) tidak perlu khawatir dengan suara bising di sekitarnya saat melakukan online conference call.</div></div><div><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjp3Hg1JeQSRAVjbQwljV43FI5D3YhSbDxnyelslEMcXNZos_UoTmdq0MadGg1hvkLrhkVYRe3k3A_tquUBIuytMbQRFYPdnTlFdilZBLL-EaK-5NLd9Hvty3zpmOetjUkOmqJTeUdaA1H5UPkU1PFDzYtOkxaEi4oL0wngwT5-P5zeZESWzckt66sM/s4032/20231111_171307.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="3024" data-original-width="4032" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjp3Hg1JeQSRAVjbQwljV43FI5D3YhSbDxnyelslEMcXNZos_UoTmdq0MadGg1hvkLrhkVYRe3k3A_tquUBIuytMbQRFYPdnTlFdilZBLL-EaK-5NLd9Hvty3zpmOetjUkOmqJTeUdaA1H5UPkU1PFDzYtOkxaEi4oL0wngwT5-P5zeZESWzckt66sM/w400-h300/20231111_171307.jpg" width="400" /></a></div><br /><div><br /></div><div><div>Selain itu, ASUS juga memperkenalkan teknologi ErgoSense Keyboard yang hadir untuk membuat pengalaman mengetik di Zenbook 14 OLED (UXM402) menjadi sempurna. ErgoSense Keyboard menggabungkan desain keyboard full-size dengan key pitch 19,05mm dan key travel sejauh 1,4mm sehingga dapat menghadirkan pengalaman mengetik layaknya menggunakan keyboard PC desktop dengan tingkat akurasi dan kenyamanan yang tinggi. ErgoSense Keyboard juga ditemani dengan touchpad yang dilapisi oleh lapisan hydrophobic yang membuat permukaannya memiliki sentuhan yang lebih halus dan memudahkan pengguna Zenbook 14 OLED (UM3402) untuk menggunakan berbagai gesture.</div><div><br /></div><div><b>ASUS OLED Manjakan Pengguna</b></div><div><br /></div><div>Sebagai produsen laptop dengan layar OLED nomor satu di dunia, ASUS berkomitmen menghadirkan teknologi layar ASUS OLED ke seluruh jajaran Zenbook di tahun 2022 ini. Layar ASUS OLED di Zenbook 14 OLED (UM3402) sendiri menggunakan resolusi 2,8K (16:10) dan telah dilengkapi dengan beragam fitur, teknologi serta inovasi sehingga menghasilkan layar yang mampu menampilkan visual dengan warna yang sangat kaya, akurat, dan tidak merusak kesehatan mata. Ditambah lagi rasio layarnya dapat menghadirkan ruang kerja lebih luas sehingga penggunanya dapat beraktivitas secara lebih produktif.</div><div><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRUPdO0Of9aKvAyFYvlR9alV5A1HoRjcf20kF7-nqPgsGUyB7dOOrGq74RFhRyjmlroGEHEFsypjPeczn4Teptrl7dDErh3iFPHoVdLJrwLu1z8ba_SRDmy_uRTKpzOCfqgQZsCEyxiw-2J-ILyPaxuvKsXya_kxtYpRxaWh5420X1L9ZSl5Yq3jRp/s2363/aasus.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1576" data-original-width="2363" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRUPdO0Of9aKvAyFYvlR9alV5A1HoRjcf20kF7-nqPgsGUyB7dOOrGq74RFhRyjmlroGEHEFsypjPeczn4Teptrl7dDErh3iFPHoVdLJrwLu1z8ba_SRDmy_uRTKpzOCfqgQZsCEyxiw-2J-ILyPaxuvKsXya_kxtYpRxaWh5420X1L9ZSl5Yq3jRp/w400-h266/aasus.jpg" width="400" /></a></div><br /><div><br /></div><div>Setiap laptop yang menggunakan layar ASUS OLED telah dijamin mampu menghasilkan kualitas visual dengan warna yang sangat kaya dan akurat. Tidak tanggung-tanggung, ASUS OLED memiliki color gamut 100% DCI-P3 dan telah mengantongi sertifikasi PANTONE Validated Display. ASUS OLED juga mendukung teknologi HDR dan telah tersertifikasi VESA DisplayHDR True Black. Singkatnya, layar ASUS OLED diciptakan berdasarkan standar kebutuhan industri kreatif. Dengan demikian, semua konten yang ditampilkan oleh ASUS OLED dijamin akurat sesuai dengan apa yang ingin ditampilkan oleh sang pembuat konten.</div></div><div><br /></div><div><div>ASUS OLED juga dibekali fitur bernama Eye Care. Fitur tersebut memungkinkan spektrum cahaya biru yang berbahaya untuk mata dikurangi secara drastis tanpa mengorbankan kualitas visual. Inovasi tersebut membuat ASUS OLED dapat mengurangi paparan radiasi sinar biru yang berbahaya untuk kesehatan mata dalam jangka panjang. ASUS OLED juga telah mengantongi sertifikasi dari TÜV Rheinland untuk low-blue light dan anti-flicker.</div><div><br /></div><div><b>Ringkas dengan Performa Andal</b></div><div><br /></div><div>Zenbook 14 OLED (UM3402) didesain sebagai laptop ultra-portable yang sempurna dan mudah serta nyaman untuk dibawa bepergian. Hal tersebut dibuktikan langsung melalui bobotnya yang hanya 1,39Kg serta memiliki ketebalan hanya 16,9mm. Meski sangat ringkas dan ringan, Zenbook 14 OLED (UM3402) tetap tampil dengan port yang lengkap. Port yang ada di laptop ini terdiri dari USB 3.2 Type-A, HDMI, 3.5mm combo audio jack, serta sebuah SD card reader. Di samping itu, Zenbook 14 OLED (UM3402) juga dibekali dengan dua port USB 3.2 Type-C yang mendukung fitur DisplayPort serta power delivery sehingga penggunanya tidak lagi membutuhkan dongle.</div></div><div><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrIgWw9AnJSU8yR2qQJaRZhZqGwd8ltA1PCsOO3bpL-CVC-u0xj7RCTGnvA0kfMZDov2l8x96YT28CtXynEVtWwOc2dtQvLNPZs0VC1sSs8PP4B8O_6ah7eV_Itjv1zC61fDPXg9bYEF7Gu5ygWAQSvVI23T3DuobrFoF5lxIR7ujz1IScmqTWm8WF/s2363/asuss.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1576" data-original-width="2363" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrIgWw9AnJSU8yR2qQJaRZhZqGwd8ltA1PCsOO3bpL-CVC-u0xj7RCTGnvA0kfMZDov2l8x96YT28CtXynEVtWwOc2dtQvLNPZs0VC1sSs8PP4B8O_6ah7eV_Itjv1zC61fDPXg9bYEF7Gu5ygWAQSvVI23T3DuobrFoF5lxIR7ujz1IScmqTWm8WF/w400-h266/asuss.jpg" width="400" /></a></div><br /><div><br /></div><div><div>Selain konektivitas melalui port, Zenbook 14 OLED (UM3402) juga dibekali dengan konektivitas nirkabel berteknologi terbaru, salah satunya adalah WiFi 6E yang memungkinkan laptop ini untuk terhubung ke jaringan WiFi 6GHz yang lebih kencang. Selain itu, Zenbook 14 OLED (UM3402) tetap dibekali dengan Bluetooth 5 yang dapat mempermudah penggunanya untuk menghubungkan berbagai perangkat mulai dari mouse hingga headphone nirkabel.</div><div><br /></div><div><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAkduOgtk9RJj6JdyM0FGfwG30ILH5Qa1HqqV7Lw2nJJF90fET36oS7Xb-QVZQm2NXJqvn2EjJ1EULYrEu74QZZT1cEuXHM7tu1vLQ0DlRKAf0B35YlMg7RwXVdii4LtlyQBmQwC4oyxTQXtq8B12IRoi9Ojk3bNUBcGOC1sTUNq67r_FLyLKon7K_/s4032/20231111_171942.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="3024" data-original-width="4032" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAkduOgtk9RJj6JdyM0FGfwG30ILH5Qa1HqqV7Lw2nJJF90fET36oS7Xb-QVZQm2NXJqvn2EjJ1EULYrEu74QZZT1cEuXHM7tu1vLQ0DlRKAf0B35YlMg7RwXVdii4LtlyQBmQwC4oyxTQXtq8B12IRoi9Ojk3bNUBcGOC1sTUNq67r_FLyLKon7K_/w400-h300/20231111_171942.jpg" width="400" /></a></div><br /><div><br /></div><div>Meski ringkas, Zenbook 14 OLED (UM3402) tetap mampu tampil dengan performa komputasi yang dapat diandalkan. Ditenagai oleh prosesor AMD Ryzen™ 5 5625U yang menggunakan konfigurasi 6 core dan 8 thread serta dibekali chip grafis terintegrasi AMD Radeon™ Graphics, Zenbook 14 OLED (UM3402) dipastikan dapat memenuhi kebutuhan penggunanya sebagai mesin penunjang produktivitas sehari-hari yang sangat portabel. Tidak hanya itu, berkat efisiensi daya prosesor yang digunakan serta dukungan baterai 75Wh, Zenbook 14 OLED (UM3402) mampu bertahan hingga lebih dari 9 jam penggunaan berdasarkan uji baterai menggunakan PCMark 10 Battery Benchmark pada mode Modern Office.</div></div><div><br /></div><div>Nah, ini nih, sekalian aku lengkapi informasi mengenai speknya, ya.. </div><div><br /></div><div><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="border-collapse: collapse; mso-padding-alt: 0cm 0cm 0cm 0cm; mso-yfti-tbllook: 1184; width: 623px;">
<tbody><tr style="height: 13.9pt; mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0;">
<td style="border-bottom: solid #7F7F7F 1.5pt; border: none; height: 13.9pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-bottom-themetint: 128; padding: 3.6pt 3.6pt 3.6pt 3.6pt; width: 108.0pt;" width="144"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: 游明朝; mso-fareast-language: JA; mso-fareast-theme-font: minor-fareast; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"><br clear="all" style="page-break-before: always;" />
</span>
<p class="MsoNormalCxSpFirst" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto;">M<b><span lang="IN">ain Spec.<o:p></o:p></span></b></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid #7F7F7F 1.5pt; border: none; height: 13.9pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-bottom-themetint: 128; padding: 3.6pt 3.6pt 3.6pt 3.6pt; width: 359.1pt;" width="479">
<p class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto;">Zenbook 14 OLED (UM3402)<span lang="IN"><o:p></o:p></span></p>
</td>
</tr>
<tr style="height: 13.9pt; mso-yfti-irow: 1;">
<td style="border-bottom: solid #7F7F7F 1.5pt; border: none; height: 13.9pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-bottom-themetint: 128; padding: 3.6pt 3.6pt 3.6pt 3.6pt; width: 108.0pt;" width="144">
<p class="MsoNormalCxSpLast" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto;"><b><span lang="IN">CPU<o:p></o:p></span></b></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid #7F7F7F 1.5pt; border: none; height: 13.9pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-bottom-themetint: 128; padding: 3.6pt 3.6pt 3.6pt 3.6pt; width: 359.1pt;" width="479">
<p class="Default"><b><span style="color: windowtext; font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">AMD Ryzen™ 5 5625U Mobile Processor<o:p></o:p></span></b></p>
<p class="Default"><b><span style="color: windowtext; font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">(6-core/12-thread, 16MB cache, up to 4.3 GHz max boost)<o:p></o:p></span></b></p>
</td>
</tr>
<tr style="height: 1.15pt; mso-yfti-irow: 2;">
<td style="border-bottom: solid #7F7F7F 1.5pt; border: none; height: 1.15pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-bottom-themetint: 128; padding: 3.6pt 3.6pt 3.6pt 3.6pt; width: 108.0pt;" width="144">
<p class="MsoNormalCxSpLast" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto;"><span lang="IN">Operating System<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid #7F7F7F 1.5pt; border: none; height: 1.15pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-bottom-themetint: 128; padding: 3.6pt 3.6pt 3.6pt 3.6pt; width: 359.1pt;" width="479">
<p class="Default"><span lang="IN" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;">Windows 1</span><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;">1 Home<o:p></o:p></span></p>
</td>
</tr>
<tr style="height: 13.9pt; mso-yfti-irow: 3;">
<td style="border-bottom: solid #7F7F7F 1.5pt; border: none; height: 13.9pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-bottom-themetint: 128; padding: 3.6pt 3.6pt 3.6pt 3.6pt; width: 108.0pt;" width="144">
<p class="MsoNormalCxSpLast" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto;"><span lang="IN">Memory<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid #7F7F7F 1.5pt; border: none; height: 13.9pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-bottom-themetint: 128; padding: 3.6pt 3.6pt 3.6pt 3.6pt; width: 359.1pt;" width="479">
<p class="Default" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><b><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-style: italic; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;">8GB LPDDR5<o:p></o:p></span></b></p>
</td>
</tr>
<tr style="height: 13.9pt; mso-yfti-irow: 4;">
<td style="border-bottom: solid #7F7F7F 1.5pt; border: none; height: 13.9pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-bottom-themetint: 128; padding: 3.6pt 3.6pt 3.6pt 3.6pt; width: 108.0pt;" width="144">
<p class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto;"><span lang="IN">Storage<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid #7F7F7F 1.5pt; border: none; height: 13.9pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-bottom-themetint: 128; padding: 3.6pt 3.6pt 3.6pt 3.6pt; width: 359.1pt;" width="479">
<p class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto;"><span lang="IN">512GB M.2 NVMe™ PCIe® </span>4<span lang="IN">.0 </span>Performance <span lang="IN">SSD<o:p></o:p></span></p>
</td>
</tr>
<tr style="height: 13.9pt; mso-yfti-irow: 5;">
<td style="border-bottom: solid #7F7F7F 1.5pt; border: none; height: 13.9pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-bottom-themetint: 128; padding: 3.6pt 3.6pt 3.6pt 3.6pt; width: 108.0pt;" width="144">
<p class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto;"><span lang="IN">Display<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid #7F7F7F 1.5pt; border: none; height: 13.9pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-bottom-themetint: 128; padding: 3.6pt 3.6pt 3.6pt 3.6pt; width: 359.1pt;" width="479">
<p class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto;">14-inch, 2.8K (2880 x 1800) 16:10, ASUS OLED, 90Hz 0.2ms,
550nits,<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto;">DCI-P3 100%, Pantone Validated, VESA HDR True Black<span lang="EN-ID"><o:p></o:p></span></p>
</td>
</tr>
<tr style="height: 13.9pt; mso-yfti-irow: 6;">
<td style="border-bottom: solid #7F7F7F 1.5pt; border: none; height: 13.9pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-bottom-themetint: 128; padding: 3.6pt 3.6pt 3.6pt 3.6pt; width: 108.0pt;" width="144">
<p class="MsoNormalCxSpLast" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto;"><span lang="IN">Graphics<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid #7F7F7F 1.5pt; border: none; height: 13.9pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-bottom-themetint: 128; padding: 3.6pt 3.6pt 3.6pt 3.6pt; width: 359.1pt;" width="479">
<p class="Default" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><b><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-style: italic; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;">AMD Radeon™ Graphics<o:p></o:p></span></b></p>
</td>
</tr>
<tr style="height: 1.15pt; mso-yfti-irow: 7;">
<td style="border-bottom: solid #7F7F7F 1.5pt; border: none; height: 1.15pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-bottom-themetint: 128; padding: 3.6pt 3.6pt 3.6pt 3.6pt; width: 108.0pt;" width="144">
<p class="MsoNormalCxSpLast" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto;"><span lang="IN">Input/Output<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid #7F7F7F 1.5pt; border: none; height: 1.15pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-bottom-themetint: 128; padding: 3.6pt 3.6pt 3.6pt 3.6pt; width: 359.1pt;" width="479">
<p class="Default" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin; mso-no-proof: yes;">1x USB 3.2 Gen 2 Type-A, 2x Thunderbolt™ 4 supports display
+ power delivery, 1x HDMI 2.0b, 1x 3.5mm Combo Audio Jack, Micro SD
card reader<o:p></o:p></span></p>
</td>
</tr>
<tr style="height: 13.9pt; mso-yfti-irow: 8;">
<td style="border-bottom: solid #7F7F7F 1.5pt; border: none; height: 13.9pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-bottom-themetint: 128; padding: 3.6pt 3.6pt 3.6pt 3.6pt; width: 108.0pt;" width="144">
<p class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto;"><span lang="IN">Connectivity<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid #7F7F7F 1.5pt; border: none; height: 13.9pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-bottom-themetint: 128; padding: 3.6pt 3.6pt 3.6pt 3.6pt; width: 359.1pt;" width="479">
<p class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto;"><span lang="IN">Wi-Fi 6</span>E <span lang="IN">(802.11ax) (Dual band) 2*2 + Bluetooth 5<o:p></o:p></span></p>
</td>
</tr>
<tr style="height: 13.9pt; mso-yfti-irow: 9;">
<td style="border-bottom: solid #7F7F7F 1.5pt; border: none; height: 13.9pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-bottom-themetint: 128; padding: 3.6pt 3.6pt 3.6pt 3.6pt; width: 108.0pt;" width="144">
<p class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto;">Camera<o:p></o:p></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid #7F7F7F 1.5pt; border: none; height: 13.9pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-bottom-themetint: 128; padding: 3.6pt 3.6pt 3.6pt 3.6pt; width: 359.1pt;" width="479">
<p class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto;">Up to <span lang="IN">1080p FHD camera<o:p></o:p></span></p>
</td>
</tr>
<tr style="height: 13.9pt; mso-yfti-irow: 10;">
<td style="border-bottom: solid #7F7F7F 1.5pt; border: none; height: 13.9pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-bottom-themetint: 128; padding: 3.6pt 3.6pt 3.6pt 3.6pt; width: 108.0pt;" width="144">
<p class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto;"><span lang="IN">Audio<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid #7F7F7F 1.5pt; border: none; height: 13.9pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-bottom-themetint: 128; padding: 3.6pt 3.6pt 3.6pt 3.6pt; width: 359.1pt;" width="479">
<p class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto;">Smart Amp Technology, Built-in speaker, Built-in
microphone, harman/kardon certified<o:p></o:p></p>
</td>
</tr>
<tr style="height: 13.9pt; mso-yfti-irow: 11;">
<td style="border-bottom: solid #7F7F7F 1.5pt; border: none; height: 13.9pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-bottom-themetint: 128; padding: 3.6pt 3.6pt 3.6pt 3.6pt; width: 108.0pt;" width="144">
<p class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto;"><span lang="IN">Battery<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid #7F7F7F 1.5pt; border: none; height: 13.9pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-bottom-themetint: 128; padding: 3.6pt 3.6pt 3.6pt 3.6pt; width: 359.1pt;" width="479">
<p class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto;"><span lang="IN">75W</span>h<span lang="IN">, 2S2P, 4-cell Li-ion</span><o:p></o:p></p>
</td>
</tr>
<tr style="height: 13.9pt; mso-yfti-irow: 12;">
<td style="border-bottom: solid #7F7F7F 1.5pt; border: none; height: 13.9pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-bottom-themetint: 128; padding: 3.6pt 3.6pt 3.6pt 3.6pt; width: 108.0pt;" width="144">
<p class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto;"><span lang="IN">Dimension <o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid #7F7F7F 1.5pt; border: none; height: 13.9pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-bottom-themetint: 128; padding: 3.6pt 3.6pt 3.6pt 3.6pt; width: 359.1pt;" width="479">
<p class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto;"><span lang="IN">31.36 x 22.06 x 1.69 ~ 1.69
cm<o:p></o:p></span></p>
</td>
</tr>
<tr style="height: 13.9pt; mso-yfti-irow: 13;">
<td style="border-bottom: solid #7F7F7F 1.5pt; border: none; height: 13.9pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-bottom-themetint: 128; padding: 3.6pt 3.6pt 3.6pt 3.6pt; width: 108.0pt;" width="144">
<p class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto;"><span lang="IN">Weight<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid #7F7F7F 1.5pt; border: none; height: 13.9pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-bottom-themetint: 128; padding: 3.6pt 3.6pt 3.6pt 3.6pt; width: 359.1pt;" width="479">
<p class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto;">1.39 K<span lang="IN">g</span><b><o:p></o:p></b></p>
</td>
</tr>
<tr style="height: 13.9pt; mso-yfti-irow: 14;">
<td style="border-bottom: solid #7F7F7F 1.5pt; border: none; height: 13.9pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-bottom-themetint: 128; padding: 3.6pt 3.6pt 3.6pt 3.6pt; width: 108.0pt;" width="144">
<p class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto;"><span lang="IN">Colors<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid #7F7F7F 1.5pt; border: none; height: 13.9pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-bottom-themetint: 128; padding: 3.6pt 3.6pt 3.6pt 3.6pt; width: 359.1pt;" width="479">
<p class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto;">Jade Black<o:p></o:p></p>
</td>
</tr>
<tr style="height: 13.9pt; mso-yfti-irow: 15;">
<td style="border-bottom: solid #7F7F7F 1.5pt; border: none; height: 13.9pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-bottom-themetint: 128; padding: 3.6pt 3.6pt 3.6pt 3.6pt; width: 108.0pt;" width="144">
<p class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto;"><span lang="IN">Price<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid #7F7F7F 1.5pt; border: none; height: 13.9pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-bottom-themetint: 128; padding: 3.6pt 3.6pt 3.6pt 3.6pt; width: 359.1pt;" width="479">
<p class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto;">Rp11.999.000<o:p></o:p></p>
</td>
</tr>
<tr style="height: 13.9pt; mso-yfti-irow: 16; mso-yfti-lastrow: yes;">
<td style="border-bottom: solid #7F7F7F 1.5pt; border: none; height: 13.9pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-bottom-themetint: 128; padding: 3.6pt 3.6pt 3.6pt 3.6pt; width: 108.0pt;" width="144">
<p class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto;"><span lang="IN">Warranty<o:p></o:p></span></p>
</td>
<td style="border-bottom: solid #7F7F7F 1.5pt; border: none; height: 13.9pt; mso-border-bottom-themecolor: text1; mso-border-bottom-themetint: 128; padding: 3.6pt 3.6pt 3.6pt 3.6pt; width: 359.1pt;" width="479">
<p class="MsoNormalCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto;"><b><span lang="IN">2 tahun garansi global</span></b><b> dan 1 tahun ASUS VIP Perfect
Warranty</b><b><span lang="IN"><o:p></o:p></span></b></p>
</td>
</tr>
</tbody></table></div><div><br /></div><div><br /></div></div>Aini Azizhttp://www.blogger.com/profile/01042815447983235778noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5739791914854067375.post-47955048839834425332021-05-22T05:47:00.004-07:002021-05-22T05:47:52.207-07:00Mengenali dan Mengetahui Bagaimana Memilih Teether yang Tepat untuk Si Kecil<p><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; text-align: justify;">Masuk
usia 4-7 bulan si kecil sudah memasuki masa pertumbuhan pada giginya. Saat ini,
gusi pada bayi akan membengkak dan jalur tumbuhnya gigi akan terbuka sehingga
menyebabkan nyeri. Umumnya, untuk meredakan rasa nyeri ini bayi akan menggigit
sesuatu untuk meredakan rasa tidak nyaman di dalam mulutnya. </span><a href="https://drbrowns.id/products/pacifiers-teethers/" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;">Teether</span></a><span style="color: #0070c0; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; text-align: justify;"> </span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; text-align: justify;">adalah salah satu
solusi aman dan efektif yang disarankan.</span></p><p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-s4dfk5AJXPk/YKj2pR2yl1I/AAAAAAAADIE/E26CjI7aJt0TTDl_JLaQkvCZ9TE1qcp7QCLcBGAsYHQ/s1111/dr%2B%25283%2529.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1111" data-original-width="661" height="640" src="https://1.bp.blogspot.com/-s4dfk5AJXPk/YKj2pR2yl1I/AAAAAAAADIE/E26CjI7aJt0TTDl_JLaQkvCZ9TE1qcp7QCLcBGAsYHQ/w382-h640/dr%2B%25283%2529.jpeg" width="382" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><br /><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; text-align: justify;"><br /></span><p></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;"><o:p> </o:p></span></b><b><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;">Fitur Gigitan Bayi Dr
Brown’s</span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><a href="https://drbrowns.id/"><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;">Dr Brown’s</span></a><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;"> merupakan satu brand
yang khusus menyediakan berbagai keperluan si kecil yang membantu dalam masa
tumbuh kembangnya. Salah satunya adalah mainan yang digunakan saat gigi si
kecil mulai tumbuh ini. <span style="color: #0070c0;">Gigitan</span> dari Dr
Brown’s ini banyak direkomendasikan dan dipilih orang tua karena memiliki
berbagai kelebihan seperti: <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: 0cm;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;">Terbuat
dari Bahan 100% Silicone <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;">Mainan
untuk membantu meredakan nyeri saat tumbuh gigi dari Dr Brown’s ini terbuat
dari 100% <i style="mso-bidi-font-style: normal;">silicone</i> jadi lebih tahan
lama. Selain itu, material <i style="mso-bidi-font-style: normal;">silicone</i> ini
memiliki pori-pori yang sangat rapat. Dengan begitu tidak akan menjadi tempat
bersarang bakteri. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: 0cm;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;">BPA
Free <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;">Dr
Brown’s <span style="color: #0070c0;">teether </span>ini terbuat dengan BPA Free,
yaitu bahan sintetis yang biasanya digunakan pada berbagai produk plastik.
Karena bersifat BPA Free, maka mainan ini lebih aman untuk si kecil. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: 0cm;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;">Desain
Ergonomis <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;">Desain
dari mainan ini dibuat <i style="mso-bidi-font-style: normal;">ergonomis</i> yang
memungkinkan untuk menjangkau ke seluruh bagian mulut, bahkan hingga ke bagian
rahang belakang.<o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: 0cm;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;">Dilengkapi
dengan Motif <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="color: #0070c0; font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;">Gigitan bayi </span><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;">dari Dr Browns’s ini dibuat dengan memberikan motif yang
berfungsi untuk mengurangi rasa gatal serta nyeri pada gusi si kecil akibat
pertumbuhan dan pengembangan rahang. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: 0cm;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">5.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;">Tersedia
dalam Berbagai Karakter <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;">Tidak
hanya itu saja, mainan <span style="color: #0070c0;">gigitan </span>ini juga
dibuat dalam berbagai karakter dan varian yang bisa disesuaikan dengan
kebutuhan si kecil. Karakter yang lucu tentu membuat si kecil lebih <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><o:p></o:p></b></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;"><o:p> </o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;">Teether Dr Brown’s
Mengatasi Rasa Nyeri Tumbuh Gigi <o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;">Fungsi
utama dari <span style="color: #0070c0;">gigitan bayi </span>ini adalah untuk
mengurangi rasa nyeri yang sering dirasakan oleh si kecil, terutama saat masa
tumbuh gigi. Mainan ini dipilih karena lebih aman dan aman. Gigitan/<i style="mso-bidi-font-style: normal;">teether</i> dari Dr Brown’s ini dirancang
khusus oleh Dokter Gigi Spesialis Anak. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;">Dengan
produk dari Dr Brown’s ini akan membantu menenangkan anak saat proses
pertumbuhan giginya sudah dimulai. Rasa sakit akibat pengembangan rahang bisa
dikurangi dengan pendinginan, mengunyah dan tekanan dari alat ini. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;"><o:p> <span> </span><span> </span><span> </span><span> </span><span> </span><span> </span></o:p></span></b><a href="https://1.bp.blogspot.com/-r86Dl2juOPQ/YKj2vKvd6OI/AAAAAAAADIM/dh_7EMD_-1o9ugeeQOPbvK4bqTeS-gmQACLcBGAsYHQ/s1070/dr%2B%25284%2529.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="1070" data-original-width="643" height="640" src="https://1.bp.blogspot.com/-r86Dl2juOPQ/YKj2vKvd6OI/AAAAAAAADIM/dh_7EMD_-1o9ugeeQOPbvK4bqTeS-gmQACLcBGAsYHQ/w384-h640/dr%2B%25284%2529.jpeg" width="384" /></a></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;">Rangkaian Varian
Teether Dr Brown’s dan Kapan Dibutuhkannya <o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;">Saat
ini ada banyak <span style="color: #0070c0;">teether </span>dengan motif lucu
yang dijual di pasaran, namun belum tentu cocok dan menjamin fungsinya efektif
untuk si kecil. Karena itu, Dr Brown’s menciptakan rangkaian mainan yang bisa
digigit pada masa tumbuh gigi si kecil ini. Setiap varian pada rangkaian ini
memiliki fungsi yang berbeda-beda. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-list: l3 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: 0cm;"><!--[if !supportLists]--><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span></i><!--[endif]--><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;">Ergonomic Teether
Fleexes <o:p></o:p></span></i></p>
<p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;">Rangkaian
pertama <span style="color: #0070c0;">gigitan bayi </span>dari DR Brown’s ini
terbuat dari silicone yang bersifat fleksibel, lembut dan permukaannya berbeda
(halus & bergerigi). Fungsinya adalah untuk merangsang sensitivitas gusi
dan gigi. Selain itu juga berfungsi untuk melegakan rasa gatal yang sering terjadi
pada gusi. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;"><o:p> </o:p></span></i></p>
<p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-list: l3 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: 0cm;"><!--[if !supportLists]--><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span></i><!--[endif]--><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;">Transition Teether
Orthees <o:p></o:p></span></i></p>
<p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;">Varian
berikutnya ini memiliki fungsi untuk membersihkan sel gusi yang mati saat
proses tumbuh gigi. Jika tidak dibersihkan sel yang sudah mati ini bisa
menyebabkan infeksi sehingga berakhir menyebabkan demam. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;">Fungsi
lainnya adalah sebagai transisi dari penggunaan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">pacifier</i> atau empeng menuju <span style="color: #0070c0;">gigitan</span>.
Bahan pembuatnya <i style="mso-bidi-font-style: normal;">silicone</i> solid yang
bersifat relatif lebih keras namun tetap aman. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-list: l3 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: 0cm;"><!--[if !supportLists]--><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span></i><!--[endif]--><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;">Soothing Teether
Cooless <o:p></o:p></span></i></p>
<p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;">Varian
ini pada rangkaian Dr Brown’s <span style="color: #0070c0;">teether </span>berfungsi
untuk melegakan rasa nyeri yang timbul pada gusi ketika gigi tumbuh. Bahan
pembuatnya <i style="mso-bidi-font-style: normal;">silicone</i> lembut yang bisa
mempertahankan suhu tetap dingin saat dimasukkan ke dalam <i style="mso-bidi-font-style: normal;">freezer</i> atau kulkas. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-list: l3 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: 0cm;"><!--[if !supportLists]--><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span></i><!--[endif]--><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;">Massaging Teether
Ridgees <o:p></o:p></span></i></p>
<p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;">Varian
terakhir dari rangkaian <span style="color: #0070c0;">gigitan bayi </span>Dr
Brown’s ini berfungsi untuk meredakan nyeri saat gigi sudah mulai tumbuh. Ada
yang permukaannya agak keras ada yang lunak. Berbentuk jerapah yang lucu dan
unik. Tidak hanya lucu dan unik namun juga fungsional karena bisa menjangkau
hingga gigi bagian dalam. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;">Kapan Teether Bisa
Diberikan dan Berapa Lama Penggunaannya</span></b></p><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-WrQSOQGMle4/YKj2lKwxNhI/AAAAAAAADIA/sP5gKAKZh2o31OVuKp89hwDyUEo1j39EgCLcBGAsYHQ/s1147/dr%2B%25282%2529.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="1147" data-original-width="720" height="640" src="https://1.bp.blogspot.com/-WrQSOQGMle4/YKj2lKwxNhI/AAAAAAAADIA/sP5gKAKZh2o31OVuKp89hwDyUEo1j39EgCLcBGAsYHQ/w402-h640/dr%2B%25282%2529.jpeg" width="402" /></a></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;">Sekarang
Anda sudah tahu apa saja varian mainan <span style="color: #0070c0;">gigitan </span>dari
Dr Brown’s dan kapan digunakannya sesuai kebutuhan si kecil. Memberikan mainan
ini untuk si kecil pun tidak bisa dilakukan sembarangan. Ada batasan waktu
penggunaan dan batas usia kapan mainan ini boleh diberikan untuk si kecil. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;">Waktu
terbaik memberikan mainan <span style="color: #0070c0;">gigitan bayi </span>ini
kepada si kecil adalah saat ia sudah mengalami gejala tumbuh gigi. Gejala ini
biasanya dialami ketika bayi sudah berumur 4-6 bulan. Bisa lebih cepat atau
lebih lambat tergantung pada masa pertumbuhannya. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;">Sebagai
indikasi jika bayi sudah mulai masuk pada masa tumbuh gigi, ada beberapa gejala
yang sering dialami. Berikut beberapa gejalanya: <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: 0cm;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;">Gejala
yang paling sering terjadi adalah bayi mudah rewel dan menangis karena rasa
tidak nyaman yang dialaminya. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: 0cm;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;">Si
kecil jadi mudah ngeces dan mengeluarkan air liur banyak. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: 0cm;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;">Sering
memasukkan jari tangan ke dalam mulut dan suka menggigiti benda yang ada di
sekitarnya. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: 0cm;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;">Suka
terbangun saat malam hari dan sulit tidur karena gusinya gatal. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: 0cm;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;">Gusinya
membengkak bahkan tak jarang menyebabkan demam. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt;">Ketika
mengalami gejala tersebut, bunda sudah bisa mulai memberikan </span><span style="color: #0070c0; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt;">teether </span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt;">untuk membantu meredakan rasa tidak
nyamannya. Namun pemberiannya juga tidak boleh sepanjang waktu.</span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt;">Durasi
pemberian mainan </span><span style="color: #0070c0; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt;">gigitan </span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt;">ini normalnya
antara 10-15 menit. Jangan terlalu lama karena dikhawatirkan nantinya justru
membuat si kecil ketagihan dengan mainannya ini. Jadi setelah 10-15 menit bunda
bisa melepas dan membersihkannya. Lalu berikan lagi jika dirasa si kecil merasa
tidak nyaman.</span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;"><o:p> </o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;">Manfaat Lain dari
Teether <o:p></o:p></span></b></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;">Tidak
hanya berfungsi untuk melegakan rasa tidak nyaman dan nyeri saat masa
pertumbuhan gigi atau untuk gigit-gigit si kecil saja. Mainan gigitan bayi ini
juga memiliki manfaat lain, yaitu: <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;"><o:p> </o:p></span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; text-indent: 0cm;">a.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">
</span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt; text-indent: 0cm;">Perkembangan
Motorik</span></p>
<p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;">Saat
menggunakan mainan <span style="color: #0070c0;">gigitan </span>ini, si kecil
akan berusaha menggerakkan tangannya untuk memasukkan mainannya ke mulut. Pada
kegiatan inilah secara tidak langsung perkembangan motorik juga mulai dilatih.
Si kecil akan dilatih mengkoordinasikan otak, tangan dan mulutnya. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;"><o:p> </o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-list: l2 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: 0cm;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: Arial;"><span style="mso-list: Ignore;">b.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;">Sebagai
Persiapan untuk MPASI <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 10.0pt;">Penggunaan
mainan <span style="color: #0070c0;">gigitan </span>ini juga akan melatih
kemampuan si kecil untuk mengunyah dan mengemut. Hal ini berguna saat nanti si
kecil sudah mulai mengonsumsi makanan lain selain ASI. Apabila sudah terbiasa
menggigit dan mengunyah, nantinya ketika diberikan MPASI ia juga jadi lebih
mudah mencerna. <o:p></o:p></span></p>
<p class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt;">Itu
tadi adalah review tentang </span><span style="color: #0070c0; font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt;">teether </span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt;">dari Dr
Brown’s beserta apa saja manfaat dari menggunakan mainan ini dan bagaimana cara
memilihnya yang tepat. Dari penjelasan di atas, sekarang bunda jadi tahu bukan
kalau mainan ini bukan hanya sekedar untuk gigit-gigitan si kecil.</span></p>
<p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p>Aini Azizhttp://www.blogger.com/profile/01042815447983235778noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5739791914854067375.post-44815824837722744592021-02-02T01:45:00.008-08:002021-02-02T01:52:12.512-08:00Aku Cinta Dompet Dhuafa Aceh<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-g2oP537QJJg/YBkc5U0ucxI/AAAAAAAADDA/OPJ06E_6UX4-rpo06tJGjthGFchA5Zh-wCLcBGAsYHQ/s1029/IMG-20210120-WA0021.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1029" data-original-width="652" height="400" src="https://1.bp.blogspot.com/-g2oP537QJJg/YBkc5U0ucxI/AAAAAAAADDA/OPJ06E_6UX4-rpo06tJGjthGFchA5Zh-wCLcBGAsYHQ/w253-h400/IMG-20210120-WA0021.jpg" width="253" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><span style="text-align: left;">Dua hari kedepan adalah satu tahun saya menjadi bagian dari Dompet Dhuafa Aceh. Ini pekerjaan ke tiga, seumur saya menjadi pekerja setelah lulus dari mahasiswa. Nggak tahu kenapa, ini pekerjaan yang paling berkesan. </span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pernah jadi <i>accounting</i> di sebuah perusahaan distributor semen. Menjabat sebagai staf administrasi di perusahaan <i>advertising</i> di Banda Aceh. Tidak se-<i>deep</i> sekarang. Orangtua dan keluarga juga tidak sesemangat sekarang dalam memberi dukungan. Hari-hari menjadi lebih berkah.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-fr2AtMJwqTA/YBkc4jDlLjI/AAAAAAAADC4/77GzpQf4bMMBv7ANVSI9Dc_nD1io38lhACLcBGAsYHQ/s1280/IMG-20201007-WA0012.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="960" height="400" src="https://1.bp.blogspot.com/-fr2AtMJwqTA/YBkc4jDlLjI/AAAAAAAADC4/77GzpQf4bMMBv7ANVSI9Dc_nD1io38lhACLcBGAsYHQ/w300-h400/IMG-20201007-WA0012.jpg" width="300" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><span style="text-align: left;">Dulu, pascamelahirkan, saya </span><i style="text-align: left;">resign</i><span style="text-align: left;"> kerja karena ingin menyusui sempurna sepanjang dua tahun. Banyak yang nyinyir. Katanya, "orang lain capek cari kerja, lah, kamu malah </span><i style="text-align: left;">resign</i><span style="text-align: left;">." Saya azamkan dalam hati, kalau kita meninggalkan sesuatu karena Allah, pasti akan digantika</span><span style="text-align: left;">n dengan sesuatu yang lebih baik. </span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><span style="text-align: left;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-7XxLAlhGPqs/YBkc4TYbDpI/AAAAAAAADC0/CqRa7g0k-XAG3X-i341C0NDE5lQ6BWEZwCLcBGAsYHQ/s1080/IMG-20201201-WA0013.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="1080" height="400" src="https://1.bp.blogspot.com/-7XxLAlhGPqs/YBkc4TYbDpI/AAAAAAAADC0/CqRa7g0k-XAG3X-i341C0NDE5lQ6BWEZwCLcBGAsYHQ/w400-h400/IMG-20201201-WA0013.jpg" width="400" /></a></div><div><br /></div><div><br /></div><div style="text-align: justify;">Benar saja. Ketika memilih kembali ke dunia kerja, Dompet Dhuafa Aceh menyambut baik saya. Betapa beruntungnya saja. Saya merasa menjadi lebih dari sekadar hidup. Setiap hari membersamai kebaikan-kebaikan para donatur yang ingin mewujudkan kesejahteraan yang merata bagi saudara-saudara dhuafa. Terima kasih, Allah, atas kesempatan ini. Semoga kita selalu dalam Rahmat Allah. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div><div style="text-align: justify;">Semoga kedepannya akan ada kebaikan yang banyak, manfaat yang melimpah, umur yang berkah, yang menguatkan saya di jalan perjuangan ini. Tidak ada yang lebih membahagiakan kita, selain melihat binar-binar bening di mata penerima manfaat, saat mereka menatap kita membawakan sedikit kebaikan baginya dan keluarga. Bukankah menjadi bermakna adalah cita-cita kita semua?</div><div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-glOhhHXE-Qg/YBkc5Gi476I/AAAAAAAADC8/8j8yBbo0ALULrrPOnZ2QvpQRQN3ZBumxwCLcBGAsYHQ/s1080/IMG-20210106-WA0000.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="549" data-original-width="1080" src="https://1.bp.blogspot.com/-glOhhHXE-Qg/YBkc5Gi476I/AAAAAAAADC8/8j8yBbo0ALULrrPOnZ2QvpQRQN3ZBumxwCLcBGAsYHQ/s320/IMG-20210106-WA0000.jpg" width="320" /></a></div><p style="text-align: justify;">Sahabat, sepanjang mengantar bantuan, titipan donatur. Saya selalu mengupayakan, mengucap terima kasih pada para Penerima Manfaat. Beberapa dari mereka kerap heran, bahkan ada yang protes. Kenapa saya berterima kasih. Saudara-saudara saya tersebut merasa bahwa sepatutnya mereka yang berterima kasih. </p><p style="text-align: justify;">Tidak sahabat... Saya sudah melakukan hal yang tepat. Sayalah yang harus berterima kasih. Boleh jadi kita telah meringankan dunianya, tapi, tahukah bahwa mereka justru telah meringankan akhirat kita. </p><p style="text-align: justify;">Sahabat, doakan saya. Panjang umur dijalan perjuangan ini. Semakin berguna. Tidak hanya untuk saya, keluarga, sahabat, saudara, bahkan untuk semua makhluk di luar sana. Hingga pada batas waktu saya berakhir, yang saya tinggalkan bagi kehidupan adalah kenangan manis. Dikenang dengan riak-riak rindu, cinta dan kasih sayang. Didoakan kemudahan dan kelapangan dalam perjalanan menuju keabadian. Bukankah Sayyidah Khadijah menyatakan bahkan ia menginfakkan hingga tulang-belulangnya untuk agama ini? Sahabat, kita tak sedebu dari perjuangan mereka. </p></div></div>Aini Azizhttp://www.blogger.com/profile/01042815447983235778noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5739791914854067375.post-45485322726955741092016-04-01T01:13:00.001-07:002016-04-01T01:21:54.358-07:00Sempena, Peusijuk Rumah Baru<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://4.bp.blogspot.com/-5y-NZnx5ktQ/Vv4tL5NxjXI/AAAAAAAAB7I/5f8HG-afrQwdYo8iPGxPJyzxNxhtkQepg/s1600/IMG_2325.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="252" src="https://4.bp.blogspot.com/-5y-NZnx5ktQ/Vv4tL5NxjXI/AAAAAAAAB7I/5f8HG-afrQwdYo8iPGxPJyzxNxhtkQepg/s320/IMG_2325.JPG" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Bu leukat dan Tumpo</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bismillahi, Alhamdulillah! Segala madah puji marilah kita haturkan ke hadapan pemilik segala pujian, tempat kesempurnaan bersemayam, kepada-Nya muara kesyukuran; ialah Allah 'azza wajalla. Hari ini, tanggal 01 April 2016 Masehi, bertepatan dengan 23 Jumadil Akhir 1437 Hijriah, saya merayakan sebuah pencapaian baru. Setelah sekian lama kediaman ini beralamatkan <span style="color: red;"><b>tasbihaini.blogspot.com</b>,</span> hari ini sah berpindah ke <b><span style="color: red;">ainiaziz.com</span></b>. Sekedar informasi, pemilihan nama ini <span style="font-family: "";">melalui penyaringan yang rumit, berdasarkan <i>voting</i> rekan-rekan Gaminong Blogger, sehingga </span><span style="font-family: "";">keputusannya </span><span style="font-family: "";">tidak dapat digugat oleh siapa pun. Terima kasih, <i>Guys</i>! Sekali lagi, h</span>amdanlillah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tiga tahun silam, sejak pertama sekali laman ini dibuat, tujuan dari segala tujuannya adalah mengharapkan keridhaan Allah, dengan menyebarkan hal-hal yang tidak mengandung kemungkaran. Di sini tempat saya belajar menulis, menuangkan ide, mengikat ingatan, mencurahkan perasaan. Kita tahu, penghapus itu adalah waktu. Waktu dengan perputarannya, ia menggerus semua yang kita alami kini, menjadikannya kenangan. Berlalu begitu saja. Pagi digantikan siang, siang dikulum malam, demikian seterusnya. Adalah kita yang berada dalam dimensi waktu itu, banyak hal yang membersamai: Suka-duka, asa-cita, kemunduran-peningkatan, di sanalah semua itu terjadi. Demikian, kita butuh laman khusus untuk mengabadikannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebagaimana yang disampaikan oleh Imam Al Asy-Syafi'i bahwa; ilmu adalah hewan liar, tali pengikatnya adalah catatan. Sangat benar! Apa yang kita tahu hari ini, bisa jadi esok kita telah lupa, maka hari ini, saat tahu itu masih ada, kita kekang dia dalam tulisan agar tidak lepas. Esok, lusa, bisa kita baca-baca ulang apa yang telah kita tulis. Inilah motifasi besar saya dalam menulis. Mengikat ingatan. Menawan kenangan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tulisan mampu menghubungkan kita dengan masa depan. Maksudnya, orang-orang yang nantinya akan membaca tulisan kita, sejatinya mereka berinteraksi dengan kita. Entah pun saat itu kita masih ada, kadang telah berpulang ke alam barzah, kampung singgah menanti akhirat. Para penulis dikenal melalui tulisannya. Amsal, para ulama yang terdahulu selayak Ibnu Hajar, Imam An Nawawi, Jalaluddin Mahalli, Jalaluddin Sayuthi, Ibnu Qayyim Aj Jauzi, Hamka, dan sederetan ulama akhir zaman lainnya, mereka semua dikenal melalui tulisannya. Namanya diingat oleh para pembaca kitabnya. Ditakdhimi meski tak pernah berjumpa. Tentu saja saya tidak sedebu dari mereka. Setidaknya itu bisa kita jadikan teladan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di kediaman baru ini, meskipun telah bertarif, namun saya masih mengusung niat yang sama. Melanjutkan niat yang telah saya bangun semula; mengharapkan keridhaan Allah. Postingannya tidak akan keluar dari koridor <i>ahsan</i> (kebajikan). Adapun jika terdapat beberapa keuntungan nantinya, anggaplah itu anugrah dari langit. Sejatinya, dalam aktivitas apapun, kita harus melibatkan efek ruhiyah, memiliki <i>idra'shila billah</i> (kesadaran akan hubungan kita dengan Allah). <i>Akhiru kalam, billahi taufik wal hidayah</i>. Salam sejahtera untuk pengunjung. </div>
Aini Azizhttp://www.blogger.com/profile/01042815447983235778noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5739791914854067375.post-61310253769057780162016-03-28T21:57:00.000-07:002016-03-29T02:22:25.607-07:00Kitab Arab-Jawi Jadi Matakuliah UIN Ar-Raniri dan Unsyiah<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://2.bp.blogspot.com/-2EQveOuyxo4/VvoKIBi9GEI/AAAAAAAAB4E/oapCS9uVTVEOtWSbRvI690ZArjHdmkgJw/s1600/341.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="213" src="https://2.bp.blogspot.com/-2EQveOuyxo4/VvoKIBi9GEI/AAAAAAAAB4E/oapCS9uVTVEOtWSbRvI690ZArjHdmkgJw/s320/341.png" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">pict. acehutara.go.id</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Membaca dan menulis adalah dua hal yang tak terpisahkan. Bisa kita katakan, keduanya adalah sepasang jodoh dunia-akhirat. Sudah semestinya, seorang yang kenyang membaca akan gemuk menulis. Dalam artian, seseorang yang melazimkan dirinya untuk mencari ilmu maka ia akan memeroleh banyak ilmu untuk dibagi. Analogi yang sering disampaikan oleh para motivator adalah seperti teko. Bila teko kita isi, ia mengandungi sesuatu yang dapat kita tuang. Bila kita isi dengan teh, teko akan mengeluarkan teh. Bila kita isi dengan kopi, teko akan mengeluarkan kopi. Bila tidak kita isi, apa yang akan ia keluarkan, saudara-saudara? Ya, tentu tidak ada. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hendaklah memilih bahan bacaan sesuai dengan kapasitas yang boleh kita konsumsi, jika pun kita baca suatu yang berseberangan, setidaknya seseorang harus telah membentengi diri, agar tidak mudah tergerus pahaman-pahaman yang keliru. Kalau saya amati, seringnya kita terlalu muluk mencari sumber bacaan yang ditulis oleh tokoh dunia, yang menginspirasi, menggugah, padahal di negeri sendiri, kita telah dianugerahi penulis yang tak kalah mendunianya. Hanya saja, seperti biasa, kita enggan produk lokal. Ibarat pepatah zaman; "<i>Keubeu han dimeureut naleung bineh weu</i>."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kalau kita tanya, “Siapa saja penulis asal daerah ini yang Anda kenal?” Saya khawatir banyak orang yang tidak tahu. Sebab, ya, kembali ke argumen di atas, kita jarang mengkonsumsi produk lokal. Selain keterbatasan perbendaharaan (buku) yang tersedia, juga minimnya produktivitas dari penulis lokal itu sendiri. Berbeda dengan masa peradaban Aceh dahulu, para ulama menghasilkan tulisan yang memiliki konten luar biasa. Mereka merangkumkan banyak pelajaran dalam kitab-kitabnya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Amsal, bagi yang belum mengenal, cobalah sesekali Anda buka lembaran-lembaran Mawa'idhul Badii'ah. Di sana kita akan merengkuh berjuta-juta pelajaran yang indah, sebagaimana judulnya. Menjadi pengingat bagi yang lupa, penyejuk bagi akal yang gersang, sentuhan bagi iman yang lalai. Kitab yang mengandung ratusan hadits qudsi ini ditulis oleh seorang yang sangat kita kenal namanya, ialah Syeh 'Abdul Rauf Al Fanshuri, atau kerap dikenal dengan nama panggilannya; Syiah Kuala.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam kesempatan ini, saya berharap banyak kepada siapa pun yang memiliki jaringan dengan civitas akademik Universitas Syiah Kuala, agar mengajukan kitab ini untuk dijadikan salah satu bahan ajar penunjang matakuliah agama. Setidaknya di program UP3AI pun jadi, dari pada tidak sama sekali. Malu rasanya kita pakai nama Syiah Kuala, bila faktualnya mahasiswa tak kenal siapa beliau sebenarnya. Mari kita kenal beliau dari sejumput ilmu dari sekian banyak karyanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Satu lainnya, Sirathal Mustaqim, <span style="font-family: '';">karangan </span><span style="font-family: "";">Syeh Nuruddin Ar Raniri. </span>Kitab yang memuat banyak pelajaran menyangkut pola hidup di bawah ketentuan hukum syara', ianya bacaan yang membimbing seseorang ke jalan yang lurus. <span style="font-family: "";">Beliau juga telah menulis puluhan kitab lainnya. </span>Sayang sekali, selama ini, kitab-kitab yang penuh pelajaran ini hanya dikonsumsi oleh minoritas. Hanya orang-orang kampung dan pemerhati sejarah yang kukuh meneruskan pengajaran kitab-kitab bertulisan arab-jawi ini. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sama halnya dengan karangan Syiah Kuala, saya juga berharap Sirathal Mustaqim dijadikan bahan ajar di Universitas Islam Negeri Ar Raniri. Sayang sekali jika tidak. Mengingat semua orang mengenal kampus ini tidak lekang dari namanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sudah sepatutnya kita memperkenalkan karya-karya ulama Aceh terdahulu, kepada orang yang mengenyam pendidikan pada lembaga yang namanya diangkat sebagai almamater itu. Menghargai karya-karya ulama terdahulu dengan mengajarkannya kepada ummat. Mereka adalah orang-orang yang ikhlas dalam menulis. Merangkumkan pengetahuan untuk dicecapi ummat. Mereka yang mengabdi tanpa berpikir tentang royalti. Berat perjuangan yang mereka tempuh tak sebanding dengan penulis masa kini. Berbekal lidi sebagai penanya dan “<i>adang</i>” (arang kayu) sebagai tinta, tanpa listrik sebagai pelita, mereka menyusun selembar demi selembar, lantas kita mengabaikannya begitu saja? Benar-benar tidak patut. Itu!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Aini Azizhttp://www.blogger.com/profile/01042815447983235778noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-5739791914854067375.post-90773576754742234092016-03-27T22:15:00.002-07:002016-03-28T00:22:02.067-07:00Ada Surga di Rumahku.<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-SS4KtNNK04U/Vvi8SfXF5RI/AAAAAAAAB30/-jZHIXsB5vISrSg7iq9xlbxHtrbnQbPsg/s1600/Cinta-Kasih-Seorang-IBU-Yang-Tak-Pernah-Padam-Oleh-Waktu.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="211" src="https://1.bp.blogspot.com/-SS4KtNNK04U/Vvi8SfXF5RI/AAAAAAAAB30/-jZHIXsB5vISrSg7iq9xlbxHtrbnQbPsg/s320/Cinta-Kasih-Seorang-IBU-Yang-Tak-Pernah-Padam-Oleh-Waktu.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">pict: kabarharian.net</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sering sekali aku tidak ikut hadir bersama teman-teman bila mereka mengadakan perhelatan dimalam hari. Entah itu agenda rapat, agenda kenduri, zikir bersama, <i>ifthar jama'i</i>, <i>mabid</i> dan sebagainya. Selalu dengan alasan yang sama, aku tidak mengantongi izin dari orang tua. Sejak Bapak ada, bahkan hingga kini ia telah tiada, peraturan masih sama, harus pulang ke rumah sebelum matahari ditelah laut senja. Tidak boleh berkeliaran di luar rumah apabila <span style="font-family: "";">siang </span>telah berganti wajah dengan malam, apapun alasannya. Jika pun terpaksa keluar, maka harus ada yang ikut serta, entah Uning atau Husnul yang akan menjadi teman. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pernah, suatu sore, karena terlalu asik duduk kopdar dengan teman-teman, aku telat pulang ke rumah. Azan magrib berkumandang dan aku masih di jalan, Setiba di rumah, muka Mak tidak seperti biasa, ada bara yang baru padam tapi panasnya masih terasa, tidak ada yang mau buka bicara denganku. Aku pun merasa asing, ingatnya, mungkin mereka lelah dengan urusan masing-masing. Segera saja aku bergegas mandi, ganti pakaian, shalat, makan dan selanjutnya kuraih tas untuk berangkat ke Dayah. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"<i>Rugo kajak meuruno meunyo hana ka amai,</i> (rugi belajar kalau tidak diamalkan)". Ketus sekali nadanya, Mak bicara dengan membelakangiku, yang sudah-sudah tak pernah seperti itu. Aku tertunduk, diam. Aku tahu, aku salah karena telat pulang. Mulailah aku disirami dengan curhat kekesalan yang dikulumnya sejak tadi. Ternyata Mak benar-benar cemas saat aku belum tiba di rumah. Setelah semua rasa geram itu tumpah ruah, ucapnya, "<i>jeut kajak-jak malam tapi hate loen hana seunang, bah pih kajak bak kebajikan,</i> (boleh pergi tapi hatiku tidak senang, sekalipun engkau pergi pada kebajikan." </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kurasa Mak melakukan hal yang wajar, sebaik apapun malam, ia adalah potongan gelap yang melekat padanya fitnah-fitnah. Aku bukan ingin mengutuk gelap, tapi menyadari bahwa diriku tak sepatutnya bersahabat dengan gelap, bahwa aku seorang perempuan yang terikat penjagaan. Mak tentu ingin memperlakukanku dengan spesial, bahkan itik saja digiring pemiliknya ke kandang bila sore menjelang, apatah lagi anak gadisnya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tidak hanya dalam hal ini, ada sisi lainnya yang tak kutemukan dari siapa pun selain Mak, tentang luar biasanya ia memerhatikan kami semua. Coba tanya pada seisi rumahku, adakah satu saja dari mereka yang dibiarkan keluar rumah tanpa sarapan? Anak, cucu bahkan menantu, satu-satu ditanya "<i>kaleuh bu</i>?" sebelum berangkat. Masakannya pun tiada dua, aku selalu merindukan makanan di rumah setiap menyantap makanan luar, semewah apapun resto dan rumah makan, belum ada yang mampu menandingi olahan tangan orang tua sendiri. Kurasa dalam hal ini semua orang merasakan hal yang sama. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kenapa aku berani menyatakan ada surga di rumahku? Sebab Rasulullah mengatakan surga di bawah telapak kaki ibu. Mak, padanyalah surgaku. Dibawah keridhaannyalah keridhaan Tuhanku. Maka dari itu, kangkawan, aku mohon maaf, saat kalian ajak aku menolak. Aku tidak ingin mencemaskan orang yang padanya terdapat surga. Tidak ingin mengulang lagi kesan menyaksikan rona wajah teduhnya berubah membara karena cemaskan aku. Jika kalian punya ibu <span style="font-family: "";">yang</span><span style="font-family: "";"> </span>hebat seperti ibuku, kurasa kalian paham. heheh</div>
Aini Azizhttp://www.blogger.com/profile/01042815447983235778noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-5739791914854067375.post-14160973321332049062016-03-16T20:45:00.000-07:002016-03-16T22:06:42.302-07:00Hadiah dari Sithoen Ija Kroeng<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Alhamdulillah! Menang rupanya. Jujur, teman-teman blogger umumnya tahu, saya nyaris tidak pernah ikut lomba. Jenis apa pun itu. Kali ini, karena temanya tentang budaya, saya tertarik untuk menulis juga. Serta merta ingin memperkenalkan budaya original Aceh kepada siapa yang belum mengenalnya. Dalam rangka <i>giveaway</i> Sithon Ija Kroeng, <a href="http://tasbihaini.blogspot.co.id/2016/03/perkenalkan-gadis-gadis-ijakroeng-di.html">postingan saya</a> ternyata mendapat sambutan hangat dari pembaca. Saya lihat, dari facebook, belasan orang men-<i>share</i> ulang postingan itu. Namun demikian, tentu saja ada alasan lainnya bagi dewan juri, memilih postingan saya sebagai Pemenang Favorit II atas <i>giveaway</i> ini. Terima kasih banyak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Cerita punya cerita, kemarin saya mengambil hadiahnya di Workshop Ija Kroeng. Siapa sangka yang saya dapatkan jauh lebih banyak dari yang saya duga. Berikut saya perlihatkan apa yang kasat mata, sebelum saya sampaikan plus-plus lainnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-U5Ww3TRvubg/Vukh9zAF4LI/AAAAAAAAB3Y/sU_oisN4wDYbXtLm5E9adVU_dXc_WcuVQ/s1600/IMG20160316141852.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://1.bp.blogspot.com/-U5Ww3TRvubg/Vukh9zAF4LI/AAAAAAAAB3Y/sU_oisN4wDYbXtLm5E9adVU_dXc_WcuVQ/s400/IMG20160316141852.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: ""; font-size: small; text-align: justify;">Ada satu lagi, sudah saya habiskan sebelum difoto. :D</span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada Coffee Cho Gayo, aromanya, hmmm.. menggoda banget. Nanti kalau kangkawan mau, sila catut nama di kolom komentar, Kita seduh rame-rame. Saya rela bagi-bagi buat pembaca blog saya (sebenarnya, sebab saya sudah nggak bisa minum kopi) hihihi. Ada kacang juga. Ada Mug cantik, ada tas jinjing ramah lingkungan, yang tentunya <i>limited edition</i>. :D</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://3.bp.blogspot.com/-Djj50FM5cSU/VukiEtyTGMI/AAAAAAAAB3c/yzFSnr1bM3gTdJUDQLxm4242i-_0qSusg/s1600/IMG20160316142150.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://3.bp.blogspot.com/-Djj50FM5cSU/VukiEtyTGMI/AAAAAAAAB3c/yzFSnr1bM3gTdJUDQLxm4242i-_0qSusg/s400/IMG20160316142150.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: ""; font-size: small; text-align: justify;">Ini hadiah lainnya</span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya juga memeroleh sertifikat, plus banyak sekali voucher belanja. Nggak habis untuk dimakan sehari, apalagi sendiri. Sebab inilah makanya orang tua bilang sendiri itu tidak baik, karena tidak bisa menghabiskan makanan banyak - banyak. Ah, entah iya pun. Namun, mohon maaf, tidak sama halnya dengan kopi, voucher ini sudah saya bagi semua untuk Husnul Aziz, jadi tidak ada lagi untuk para pembaca. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lalu, apa lagi yang saya dapatkan? Ya, banyak sekali pelajaran. Bang Khairul (CEO Ija Kroeng) bercerita banyak tentang napak tilas usahanya. Tentang perjalanan panjang yang telah dilewati sehingga diilhami kreativitas usaha Ija Kroeng ini. Usaha yang digelutinya sekarang adalah buah dari perjuangan panjang. Pencapaian setelah serangkaian rumit yang ditempuh. Bukan sesuatu yang tiba-tiba muncul, <i>like magic show</i> kemudian jadilah sebuah karya yang memiliki nilai jual. Tidak sesederhana itu. Sedikit mengenai perjalanan karirnya, pernah mengalami kegagalan dalam usaha yang digelutinya saat masih menetap di Jerman, hingga di Jakarta pun demikian. “Jika kesuksesan dinilai dari segi <i>financial</i>, maka aku adalah orang yang gagal atas perjalanan panjang selama tujuh tahun tersebut. Tapi, bagiku, hasil tidak hanya dilihat dari materi yang kita peroleh, melainkan petualangan, pelajaran hidup dan pengalaman. Aku merasa telah sukses mendapatkan bekalan untuk terus maju, bangkit dan mandiri, setelah mengalami jatuh bangun sebelumnya.” Ujar Bang Khairul kepada saya, disela-sela obrolan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Terkait <i>brand</i> Ija Kroeng, saya yang semula sudah sangat ingin tahu alasan beliau mengambil nama fenomenal itu, segera saja bertanya pada empunya. Beliau kembali menjejekan logika-logika briliannya. Bahwa, hal semacam ini disebut <i>brand positioning</i>. Ija Kroeng adalah sesuatu yang telah ada sejak zaman dahulu, sepanjang peradaban Aceh, pakaian ini telah dikenakan oleh berbagai kalangan. Sejarahnya telah ada, tinggal membangkitkan kembali kesadaran untuk melestarikan budaya. “Kita tidak perlu lagi memperkenalkan kepada semua orang, apa itu Ija Kroeng. Sudah tertanam dalam <i>brain storming</i> orang Aceh, bahwa Ija Kroeng adalah kain yang dikenakan sebagai pakaian bawahan. Hanya saja, mem-<i>branding</i>-kannya ke dalam satu produk <i>made in</i> Aceh, itu yang belum pernah dilakukan. Makanya saya pilih ini,” Ujar beliau lagi. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Terhadap usaha bang Khairul, berkali-kali saya merasakan bahwa kita semua patut mengapresiasinya. Beliau mengkolaborasi unsur budaya, histori, seni dan estetika ke dalam sebuah karya yang menghasilkan, memiliki nilai jual, dan memiliki prospek pasar yang cukup baik. Produk ini tidak hanya sebagai souvenir yang dibeli sekedar ada, dipakai sekedar saja, melainkan memiliki peran lebih luas, pakaian unggulan lebih tepatnya. Mengingat keberadaan sarung bagi orang Aceh adalah suatu yang urgen. Bisa kita katakan, 6 dari 10 laki-laki di Aceh mengenakan sarung, baik sebagai pakaian harian maupun hanya dalam seremonial tertentu. Dalam hal ini, hanya butuh sedikit kesadaran bagi mereka untuk memakai produk local. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hal yang paling diutamakan oleh Manajemen Ija Krong adalah kualitas. Itu menjadi pertimbangan utamanya. Bila suatu produk memiliki kualitas baik, sudah barang tentu menimbulkan kesan baik bagi pengguna. Dia tidak akan berhenti dengan sekali membeli. Pasti ada kali kedua ketiga dan berikutnya. Itu juga menjadi kendala bagi rumah produksi Ija Kroeng, bahwa harus dikerjakan oleh penjahit yang benar-benar kompeten dalam hal ini. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bang Khairul menunjukkan beberapa jenis Ija Kroeng yang diproduksi, setidaknya ada tiga ketegori kebutuhan. Pertama, harian. Itu Ija Kroeng sebagaimana yang sudah banyak kita lihat di kenakan oleh konsumen Ija Krong, diantaranya ada putih polos, hitam polos, putih bermotif kerawang Gayo dan hitam bermotif kerawang Gayo. Tentang motif ini pun, ada alasan yang kuat kenapa beliau memilih kerawang Gayo di tahun pertama produksinya. Namun, ke depan, tidak tertutup kemungkinan akan digunakan motif lainnya juga yang diadop dari berbagai ras di Aceh, secara acak. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kedua, Ija Kroeng untuk lebaran. Ini terdiri dari tiga warna yang bisa kita bilang “wah!” yaitu: Merah, hijau dan abu-abu. Imbuhnya, sambil menunjuk ke arah gambar yang terpajang di dinding workshop. Satu lagi, untuk seserahan. Namanya; Ija Kroeng Aso Talam. Ini yang sangat menarik perhatian. Di Aceh, pada umumnya, setiap seserahan pasti disertakan seperangkat alat shalat di dalamnya, dan ija kroeng andil di dalamnya. Di jenis khusus ini, kita boleh memesan agar dibubuhi tanggal perhelatan beserta kedua nama mempelai. Luar biasa bukan? Anda tertarik? Jujur saja saya tertarik saat melihat sampel yang ditunjukkan oleh beliau. Nanti kita beli kalau sudah tiba saatnya. :D</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Masih banyak lagi informasi yang saya peroleh dari sana, sayangnya tidak mungkin saya tulis semua. Kita sembunyikan sebagian agar menambah penasaran. Bila ingin tahu banyak, ingin membeli, silahkan saja kunjungi workshop-nya di Setui, masuk dari lorong setelah Rumah Sakit Harapan Bunda, ikuti saja plang petunjuk arah. Tidak jauh, pokoknya. Sambutan hangat dari keluarga Ija Kroeng akan membuat Anda betah. Saya sudah mengalaminya, sampai putra mahkota yang masih balita sempat terlelap dalam buaian saya, meskipun itu temu pertama. Hehehe. Terima kasih, keluarga Ija Kroeng; Bang Khairul, Kakak dan adik kecil. Semoga selalu dalam rahmat Allah. </div>
Aini Azizhttp://www.blogger.com/profile/01042815447983235778noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5739791914854067375.post-46223236179867765712016-03-15T02:56:00.001-07:002016-03-15T02:56:38.161-07:00Inspirasi: Perbaiki Fokus, Nikmati Bonus.<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://4.bp.blogspot.com/-76pLnhCCZCI/Vud71XHwLyI/AAAAAAAAB3I/eOL9rJ2CgSEGnJId2lZhJeZKcRYAb59xg/s1600/ghibli-1997-08_only-yesterday.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="250" src="https://4.bp.blogspot.com/-76pLnhCCZCI/Vud71XHwLyI/AAAAAAAAB3I/eOL9rJ2CgSEGnJId2lZhJeZKcRYAb59xg/s400/ghibli-1997-08_only-yesterday.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">plus.google.com</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tinggal di kampung yang penuh dengan pepohonan rindang, yang tapal batasnya adalah hamparan sawah luas membentang, Salman merasa menjadi generasi yang sangat dekat dengan alam. Terlebih lagi profesi orang tuanya bertani dan berkebun, membuat Salman tak asing dengan aktivitas pertanian. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Latar belakang inilah yang memantapkan Salman untuk melanjutkan pendidikan di Fakultas Pertanian Unsyiah, seusai Sekolah Menengah Atas. Ingatnya, bila mengambil studi pada apa yang kita sukai, yang sudah sering kita geluti, maka akan lebih mudah menyelesaikannya. Sepintas pilihan itu memang sangat tidak kompeten. Mengingat semestinya pilihlah sesuatu yang lebih mendongkrak taraf intelektual keluarga. Minimal jadi guru, atau jadi mekanis. Bahkan tak ada salahnya bercita-cita menjadi dokter, itu jauh lebih menarik tentunya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi, kembali pada alibi bahwa kuliah jangan terlalu lama, harus cepat selesai, Salman hanya mengejar target selesai saja. Alhamdulillah, tercapai. Setelah kuliah, tentu saja arah perhatiannya tertuju ke lapangan pekerjaan. Dengan mengantongi ijazah strata satu Teknik Pertanian, peluang untuk menjadi seorang karyawan itu hanya 1:100. Salman harus menerima kenyataan pahit bahwa kouta teknisi pertanian tidak terlalu dibutuhkan oleh negeri ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tiga bulan setelah menyadang gelar sarjana, kenangan memakai toga dan selempang berwarna hijau tua itu pun kini samar, memendar dengan pemandangan padi di sawah dan sayur-mayur hijau di kebun. Hidup kembali kepada apa yang telah digeluti sebelumnya. Menjadi pecocok tanam. Hingga suatu hari, saat meninjau pertumbuhan padi di sawah, Salman mendapat pesan paling mengesankan dari Bapaknya; “Mereka fokus pada tujuan, kemudian menikmati bonusnya.” Begitu katanya, sambil menunjuk ke arah dua orang yang sedang mengumpulkan rerumputan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Anda tentu saja bingung dengan sepenggal kalimat ini, bila tidak mengetahui bagaimana kronologisnya. Jadi, dari pematang, Salman melihat dua orang membersihkan rumput yang menyela padi, supaya pertumbuhan padinya tidak terganggu. Kemudian, gulma yang telah diangkat ke pematang itu dipotong akarnya, dibuang lagi ke sawah, sedangkan sisi batang dan daunnya dikarungkan. Anda tahu ini untuk apa? Ya, untuk pakan ternak mereka. Berlipat-lipat keuntungan. Pertama, padi tumbuh baik karena sudah bersih dari gulma. Ke dua, mereka punya sesuatu untuk diberikan pada lembu, hewan peliharaan petani pada umumnya. Ketiga, akar rumput tadi menyuplai unsur hara.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Salman mengalihkan ini ke kondisi dirinya. Mencoba menemukan korelasi dengan apa yang Salman alami. Benar kata Bapak; fokus pada tujuan, kemudian nikmati bonusnya. Salman harus ingat bahwa tujuan kuliah itu sebenarnya adalah untuk meraup ilmu, mengenyam pendidikan. Bila telah meraih pendidikan, Salman tinggal menikmati bonusnya. Tapi, pada kenyataannya Salman belum menikmati bonus. Dalam artian, belum mendapatkan penghasilan dari sana.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di sini harus ada kajian ulang, barangkali ada yang kurang dari fokus Salman . Benar saja, kurangnya idra’shila billah (kesadaran akan hubungan dengan Allah). Semestinya, fokus dari segala fokus itu adalah mengharapkan keridhaan Allah. Selebihnya hanya fokus penunjang. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sehari setelah kejadian ini, Salman mendapatkan kabar gembira. Ada panggilan kerja dari perusahaan yang bergerak dibidang distributor, di Banda Aceh. Mereka membutuhkan seorang di bagian keuangan. Siapa sangka, tiga bulan menunggu tanpa hasil apa-apa, sehari setelah mengubah fokus telah mewujudkan kondisi yang berbeda. Meskipun bukan di instansi pertanian, setidaknya ini hal yang sangat patut disyukuri. mengingat banyak sekali orang yang tidak menemukan lapangan kerja di luar sana. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam aktivitas apa-pun, jadikan tujuan utamanya adalah meraih keridhaan Allah. Sebab, Allah yang memegang kendali segala yang menimpa manusia. Allah yang menggenggam hati dan ubun-ubun manusia. Allah yang menakar kadar rizki dan umur kita. Allah yang menuliskan naskah lakonan hidup kita. Bila Allah ridha, jangankan lapangan pekerjaan, sawah dan ladang, bahkan surga yang luasnya melebihi langit dan bumi pun diberikan-Nya.</div>
Aini Azizhttp://www.blogger.com/profile/01042815447983235778noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5739791914854067375.post-80068599291494243322016-03-09T20:55:00.003-08:002016-11-04T07:19:49.371-07:00Teks Pidato Cilik dalam Bahasa Aceh: Gaseh Salah Meuphom<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-ar_o5mInIeI/VuD-Ac2jH-I/AAAAAAAAB20/8xMYbzEL4zU/s1600/islamic_etiquette.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="257" src="https://1.bp.blogspot.com/-ar_o5mInIeI/VuD-Ac2jH-I/AAAAAAAAB20/8xMYbzEL4zU/s400/islamic_etiquette.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">salimunj[.]com</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Segala pujo marikeuh sama-sama geutanyo puwo kepada pomilek segala pujo, yang kaleuh geuciptakan bumo dengan segala yang na di dalamnya, laot-gunong, binatang, lat batat-kaye bate, dan manusia sebago sebaik-baik hasil ciptaan. “laqad khalaqnaakum fi ahsani taqwim.” Yaitu, Allah ‘azza wajalla. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Allah yang kaleuh neu utus sidro peusuruh gopnyan, untuk geubri teladan bagi geutanyo banbandum, tentang pakriban tata cara taturi Allah, kriban cara ta sembah Allah, kriban cara tabahagia hudep dan mate. Nakeuh sidro pemuda utusan yang bergelar Al-Amin nyan, bernama Muhammad bin Abdullah. Shallu alaihi wa’ala alihi wasahbihi wasallam. Seulaweut dan saleum sabe-sabe dan saban-saban geutanyo kirem kepada penghule janjungan, beserta keluarga, sekalian sahabat siseulingka. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kaum muslimin banbandum yang neugaseh oleh Allah. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Keta’dhiman uloen tuwan kepada gure geutanyo: (….) Kepada (…) Kepada (..) Dan lom leuh nyan kepada banbandum rakan loen yang ka neuhadir nibak tempat yang mubahgia nyo. Semoga geutanyo banbandum neuridha oleh Allah untuk saban-saban ta meuhimpoen di Surga, sebagaimana uronyo. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam kesempatan singkat nyo, neuizinkeuh uloen tuwan neuk sampaikan saboh soalan hudep. Di mana soalan nyo keuh yang sedang terjadi di lingkungan geutanyo uronyo. Yaitu: <b>Gaseh Salah Meuphom</b>, atau meunyo takheun bahasa laen jih; <b>Cinta Gagal Paham</b>. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beutasadari oleh geutanyo banbandum bahwa, pomilek dari pada gaseh nyan nakeuh Allah ta’ala. Allah neubri rasa gaseh meugaseh bak manusia, bahkan bak hewan sekalipun. Saling sayang dua dro ureung cik, ureung cik sayang keu aneuk, guru sayang keu murid, murid sayang keu guru dan begitu-begitu lainnya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maka dari pada nyan, meuseubab gaseh meu asai dari Allah, hendaklah ta meubut gaseh-meugaseh nyan ateuh peu-peu yang geuridha oleh Allah. Gaseh yang buken karena Allah, maka ta tinggaikan. Sering ta kaleun dalam siuro-uro, loen boh saboh tamsilan: Dikutika sidro-dro aneuk dilake sipeu-peu bak ureung cik, karena sayang, dum peu geupeuturot. Tanpa geukaji dile, pukeuh Allah ridha atawa hana ateuh but nyan. Dikutika aneuk handitem sembahyang, karena sayang, han geupaksa, han geupoh, tapi geubiarkan. Nyan keuh yang lage nyan yang loen maksud buno bak judul: Cinta Gagal Paham. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Meusalah that ureung cik yang lage nyan cara geusayang. Meuno, meuseu ta teukeudi, dalam saboh reumoh yang sedang tutong, di dalam nyan na sidro aneuk yang teungeut, pasti ureung cik akan geuilah daya, geupeugo dan geubahu aneuk nyan nyak bek tutoeng, nye meunan? Meunyo ta bandeng apui totong rumoh dengan apui Nuraka, so leubeh kha, rakan? Neujaweub! “Teunte lebeh kha apui Nuraka.” Nah, meuseubab meunyo hana ta ibadah keu Allah maka akan geu teut lam apui nuraka, semestinya ureung cik buno geupaksa aneuk gopnyan nyak ditem sembahyang, geu ilah daya, beuleubeh brat nibak geutakot tutong ngeun apui donya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Meunan cit, nibak pendidikan. Miseu ureung cik sayang keu aneuk, semestinya hal yang paling geuutamakan adalah pendidikan agama. Peuturi Tuhan. Nyan yang paling utama. Sebab nyan yang neuyu le Allah; </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>“Uthlubul ‘Ilmu faridhatan fi kulli muslimin wa muslimat”</i> (Tuntut ilme wajib bagi tiep ureung islam inong dan agam). </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ilme peu yang wajeb nyan, syedara? Tente ilme agama. Bukan ilme muenari, bukan ilme meu’en bola, ilme peh tem, ilme bahasa nyo bahasa jeh, les nyo les jeh, yang peulazat tanyo dengan donya. Meuseu na ureung cik yang peuturot donya keu aneuk, tanpa peduli akhirat, nyan biet-biet rugo. Cinta Gagal Paham ju takheun. Sebab sayang bukon dibina ateuh sayang Allah. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kaum muslimin banbandum yang mubahgia. Allah sayang geutanyo. Kebajikan yang tanyo pubut bukeun keulaba Allah. Dan Allah han rugo disaat tanyo han tatem ibadah. Hakikat banbandum nyan adalah keu geutanyo. Peu yang ta upaya, nyan yang neu balah. Maka hendaklah ta gaseh meugaseh ateuh dasar keridhaan Allah, semoga beu neubalah dengan surga. Amin ya Rabbal Alamin </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Loen rasa ‘ouh no keuh manteung yang jeut loen sampaikan. Kureung dan leubeh loen lake meu’ah. Neumaklum! loen umu manteng ubeut, manteng le harus berbenah. Meunyo na haba loen yang meu faidah, neucok bacut sapo. Yang hana meufaidah, neu keubah, bek teupuwo. Akhiru kalam, billahi taufiq wal hidayah. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.</div>
Aini Azizhttp://www.blogger.com/profile/01042815447983235778noreply@blogger.com12tag:blogger.com,1999:blog-5739791914854067375.post-54589557013535541362016-03-08T00:47:00.002-08:002016-03-08T00:47:43.921-08:00Bicara Pro dan Kontra Vaksin - Imunisasi. <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://3.bp.blogspot.com/-IXRIy3Yq5MA/Vt6RiL29w4I/AAAAAAAAB2E/PlirGj7ZEfg/s1600/forpiko.com.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="189" src="https://3.bp.blogspot.com/-IXRIy3Yq5MA/Vt6RiL29w4I/AAAAAAAAB2E/PlirGj7ZEfg/s320/forpiko.com.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">forpiko[.]com</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Kesehatan modal utama untuk beraktivitas. Atas alasan itu, semua orang memprioritaskan kesehatan, menganggapnya sebagai hal yang sangat ungen. Mengkonsumsi makanan sehat, olah raga, menghindari hal yang dapat mengganggu kesehatan, hingga proteksi untuk mencegah terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, baik pada diri sendiri, keluarga, terutama anak-anaknya pun digalakkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam hal ini, terkait kesehatan anak-anak, bertepatan dengan hari imunisasi, saya ingin share sedikit pemahaman. Menyikapi pro dan kontra vaksin – imunisasi. Sebagaimana kita ketahui bersama, dunia begitu menggaungkan program imunisasi. Timbul banyak tanggapan, pro dan kontra adalah suatu keniscayaan. Adanya kajian lanjutan mengenai apakah vaksin ini boleh digunakan oleh kaum muslimin, dengan alibi aturan baku; halal dan haram. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam postingan ini, saya tidak akan mencatut nama siapa pun untuk mengajak Anda mengiyakan vaksin itu boleh digunakan, atau untuk mengajak Anda meninggalkannya. Saya tidak menyatakan halal atau haram, itu bukan ranah saya. Anda bisa mencari informasi akurat di media lainnya, dari para ahlinya, saya pun demikian. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hemat saya, ketika Anda mendapati pernyataan vaksin tidak boleh digunakan karena alasan ini dan itu, jangan langsung percaya, tapi carilah bacaan yang lebih banyak, detili, cermati dan ambil kesimpulan. Demikian juga, saat Anda dianjurkan untuk menggunakan vaksin atas alasan ini dan itu, hendaklah jangan langsung percaya, latah dan menyanggupinya. Melainkan kaji terlebih dahulu, tujuannya apa, efeknya dan efek sampingnya apa. Demikianlah seharusnya sikap bijak terhadap satu persoalan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akhir-akhir ini, media sosial bahkan media informasi lainnya begitu riuh dengan kabar vaksin. Satu sama lain saling tuding. Ada yang ikut terlibat dalam debat tak berpenghujung, ada yang hanya mengamati dan berlalu, kemudian membuat catatan perspektif sendiri, seperti yang sedang Anda baca sekarang. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sedikit pengakuan, saya adalah seorang yang patah hati terhadap imunisasi. Ceritanya, puluhan tahun silam, seorang bayi telah lahir normal dengan berat ideal. Ibu dan tetangganya mengakui bayi itu sangat menggemaskan. Beberapa hari kemudian, datang Bidan Desa ke rumahnya, menawarkan imunisasi. Ibu yang telah melewati pengalaman membesarkan tiga anak lainnya tanpa imunisasi, tentu saja keberatan. Namun, atas penjelasan ilmiah terkait bla..bla..bla, bahaya yang akan terjadi terhadap anak tak diimunisasi, akhirnya Ibu itu pun menyetujuinya. Setelah suntikan itu mendarat dibahu kiri si bayi, esok paginya suhu badan bayi melonjak, terdapat lima benjolan seukuran jerawat orang dewasa. Dua di telapak kaki, siku kiri dan satu lagi di pipi. Bayi itu adalah saya. Ya, nanti kalau kita berjumpa, amati saja, ada lesung tak langsung di pipi kiri. Itu kenang-kenangan imunisasi. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kecewa tak terobati, sesal tak berpenghujung. Cukup satu suntikan, dan jangan berharap akan ada lanjutan. Hingga kini, kami sah menjadi keluarga patah hati terhadap imunisasi. Alhamdulillah, atas rahmat dan kasih sayang Allah, kesehatan keluarga terjaga. Anak-anak tumbuh besar. Bahkan kini sudah membesarkan generasi ke dua.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kita kaji sedikit berdasarkan pengalaman. Mohon kerendahan hati para pembaca sekalian untuk mengakui kebenaran bila mengalami hal yang sama. Apakah saat Anda suntik anak Anda, dia menangis sejadi-jadinya? Apakah beberapa saat kemudian, hingga dua-tiga hari suhu badannya tinggi, rewel, tidak selera menyusu, dan bahkan ada semacam lebam di lengan selingkar tempat kena suntikan? Apakah Anda merasakan cemas kala itu? Para suami bahkan sampai jengkel, karena mereka tidak tega melihat anaknya merintih. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Allah subhanahu wata’ala adalah pencipta dengan segala kesempurnaan hasil ciptaan-Nya. Seonggok daging dalam rahim ditiupkan ruh agar hidup dan dilengkapi dengan seperangkat bekalan untuk dapat mempertahankan kehidupan. Tidak ada satu lini pun yang tidak diperhitungkan oleh Allah. Penciptaan manusia bukan sebuah candaan. Nah, seperangkat bekalan tadi kita namai naluri, sensitifitas, sel otak, dan sistem kekebalan tubuh. Semua anak punya itu. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ketika kita masukkan vaksin ke dalam tubuhnya, terjadi semacam pergolakan. Ibaratnya, sistem imun yang telah ada mencoba berkenalan dengan yang baru. Bila cocok mereka sahabatan, bila tidak cocok maka akan menjadi musuh. Inilah yang menyebabkan anak-anak demam dan bahkan bengkak pada selingkar area suntikan. Adapun vaksin, ada harus setuju bahwa ia adalah virus yang telah dijinakkan. Pernah lihat harimau di penangkaran? Tentu saja tidak ada yang menerkam. Mereka jinak. Tapi, apa yang akan terjadi bila yang telah jinak ini kita lepaskan ke alam liar, ke habitatnya. Anda yakin harimau itu tidak akan kembali menjadi hewan buas? Nah, saya rasa analogi ini mudah dicerna, untuk memahamkan kita bagaimana vaksin.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Imunisasi bukan memberi obat, sebab anak-anak yang diimunisasi itu bukan anak yang sakit, melainkan penangkal agar tidak terjangkiti hal yang tidak diinginkan, sepakat? Lalu, apakah anak yang telah diimunisasi ini mutlak tidak akan diserang penyakit? Siapa yang akan menjamin ini? Siapa? Coba jawab! :D Kelihatan ekstrim pertanyaan saya. Tapi percayalah, saya menulis ini sambil tersenyum membayangkan Anda serius membacanya. Saya berharap kita semua paham.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Entahlah, saya pribadi lebih yakin kepada Allah dari pada imunisasi. Saya tidak memercayai vaksin ini sama seperti tidak memercayai azimat, sama seperti tidak mengikuti program asuransi jiwa. Agar benar-benar sepenuhnya menyerahkan masa depan kepada Allah. Dalam hal ini, beberapa orang akan menganggap saya tidak realistis. Di sisi lain, pasti ada orang lainnya yang menganggap hal semacam ini lebih realistis. Seperti yang saya sampaikan di awal, pro dan kontra adalah keniscayaan. Sepakat atau pun tidak, mari menjalani hidup dengan damai. <i>Lakum ‘amalukum wa lana ‘amaluna.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berbekal <i>husnudhdhan</i> kepada Allah, yakinlah tidak ada hal buruk menimpa kita. Sebagaimana disebutkan dalam kalam agung-Nya; “Aku tergantung persangkaan hamba terhadapKu. Jika dia berprasangka baik, maka kebaikan baginya. Jika ia berprasangka buruk, maka keburukan baginya” (Hadits Qudsi). Saya menjumpai beberapa guru religi saya terkait hal ini, bahwa mereka juga menyatakan hal yang sama; “Jangan telalu mencemaskan hal belum terjadi, kemudian memproteksi, seakan-akan kita hendak menantang Allah.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Semoga postingan ini bermanfaat. Seperti biasa, bila ingin mengkritik, silahkan tinggalkan komentar. Jangan beuh breon di tempat lainnya, nanti malah jadi ghibah. hehehe</div>
Aini Azizhttp://www.blogger.com/profile/01042815447983235778noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5739791914854067375.post-41929733880830922412016-03-04T20:10:00.003-08:002019-04-19T19:58:07.768-07:00Perkenalkan! Gadis-gadis #IjaKroeng di Aceh<div style="text-align: justify;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://3.bp.blogspot.com/-r7hcaAkmWwQ/VuDjAo3ZNHI/AAAAAAAAB2U/aswmOZN6xzg/s1600/IMG20160306153410.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="300" src="https://3.bp.blogspot.com/-r7hcaAkmWwQ/VuDjAo3ZNHI/AAAAAAAAB2U/aswmOZN6xzg/s400/IMG20160306153410.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Minggu lalu, saat meninjau pembangunan Dayah Istiqamatuddin Darussalam di Montasik</td></tr>
</tbody></table>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Budaya melekat kuat pada sebuah bangsa. Kebiasaan terpola dan dijalani dalam kurun yang lama menyebabkannya sulit untuk terpisah. Seperti laut dengan riak. Di belahan dunia mana pun, laut selalu memiliki gelombang. Demikianlah kebudayaan, terelaborasi dalam tata bahasa, tata busana dan afektif sebuah bangsa. Terus menerus sepanjang siklus hidup. Dalam hal ini, saya ingin mengulas sedikit mengenai budaya Aceh. Lebih spesifiknya tentang budaya dalam aspek busana. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menarik, bahwa Aceh memiliki sebuah kebijakan yang bisa kita bilang setingkat lebih unggul dari pada provinsi lainnya, dalam hal berpakaian. Keberadaan perda khusus, qanun Syari’at Islam telah membawa Aceh pada rona yang tak lekang dari identitas muslim segi <i>fashion</i>-nya. Betapa tidak, bagi masyarakat muslim yang tidak mengindahkan aturan ini, maka akan didera sangsi, bahkan dikecam oleh lingkungan. Saat berada pada ranah publik, setiap orang harus mengenakan pakaian yang sesuai dengan aturan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Peraturan ini tentu saja disambut baik oleh segenap masyarakat. Keindahan busana merupakan cermin keluhuran sebuah bangsa. Muslimah yang mengenakan kerudung (Aceh: <i>ija sawak</i>) ketika keluar rumah dinilai lebih menarik tinimbang menggerai-gerai mahkotanya. Pun demikian dengan muslimah yang menggunakan rok, gamis dan sejenisnya, dianggap lebih santun dari pada memakai celana, apalagi ketat pula. Dengan mengenakan identitas muslimah, mereka lebih disegani oleh lingkungan. Mudah dikenal dan tidak <i>gampang</i> diganggu, tentu.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://2.bp.blogspot.com/-Vxfn5vblotI/VuDzI_fX3JI/AAAAAAAAB2k/JvkziKhvJ_g/s1600/IMG20160306140005.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="300" src="https://2.bp.blogspot.com/-Vxfn5vblotI/VuDzI_fX3JI/AAAAAAAAB2k/JvkziKhvJ_g/s400/IMG20160306140005.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Saat kunjungan ke Tanoh Abee. Saya anak baru, belum pandai pakai IjaKroeng :D</td></tr>
</tbody></table>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dari keindahan itu semua, sebenarnya ada satu sisi kekhasan Aceh yang kurang ter-<i>explore</i>. Saya akan membawa Anda pada suatu pemandangan yang semoga Anda akan mengatakan “<i>How real taste of Acehnesse!</i>” Itu pun jika Anda tahu tentang busana khas Aceh sebenarnya. Ya, sekerumunan orang-orang yang menjadikan Ija Kroeng sebagai busana hariannya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Anda tahu Ija Kroeng? Kain berdiameter dua kali ukuran badan dengan tinggi sepantaran pusar kita. Tentu saja fungsinya untuk dikenakan sebagai bawahan pakaian. Cara mengenakannya adalah dengan melilitkannya ke pinggang setelah disarungkan. Ya, Ija Kroeng kini lebih dikenal dengan istilah sarung. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di sini, Ija Kroeng adalah pakaian harian yang dikenakan setiap kesempatan. Di rumah, di luar, ke mesjid, ke pasar, bahkan ke kondangan dan acara resmi lainnya pun demikian. Tetap mengenakan Ija Kroeng. Bagi yang tidak pernah menyaksikannya, mereka tentu saja menganggap ini sebuah keganjalan yang menimbulkan cengang. Kenapa saya berani berkata demikian? Tentu saja ada landasan kuat. Ceritanya, tiga tahun silam, ketika saya mengadakan sebuah perhelatan di rumah. Saya mengundang rekan-rekan dari berbagai lingkaran: para blogger, teman kantor, kolega, sanak saudara, teman semasa kuliah, teman dari SMA, teman sepengajian dan beberapa diantaranya para penulis yang baru saya kenal.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menjelang tengah hari, teman-teman sepengajian datang, seringnya memang mereka datang berombongan, ramai-ramai. Nah, ketika memasuki halaman rumah, para tamu yang lainnya sontak bangun, memerhatikan mereka dengan penuh ketakjuban. Sekelompok muslimah mengenakan baju kurung, sarung dan kerudungnya lebar hingga menutupi pinggang. Bagi rekan dari kota, ini pemadangan yang langka. Perempuan belia, cantik pula, <i>range</i> umur 14 – 25 tahun, semua pakai Ija Kroeng. Seakan orang-orang kota itu hendak berujar; “<i>Hello? Are you kidding me?</i>” Secara yang mereka tahu, umumnya kain sarung itu pakaian orang tua-tua di kampung. Berkali-kali mereka mengungkapkan ketakjuban. Senang melihatnya. Bahkan hingga saat ini, beberapa diantara mereka masih sering menanyakan ihwal gadis-gadis bersarung yang mereka lihat di rumah saya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://4.bp.blogspot.com/-6Q4pn48HjSI/VtpW05qVLVI/AAAAAAAAB10/Q6MpZFSnG3Q/s1600/IMG20150806175243.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="233" src="https://4.bp.blogspot.com/-6Q4pn48HjSI/VtpW05qVLVI/AAAAAAAAB10/Q6MpZFSnG3Q/s400/IMG20150806175243.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pemandangan dari halaman depan dayah</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Perkenalkan, mereka adalah santriwati <a href="http://tasbihaini.blogspot.co.id/2015/08/muslimah-di-darul-muarrifah-dayah-lam_7.html"><span style="color: #38761d;">Dayah Darul Muarrifah</span></a><span style="color: #666666;">.</span> Muslimah Ija Kroeng. Saya sangat beruntung bisa berada di tengah-tengah mereka. Mereka tetap mempertahankan budaya. Padahal bisa saja jika mengenakan rok atau terusan, tapi mereka tidak melakukannya. Sebab alasan yang tadi, itulah ciri khas yang kita miliki. Pun sudah begitu peraturan ma'had dari dahulu kala. Budaya yang tidak boleh kita buang. Di Dayah, sejauh pandangan mata, yang akan Anda saksikan hanyalah para pengena Ija Kroeng. Itu semua. Santri, dewan guru dan bahkan tukang masak di dapur umum pun demikian. Semua mengenakan Ija Kroeng tanpa sungkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://3.bp.blogspot.com/-L-z43891BN0/VtpWFJKlbGI/AAAAAAAAB1s/gYVTgDC-haE/s1600/10454493_810106252335358_3900227477524407960_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://3.bp.blogspot.com/-L-z43891BN0/VtpWFJKlbGI/AAAAAAAAB1s/gYVTgDC-haE/s400/10454493_810106252335358_3900227477524407960_n.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Barang bukti, mereka pakai sarung ke sawah. Tanpa gambar, informasi: hoax :D</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Terkait Ija Kroeng, saya baru tahu ternyata ada putra Aceh yang sudah setahun belakangan menggeluti usaha pengadaan Ija Kroeng. Ialah Khairul Fajri Yahya. Uniknya, ia menggunakan "<span style="color: red;"><b>Ija Kroeng</b></span>" sebagai <i>brand</i>. <span style="font-family: "";">Berdasarkan yang saya baca dari postingan Makmur di blognya, a</span><span style="font-family: "";">da giveaway dari managemen Ija Kroeng atas tasyakuran <b>#SithonIjaKroeng</b>, b</span><span style="font-family: "";">ertema “Membudayakan Kembali Ija Kroeng (Kain Sarung).”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tentunya, terhadap produk lokal cita rasa internasional ini, sebagai bangsa Aceh kita patut memberi apresiasi, bahkan oleh pemerintah Aceh semestinya. Secara langsung beliau telah memperkenalkan kembali budaya Aceh kepada dunia. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya tertarik untuk mengenal lebih jauh produk made-in Aceh ini. Saya stalking lagi postingan Makmur di Safariku.com. Ternyata, Ija Krong memang mampu menjawab tantangan zaman. Bahkan Ija Kroeng ini sudah dikenakan hingga Mancanegara. Kain polos dengan bubuhan motif khas Aceh pada sisi bawahnya, cukup elegan saat dikenakan. Apalagi oleh kalangan anak muda. Memesona. Tidak semak. Terlebih lagi yang warna hitam. Saya merasa Bang Khairul benar-benar telah mampu melukis Aceh pada helaian Ija Kroeng. Saya tertarik untuk meng<i>-endorse</i> ini kepada teman-teman di Dayah. Secara mereka adalah pengguna kain sarung sejati. Semoga banyak yang berminat nanti. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Aini Azizhttp://www.blogger.com/profile/01042815447983235778noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-5739791914854067375.post-24357028100491632572016-03-01T01:09:00.004-08:002016-03-01T01:30:39.575-08:00Dua Sisi<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://2.bp.blogspot.com/-pzkC3Y-MJrk/VtVboMZgAzI/AAAAAAAAB1I/k_-q9bAkImE/s1600/1-dua-sisi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="141" src="https://2.bp.blogspot.com/-pzkC3Y-MJrk/VtVboMZgAzI/AAAAAAAAB1I/k_-q9bAkImE/s320/1-dua-sisi.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">america[.]pink</td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pergantian siang dan malam atas akibat timbul-selamnya matahari menjadi sebuah gambaran, bahwa hidup selalu dihadapkan pada dua wajah. Putih-hitam, gelap-terang dan semuanya memiliki makna tersendiri. Berada pada titik bias justru akan menyebabkan ketidakseimbangan. Bagaimana tidak, jelas ada kegamangan pada abu-abu. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tak ayal, putih dan hitam ini dianalogikan kepada pola sikap/ tingkah laku seseorang. Budi luhur dianggap putih dan kejahatan dianggap hitam. Biasa kita lihat di lingkungan, ilmu yang berbau klenik dan berkaitan dengan peran setan dikatakan ilmu hitam. Sebaliknya, ilmu yang menitikberatkan kepada pensucian diri, memantapkan nilai-nilai ruhiyah, menyelami makna agama, disebutkan ilmu putih. Ini adalah barang bukti bahwa dunia dalam bingkai dua sisi.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://4.bp.blogspot.com/-Q8zOHwAHsEU/VtVhEhCviRI/AAAAAAAAB1Y/IWEPeJcsdAE/s1600/images.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://4.bp.blogspot.com/-Q8zOHwAHsEU/VtVhEhCviRI/AAAAAAAAB1Y/IWEPeJcsdAE/s320/images.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">novian25[.]blogspot</td></tr>
</tbody></table>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Baik, kita simpan sejenak pembahasan tentang ilmu hitam dan putih. Ini catatan singkat tentang bagaimana kita di hadapan manusia. Masih dalam tema dua sisi. Anda akan mengalami dua kemungkinan. Siapa pun Anda, dalam interaksi sosial, tidak akan lepas dari dua kemungkinan. Pertama; teman yang memuji. Kedua, musuh yang mencaci.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kita lerai satu-satu. Teman yang memuji, dalam artian, apapun kinerja Anda, meskipun dalam peran yang tak seberapa, bila itu berupa sesuatu yang positif, maka para sahabat Anda akan melayangkan sanjungan dan pujian. Mereka mengapresiasi, bahkan bisa melampaui kelayakan Anda menerima penghargaan itu. Bila pun hasil kerja Anda adalah sebuah kekeliruan, teman akan tetap mendukung Anda. Memberi dukungan agar Anda mau membenahi, tentunya. Tidak ada respon negatif dari teman. Kenapa? Sebab falsafah awal tadi, Anda sedang berada dalam bingkai pertama: persahabatan. Cinta yang bertunas dari hati mereka, tumbuh meninggi, merindangkan daun meneduhkan bumi. Di bawah kerindangan itulah tempat di mana para sahabat bernaung.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kedua; musuh yang mencaci. Apapun yang Anda lakukan tetap saja berhujung pada sumpah serapah. Tidak ada yang terlihat benar meskipun itu kebenaran. Tetap saja ada celah bagi celaan. "Selalu salah Barbie di mata Anabelle, selalu salah Naruto di mata Dragon Ball, s<span style="font-family: "";">elalu salah Adek di mata Abang.</span>" Anda tentu saja familiar mendengar jargor seperti ini, bukan?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebenarnya, keberadaan sumbu benci menyembul dari satu ruang kecil di hati, bersambut dengan pemantik berupa kedengkian dan apatisme. Akhirnya, kebencian menyeruak membakar seluruh sisi pandangan, sehingga tertutupilah segala keindahan. Di Aceh, kami mengenal istilah "<i>benci ruman,</i>" dalam bahasa yang lebih mendunia, perasaan semacam ini disebut "<i>ill feel.</i>" Apa pun yang terdapat pada sisi orang yang di benci, segalanya akan terlihat sebagai bentuk kesalahan. Marah pada seseorang hingga ke sandalnya. Kenapa demikian? Sebab ia tengah berada pada falsafah kedua; musuh yang mencaci.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jika Anda menjadikan respon manusia sebagai tolak ukur, maka selamanya Anda tidak akan menemukan nilai mutlak. Sebab, pada sisi manusia, nilai terbentuk hanya dalam <i>range</i> relativitas - perspektif. Benar menurut A, belum tentu menurut B juga benar. Demikian pula sebaliknya. Dengan demikian, kita harus mencari sumber kebenaran mutlak. Benar yang mampu melampaui nilai relatif dan tak terbantahkan lagi. Benar yang membuat Anda merasakan kenyamanan batin saat melakukannya. Dalam hal ini, tentu saja Syara', satu satunya standar kebenaran mutlak. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Contoh kasus: terkait apa-apa yang dilakukan oleh Bunda Illiza. Orang-orang yang berpihak padanya, selalu melihat apa yang dilakukan Bunda sebagai tindakan yang benar. Positif. Sedangkan pihak lainnya, mereka kerap mengutuk dan menyikapi tindakan Bunda sebagai sesuatu yang berlebihan. Kenapa kemudian Bunda Illiza tetap bersikukuh dengan apa yang beliau lakukan? Ya, kembali lagi, barangkali bagi Bunda nilai yang benar adalah saat ia melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang benar di mata Syara'. Beliau keluar dari bingkai nilai teman dan musuh.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Al-Hikmah, Lukman (<i>radhia-Allahu'anhu</i>) pernah bertutur pada putranya; "Lakukanlah hal yang memberi kemaslahatan bagimu dengan tidak menghiraukan penilaian manusia, kerena selamanya engkau tidak akan mampu menyeragamkan hati mereka."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi,<i> peuta yang keuneuk peugah ino?</i> <i>Yang loen neuk peugah adalah lage yang Lukman peugah bak aneuk geuh.</i> Saat jasad kita terperangkap pada dua sisi bingkai kehidupan, pastikanlah kita tidak menjadikan bingkai ini sebagai kungkungan baku bagi jiwa. Keluarkanlah ruh dari <i>frame</i>. Jangan lihat putih dan hitam, tapi lihatlah pada cemerlang, pada terang, pada bening. Bahwa segala sesuatu yang kita lakukan bukan agar <span style="font-family: "";">tidak dicaci musuh, </span><span style="font-family: "";">bukan untuk </span>dipuji teman. Melainkan agar dipayungi ridha Tuhan.<br />
<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Note:</div>
<div style="text-align: justify;">
Terima kasih sudah membaca sampai akhir. Jika Anda keberatan dengan tulisan saya, jangan <i>buang breun</i> di media lain. Cukup di sini saja, di kolom komentar. ;)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Aini Azizhttp://www.blogger.com/profile/01042815447983235778noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-5739791914854067375.post-81261397828491593642016-02-22T19:22:00.002-08:002016-02-22T19:22:38.281-08:00Dari Aceh, Selamat Milad ke 19 untuk Forum Lingkar Pena<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://2.bp.blogspot.com/-TvR2PfbqgNI/VsvLfqdh5MI/AAAAAAAABoY/pzgAPDpn6l0/s1600/IMG-20160222-WA0003.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="311" src="https://2.bp.blogspot.com/-TvR2PfbqgNI/VsvLfqdh5MI/AAAAAAAABoY/pzgAPDpn6l0/s320/IMG-20160222-WA0003.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: '';">Milad Forum Lingkar Pena ke - 19</span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="font-family: ''; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: ''; text-align: justify;">
<span style="font-family: '';">"Forum Lingkar Pena sangat fenomenal. FLP adalah hadiah Tuhan untuk Indonesia." Demikianlah makna keberadaan Forum Lingkar Pena, di mata seorang seniman fenomenal Indonesia, Taufik Ismail. Beliau menyampaikan hal ini saat milad FLP di Jakarta, tahun 2002. Lembaga kepenulisan yang didirikan pada 22 Februari 1997 oleh Helvy Tiana Rosa, Asma Nadia dan Muthmainnah ini telah mengepakkan sayapnya, menunjukkan peran penting penulis dalam membentuk pola kreatifitas terdidik bagi bangsa, terutama dalam bidang literasi. Hingga kini, FLP telah memiliki lebih dari 125 cabang yang tersebar di seluruh Provinsi, Kabupaten, di Indonesia, bahkan Mancanegara. FLP telah berkembang hingga Singapura, Mesir, Hongkong, Jepang, Inggris dan lainnya.</span></div>
<div style="font-family: ''; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: ''; text-align: justify;">
Di Aceh, Forum Lingkar Pena didirikan pada 11 Maret 2001. Perjuangan dimulai dari menggelar pertemuan-pertemuan kecil di pelataran Masjid, di taman terbuka, guna mengajak remaja-muda Aceh untuk menulis. Lanjut kemudian, setelah melihat perkembangannya cukup pesat, meningkatnya antusias masyarakat, sehingga FLP dikenal oleh berbagai kalangan: baik kaum intelektual, para pelajar, bahkan ibu-ibu rumah tangga, akhirnya FLP membentuk sekretariat, meskipun hingga kini masih berpindah-pindah tempat.</div>
<div style="font-family: ''; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: ''; text-align: justify;">
Seiring perkembangannya, ada banyak prestasi yang telah diraih oleh FLP Aceh, diantaranya: menjadi FLP Wilayah Terpuji tingkat nasional tahun 2002, nominasi FLP Wilayah Terpuji 2005, peraih penghargaan I Love Aceh Award, dll. Puluhan karya pun telah lahir dari penulis Aceh, hasil bimbingan Forum Lingkar Pena. Setidaknya, tercatat lebih dari 60 buku telah diterbitkan, baik berupa antologi maupun individu. FLP Aceh juga mewakili Indonesia dalam Mastera (Majelis Sastra Asia Tengggara). Banyak lagi prestasi lainnya, saya bicarakan nanti, semoga kita punya kesempatan. Tidak usah saya tulis semuanya, sebab selayaknya seorang muslimah, semakin tertutup semakin kita dibuat penasaran akan keindahannya. (*kedip-kedip)</div>
<div style="font-family: ''; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: ''; text-align: justify;">
Baiklah, adapun tujuan saya tulis ini adalah sebagai persembahan, sebagaimana <a href="http://tasbihaini.blogspot.co.id/2015/03/selamat-milad-ke-14-flp-aceh-adalah.html">tahun sebelumnya</a>. Hari ini, FLP <span style="font-family: "";">tepat </span>berumur 19 tahun. Selamat milad, Rumah Para Pecinta. Semoga <span style="font-family: "";">semakin bertumbuh dan bertambah, menuai</span> berkah. Tahun depan kita akan memasuki dekade kedua.</div>
<div style="font-family: ''; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: ''; text-align: justify;">
Bagi saya, FLP tidak hanya lembaga yang mengajarkan kiat menjadi penulis, tips agar karya tulis di-<i>publish</i>. Lebih dari itu, FLP telah menjadi keluarga. Dua tahun silam, ketika saya dinyatakan lulus seleksi menjadi salah satu anggota FLP Aceh, saat itu saya benar-benar berpikir; kemampuan menulis bukan sekedar penyaluran hobbi, melainkan anugrah besar dari Allah yang harus kita syukuri. Akan kita bawa kemana potensi ini, sebab segala pemberian-Nya akan dimintai pertanggung jawaban.</div>
<div style="font-family: ''; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: ''; text-align: justify;">
FLP memahamkan saya, bahwa setiap penulis mengusung ideologi melalui karyanya. Apa yang dia tulis adalah cerminan dari pemahaman. Penulis tidak akan mampu menyembunyikan sosok dirinya. Apa yang dipikirkan akan dituang dalam kata, dirangkai menjadi kalimat, disatukan dalam paragraf, kemudian karyanya dieja oleh para pembaca. Penulis yang sukses dapat dilihat dari sejauh mana tulisannya menjejak di benak para pembaca. Adapun ideologi inilah yang menjadi penentu, apakah seseorang bersyukur dan bertanggung jawab atas anugrah kemampuan menulis itu?</div>
<div style="font-family: ''; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: ''; text-align: justify;">
Anda sebagai pembaca, tentunya tahu, ada beberapa karya hebat di luar sana. Bacaan yang mampu membangun jiwa, mencerahkan akal, menguatkan semangat, meniupkah ruh peduli kemanusian, mengajarkan norma, adab dan kesopanan, mencerdaskan anak bangsa, mengusung perjuangan terwujudnya generasi berbudi luhur, sehingga setiap karya mereka selalu fenomenal. Mereka disambut hangat oleh masyarakat.</div>
<div style="font-family: ''; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: ''; text-align: justify;">
Di sisi lain pula, ada karya yang tak kalah hebatnya. Bacaan mampu membangun gelora, menonjolkan esensi seni, menguak fakta apa adanya, energi positif atau negatif bukalah pertimbangan. Keji atau pun terpuji tak lagi menjadi acuan, menulis secara terbuka, bahkan hal lucah sekalipun tak sungkan dihidangkan untuk pembaca. Hal tabu dianggap layak untuk diperbincangkan. Bangga mempertontonkan peradaban buruk, menyebutnya karya. Harus diakui mereka memang lebih dominan.</div>
<div style="font-family: ''; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: ''; text-align: justify;">
Anda ingin tahu FLP di mana? Tentu saja FLP di kriteria pertama. Saya merasa inilah prestasi terbesar bagi FLP, terlepas dari <i>segambreng</i> prestasi lainnya. Sebagai seorang yang telah disadari bahwa menulis adalah anugrah dari Allah, saya akan menyayangkan bila saya berada pada golongan kedua. Sebab tanggung jawab kemampuan ini bukan suatu yang ringan. Saya bayangkan, ketika hari persaksian, di bawah panggang sinar sejengkal di atas kepala, disaat seseorang tenggelam dengan keringatnya, Tuhan bertanya; "Adapun kemampuan menulismu, kemana engkau gunakan?"</div>
<div style="font-family: ''; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: ''; text-align: justify;">
Dengan tegas atau pun tergagap-gagap nantinya, semoga saya mampu menjawab; "Menulis kebaikan, mengajak kepada jalan-Mu, wahai Tuhan!"</div>
<div style="font-family: ''; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: ''; text-align: justify;">
Sebagai manusia, sebagai hamba Allah, saya mewakili seluruh kaum muslimin di dunia, mengucapkan terima kasih seluas Arasy kepada FLP, Rumah Para Pecinta. Tidak ada peran yang lebih berguna selain mengajak kepada kebaikan, dan inilah yang telah engkau ajarkan kepada saya, kepada kami semua. FLP menyesap debu kejumudan yang menempel dipikiran, menyapunya dengan secercah inspirasi, menuangkannya dalam karya yang patut diapresiasi.</div>
<div style="font-family: ''; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="font-family: ''; text-align: justify;">
Demikianlah, saya padai dulu persembahan sederhana ini. Tidak ingin terlalu panjang hingga mengundang bosan. Semoga seuntai ini mengandung kebaikan. Mengutip apa yang disampaikan oleh Taufik Ismail, dengan sedikit gubahan, saya menyatakan; "<span style="font-family: "";">FLP adalah hadiah Tuhan untuk dunia."</span></div>
<div style="font-family: ''; text-align: justify;">
<span style="font-family: "";"><br /></span></div>
<div style="font-family: ''; text-align: justify;">
<span style="font-family: "";"><br /></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-G7rlw8kiBMc/VsvQLakjyMI/AAAAAAAABok/owK5YZc_Wqw/s1600/11074266_10203783980031108_1887266132064723387_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="265" src="https://1.bp.blogspot.com/-G7rlw8kiBMc/VsvQLakjyMI/AAAAAAAABok/owK5YZc_Wqw/s400/11074266_10203783980031108_1887266132064723387_n.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Kenangan setahu lalu, bersama Bunda Helvy dan Pak Edi.</td></tr>
</tbody></table>
<div style="font-family: ''; text-align: justify;">
<span style="font-family: "";"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: "";"><br /></span></div>
Aini Azizhttp://www.blogger.com/profile/01042815447983235778noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-5739791914854067375.post-63748395591316212602016-02-19T20:44:00.002-08:002016-02-19T20:52:42.615-08:00Bagaimana Cara Anda Bahagia?<div style="text-align: justify;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-caIia3a9vm0/Vsfu6AVDpvI/AAAAAAAABn8/0Ns-ZKwRf2c/s1600/kaskus.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="190" src="https://1.bp.blogspot.com/-caIia3a9vm0/Vsfu6AVDpvI/AAAAAAAABn8/0Ns-ZKwRf2c/s400/kaskus.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">pict by: kaskus[.]co[.]id</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Dalam interaksi sosial, Anda akan menjumpai berbagai corak hidup. Tingkatan dengan fasilitas terbaik, tercukupi segala kebutuhan, kerap disebut Orang Kaya. Sedangkan sebaliknya, tingkatan yang penuh gambar kemelaratan, kemalangan, tidak memiliki fasilitas yang mampu memadankan kebutuhan, tidak dapat berbuat banyak untuk mensejahterakan diri dan keluarganya, nominal finansial tak memadai, mereka dikenal dengan Orang Miskin. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lalu, dari kedua tingkatan yang kerap terjadi kesenjangan itu, bisakah disimpulkan siapa yang terjamin kebahagiaannya? Si Kaya atau Si Miskin? Tentu saja tidak. Bebicara tentang konsep kebahagiaan. Tolak ukurnya adalah bagaimana cara seorang menikmati apa yang dia punya. Kenikmatan dari <span style="font-family: "";">pengecapan </span>cita rasa, kelapangan dada dan keridhaan, tanpa mengeluh dengan baik dan buruknya keadaan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bila bahagia dinilai dari tolak ukur finansial, saya rasa semua orang akan gagal menikmati kebagian. Atau, tepatnya, mereka gagal memaknai kebagian. Betapa tidak, seorang yang berpenghasilan banyak, tentu akan mengupayakan pelayanan yang tinggi. Sedangkan dengan kemampuan rendah akan mengupayakan pelayanan yang rendah pula. Mereka sama-sama akan mengupayakan pelayanan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mari mencermati. Ketika seseorang hanya mampu membeli kendaraan be-roda dua, maka beban pengeluarannya hanya terbatas pada kebutuhan operasional dan <i>maintenance</i> kendaraan be-roda dua: ganti ban, ganti oli, isi bahan bakar, pajak tahunan dan <i>service</i> bulanan. Ya, seputar itu-itu saja. Nominal pengeluarannya tentu tidak seberapa bila dibandingkan dengan seorang lainnya yang mempunyai kendaraan beroda empat: biaya <i>service</i>, bahan bakar dan pajak tahunannya pasti akan jauh lebih besar. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tidak terhenti pada permasalahan pengeluaran, bahkan tekanan pun demikian. Dari sisi keamanan, seseorang dengan kemampuan memadai, akan ekstra waspada agar kepunyaannya tidak berpindah tangan dengan cara yang tak diinginkan. Khawatir kemalingan, mereka akan memasang pagar yang kuat, pintu dan jendela rumah berlapis teralis agar tidak mudah dibobol oleh penjarah. Bukankah berpikir tentang proteksi ini dapat menguras banyak energi?<br />
<br />
Sementara di sisi lain, kemelaratan menjadikan seseorang "tidak nyenyak tidur malam" karena sibuk mengutuk keadaan. Di matanya, orang lain lebih disayang Tuhan. Baginilah yang akan terjadi bila menakar hidup dari kemampuan finansial.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya berani mengatakan bahwa kebahagian tidak Anda capai dengan nilai, melainkan makna. Bahagia bukanlah tujuan, sebab bila menjadikannya sebagai tujuan, Anda akan luput mencicipinya sepanjang perjalanan. Bahagia bukanlah pencapaian, sebab bila ia pencapaian, Anda akan kehilangan rasanya sepanjang perjuangan. Bahagia bukan cita hidup, sebab bila menjadikannya sebagai cita hidup, Anda akan kehilangan kebahagiaan setelah kematian. Bahagia adalah esensi iman, keridhaan dalam susah dan senang, derma dalam lebih dan kurang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebagai gambaran, Anda tentunya akan kagum dengan apa yang dilakukan oleh Ghumaisya. Perempuan shalihah yang namanya dikenal dengan sebutan Ummu Sulaim. Ya, ia adalah istri Abu Thalhah. Ibu dari Anas bin Malik. Ketika Rasulullah tiba di Madinah, semua orang berbondong-bondong untuk memberikan bantuan kepada Rasullulah, baik berupa harta benda maupun hewan tunggangan. Ghumaisya tidak memiliki apa-apa waktu itu. Ia pun datang kepada Rasulullah. Ucapnya " Ya, Habiballah, aku melihat penduduk Madinah datang kepadamu memberikan ini dan itu. Aku tidak memiliki apa-apa selain ini," sambil menolehkan wajah ke arah Anas yang kini berada di sisinya, "bahagiakanlah kami dengan menjadikannya <i>khadam</i> (pelayan) bagimu." <span style="font-family: "";">Wanita itu menghadiahkan anaknya. </span>Kebahagiaan bagi Ghumaisya adalah saat anaknya dapat membantu Rasulullah sepanjang waktu, tanpa lengah.<br />
<br />
Tidak hanya Ghumaisya, bahkan banyak lagi gambaran paling menyentuh dari kehidupan kaum muslimin di awal islam. Bagaimana Fathimah Az Zahra mengikhlaskan delima jatahnya dibagikan kepada orang lain oleh Saidina Ali. Bagaimana sekawanan orang-orang dalam perang tidak meneguk air, melainkan membagikan kepada teman di sisi kanannya, karena merasa orang lain lebih membutuhkan. Padahal dahaga saat itu sangat menyiksa, kering kerongkongan. Kenapa mereka melakukan ini semua? Sebab kebahagiaan. Ya, sebab jiwa mereka mempersembahkan kebaikan untuk ditebus dengan surga.<br />
<br />
Di sini, kita harus lebih jeli melihat ke dalam (jiwa). <span style="font-family: "";">Anda di tingkatan kaya atau miskin, itu tidak lebih penting dari bagaimana Anda menikmati itu. Bahagia atau tidakkah? P</span>erhatikan peluang yang dapat memberi kebahagiaan. Sederhana saja, lakukanlah kebaikan kepada orang yang kita jumpai. Kemudian ajaklah mereka melakukan kebaikan kepada orang lain dan seterusnya. Saat Anda memulai hal itu, percayalah Anda akan merasakan sesuatu yang berbeda. Energi positif akan menyesap kegundahan, mengubahnya menjadi semangat. Seperti pohon mengisap karbon dioksida, mengubahnya menjadi Oksigen. Tidak usah muluk-muluk, kita belum mampu seperti Ghumaisya yang menghibahkan anaknya. Minimal jumpailah saudaramu dengan wajah berseri, tersenyum. Senyum adalah sedekah. Berapa sederhananya jalan kebahagaian itu, bukan?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Aini Azizhttp://www.blogger.com/profile/01042815447983235778noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5739791914854067375.post-3307961993737500402016-02-19T00:10:00.000-08:002019-04-19T19:57:23.696-07:00"Pungo, Kah! Lonte, Kah!" Aku dan Orang dengan Gangguan Jiwa<div style="text-align: justify;">
Pagi masih menyisakan sejuk. Tetesan air sisa hujan semalam jatuh satu-satu dari pucuk rumpun bambu di tepi pintu gerbang kantor, tempat aku bekerja sehari-hari. Tidak seperti biasanya, pagi ini keadaan kantor cukup lengang. Teman-Teman yang biasa sejak pagi sudah riuh di gudang, hari ini tidak terdengar suara. Mungkin mereka sedang ada kerja di lapangan. Satpam pun tidak terlihat batang hidungnya, entah kenapa dia telat datang hari ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku berusaha mendorong pintu gerbang perlahan. Dari jarak yang tak jauh dariku, ada seorang yang berjalan tergesa-gesa. Tangan kirinya berkacak di pinggang sedangkan gepalan tangan kanan diangkat sejajar kepala, sesekali diayun, entah apa maksudnya. Wajahnya sangar, seperti tersimpan kebencian. Mulut merapal repetan. Hingga dekat yang tak lebih dari sepuluh langkah lagi dariku, dia bertambah marah.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<i>"Pungo, Kah! Lonte, Kah!</i> (Gila, Kamu! Jalang, Kamu!" Pekiknya ke arahku. Aku benar-benar ketakutan, waktu itu. Pintu gerbang dari plat alucobond dan teralis yang sedang kupegang ini pun cukup berat, tak bisa kubuka segera. Keringat dingin menguak pori untuk keluar dan lutut gemetar cukuplah sebagai bukti bahwa aku benar-benar takut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Ya.. Rabb..! Teguran dari Engkau kah ini?" Dalam hatiku menggumam. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dia terus saja mengulang-ulang hardikan itu, seakan aku makhluk paling dibencinya. Padahal, sebelum ini kami tidak pernah terlibat bincang sama sekali. Saling kenal pun tidak. Aku hanya sering melihatnya lewat, dari arah Lamgapang menuju Simpang Tujuh Ulee Kareng, atau pulang melintasi jalan yang sama. Setahuku, dia penduduk asli Lamgapang. Namanya si Reen. Demikian menurut informasi dari teman-teman di gudang.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://4.bp.blogspot.com/-cldkNH5VWnc/VsbUhDrMJvI/AAAAAAAABnw/XtpW4eK-49Y/s1600/IMG-20160217-WA0001.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="400" src="https://4.bp.blogspot.com/-cldkNH5VWnc/VsbUhDrMJvI/AAAAAAAABnw/XtpW4eK-49Y/s400/IMG-20160217-WA0001.jpg" width="323" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Si Reen melintas di jalan Lamgapang</td></tr>
</tbody></table>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebelumnya sudah pernah diingatkan oleh atasanku; "Kalau kalian jumpa si Reen, jangan panik! Dia tidak akan menyakiti siapa-siapa kalau kita tidak lebih dahulu mengusiknya. Tapi, jujur, kali ini aku merasa dizalimi dengan kalimatnya itu. Aku tahu, si Reen adalah <b>Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)</b>, maka tak semestinya aku menggubris hardikannya. Jika kubalas dengan menyumpah-serapahi hal yang sama, itu artinya aku sama seperti dia. Padahal jiwaku sehat, baik-baik saja.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sejurus kemudian, setelah dia puas dengan cacian itu, lalu pergi meninggalkan aku dengan menanggung pesaan tak karuan. Aku masih berpikir lamat-lamat, kenapa si Reen menyumpahiku demikian. Aku dikatai gila dengan kewarasanku oleh orang yang terganggu jiwa. Aku dikatai jalang sedangkan selama ini aku berupaya menjaga diri seterhormat mungkin sebagaimana aturan Tuhan. Apakah ini teguran dari Allah, agar aku bermuhasabah diri lagi? Entah kadang ada yang salah dengan niat ibadahku selama ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jujur saja, aku tidak pernah melihat <span style="font-family: "";">ODGJ dengan pandangan </span>cela/hina. Mereka hamba Allah, sama juga seperti kita. Mereka seperti itu bukan atas dasar hajat hati. Tidak ada orang tua yang menginginkan anaknya menjadi ODGJ. Tidak ada anak yang ingin terlahir dari orang tua seorang ODGJ. Bila kita berada pada posisi mereka, menjadi bagian dari keluarga mereka, pastinya kita akan sedih melihat diskriminan lingkungan terhadap mereka, kan?<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://3.bp.blogspot.com/-_IJt0uvg7uM/VsbSm1CUwmI/AAAAAAAABng/Vx0eBe0qGN8/s1600/tukartiub.siteblogs.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="210" src="https://3.bp.blogspot.com/-_IJt0uvg7uM/VsbSm1CUwmI/AAAAAAAABng/Vx0eBe0qGN8/s320/tukartiub.siteblogs.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">tukartiub[.]siteblogs</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
Sebenarnya, dari orang dengan gangguan jiwa pun kadang kita bisa mengambil pelajaran. Banyak falsafah hidup. Bila teman-teman pengagum kisah sufi, tentu tidak asing dengan seorang ulama sufi termasyhur yang bernama Syeh Junaid Al Baghdadi. Ia pernah diajarkan kebijaksaan oleh seorang ODGJ. Saat muridnya melarang Syeh, beliau tidak menggubris. Tetap bersikukuh untuk menjumpai si Bahlul.<br />
<br />
Kisahnya, dalam sebuah perjalanan, Syeh berjumpa dengan Si Bahlul (Bahlul: kata dari bahasa Arab, artinya gila) sedang gelisah sambil merapatkan kepalanya ke tembok. Syeh mendekatinya, lalu menyapanya. Bahlul itu balik badan dan bertanya; "Siapa engkau?" Syeh menjawab; "Aku Junaid Al Baghdadi."<br />
<br />
Bahlul bertanya lagi; "Apakah engkau Al Baghdadi yang memberikan petunjuk spiritual kepada orang-orang?"<br />
<br />
"Benar, saya!" Jawab Syeh Junaid, kemudian.<br />
<br />
"Tahukan Anda bagaimana cara makan?" Tanya si Bahlul lagi.<br />
<br />
"Saya mengucap bismillah, mengambil yang paling dekat dengan saya, dengan gigitan kecil, mengunyah perlahan dari sisi kanan rongga mulut saya. Untuk setiap apa yang saya makan, saya tidak pernah lupa mengucap syukur kepada Allah; Alhamdulillah. Sebelum dan sesudah makan, saya selalu mencuci tangan." Syeh Junaid mendetili kebiasaannya.<br />
<br />
Bahlul bangkit dari duduknya, mengibas baju ke arah Syeh Junaid dan berkata; "Anda ingin menjadi pemimpin spiritual dunia, bahkan untuk makan pun Anda tidak mengetahui bagaimana caranya." Setelah itu, Bahlul segera pergi meninggalkan Syeh Junaid.<br />
<br />
Para murid Syeh Junaid kembali menyarankan agar beliau tidak memerdulikan perkataan seseorang dengan gangguan jiwa tersebut. Namun demikian, Syeh Junaid tetap saja mengikutinya, membuntuti si Bahlul. Saat Bahlul mencapai suatu tempat yang bisa disinggahi, dia pun duduk. Syeh Junaid menyapanya lagi.<br />
<br />
"Siapa engkau?" Tanya Bahlul.<br />
<br />
"Saya adalah Junaid Al Baghdadi yang tidak tahu bagaimana cara makan."<br />
<br />
"Anda tidak mengetahui bagaimana cara makan, tapi, apakah Anda mengetahui bagaimana caranya berbicara?"<br />
<br />
"Ya, saya berbicara secara umum dan langsung pada pokok permasalahan. Saya tidak berbicara terlalu tinggi atau terlalu banyak. Saya berbicara sehingga para pendengar dapat mengerti. Saya menyeru semua orang untuk kembali ke jalan Allah dan Rasul-Nya." Syeh Junaid menguraikan serangkaian adabnya dalam berbicara.<br />
<br />
"Lupakan soal makan, bahkan Anda tidak mengetahui cara berbicara." Ucap Bahlul sembari bangkit dan kembali pergi meninggalkan Syeh Junaid di situ. Syeh Junaid tetap menyusulnya meskipun para muridnya terus saja meminta Syeh agar tidak menggubris perkataan si Bahlul yang dipahamkan gila oleh banyak orang.<br />
<br />
Ketika Bahlul berhenti, Syeh Junaid menyapanya lagi. Ini kali ke tiga. Bahlul bertanya "Apa yang Anda inginkan dari saya. Anda seorang yang tidak mengetahui adab makan dan berbicara. Apakah Anda tahu bagaimana caranya tidur?"<br />
<br />
Syeh Junaid menjawab dengan menyampaikan serangkaian sunnah yang dilakukannya saat hendak tidur. Sayangnya, Bahlul menunjukkan sikap kekecewaan. Sama sekali tidak puas dengan jawaban pemuka agama itu. Ia mengatakan, bahkan Syeh Junaid tidak mengetahui bagaimana caranya tidur.<br />
<br />
Bahlul bangun dan hendak pergi, namun Syeh Junaid meraih tangannya. Lalu berkata; "O, Bahlul! Saya memang tidak mengetahuinya. Demi kecintaan kepada Allah, ajarkanlah saya." Barulah Bahlul kemudian angkat bicara.<br />
<br />
"Serangkaian sunnah yang Anda sampaikan itu tidak lah penting, bahwa Anda memakan dengan gigitan yang kecil, mengunyahnya perlahan di sisi kanan, membaca bismillah, dan lainnya, bila Anda tidak terlebih dahulu memerhatikan apa yang Anda makan; jika Anda makan apa yang dilarang, itu tidak akan bermanfaat bagi Anda melainkan menjadi penyebab hitamnya hati."<br />
<br />
Bahlul menambahkan; "Hati haruslah bersih, memiliki niat yang baik ketika Anda hendak berbicara. Pembicaraan Anda haruslah menyenangkan Allah. Jika itu untuk urusan dunia atau hal yang sia-sia, apa pun yang Anda ucapkan akan menjadi bencana bagi Anda. Itulah makanya diam terlebih baik."<br />
<br />
"Apapun yang Anda utarakan tentang tidur juga tidak penting. Kebenaran adalah bahwa hati Anda harus bersih dari cemburu dan kebencian. Ingatlah Allah saat Anda tidur." Imbuhnya lagi.<br />
<br />
Mendengar ucapan itu, Syeh Junaid mencium tangan Bahlul. Para muridnya tertegun. Betapa itu merupakan peristiwa besar yang menggetarkan hati mereka.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
***</div>
<br />
Kembali kepada diriku dengan si Reen. Setelah kejadian itu, aku sudah terbiasa diteriaki "<i>Pungo, Kah</i>!" olehnya. Setiap berjumpa, aku selalu membuka bicara. Kadang kusapa, "<i>Ho meujak, Reen</i>? (Mau kemana, Reen)?" Jawabannya masih sama; "<i>Pungo, Kah!</i>". Harapan terbesarku setiap berjumpa si Reen adalah mampu membangun komunikasi dua arah dengannya. Bila itu bisa, aku akan merasa cukup sukses dalam interaksi sosial.<br />
<br />
Kemarin aku berjumpa dia sedang menjinjing sandal, aku bilang; "<i>Bek sut silop, Reen! Teutop aki eunteuk </i>(jangan buka sandal, Reen! Tertusuk kaki dengan duri, nanti)." Responnya masih sama; "<i>Pungo, Kah!</i>" Kuakui, si Reen memang bukan jelmaan Bahlul yang bijaksana itu. Namun, cerminan kebijaksanaan Bahlul telah menyadarkanku bahwa si Reen patut diperlakukan baik juga, sebagaimana manusia lainnya. Orang dengan gangguan jiwa berbicara dalam ketidaksadaran akalnya. Kesadaran akal kita harus mampu mengambil hikmah dari mereka.<br />
<br />
Dari teriakan "<i>Pungo, Kah!</i>" terhadapku, siapa tahu, ada makna lain yang tersirat. Konotasi kegilaan. Aku menggilai pencapaian dunia. Setiap hari menggundikkan diri pada keinginan-keinginan duniawi. Pergi pagi pulang petang, mengulang aktivitas yang sama secara terus-menerus. Apa artinya semua ini bila tanpa melibatkan peran iman di dalamnya. Bahkan tidak berguna segunung emas yang kita kumpulkan di dunia tanpa kesadaran (efek ruhiyah) bahwa kita akan kembali kepada Allah.<br />
<br />
Dari teriakan "<i>Lonte, Kah!</i>" -meskipun kata itu hanya diucapkannya saat moment pertama kalinya dia menghardikku, setelahnya sudah tidak pernah lagi, mungkin si Reen sudah disadarkan, kata itu tak patut untukku- Siapa tahu, ini sebentuk teguran atas sikapku yang belum berumah tangga. Aku tidak mengindahkan sunnah rasul; menyegerakan menikah di usia muda. Agaknya mulai sekarang aku harus berpikir ke arah itu. Meskipun dengan siapa nantinya, aku pun belum tahu. Ah, sudahlah! Tidak boleh kita tulis panjang-panjang tentang perasaan, bisa-bisa dibully kita sama teman-teman.<br />
<br />
<br />
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: "droid sans" , sans-serif; font-size: 13px; line-height: 22px;"> </span><strong style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: 'Droid Sans', sans-serif; font-size: 13px; font-stretch: inherit; line-height: 22px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline; widows: 1;"><i style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">“Tulisan ini diikutkan dalam Giveaway Aku dan Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang diselenggarakan oleh Liza Fathia dan Si Tunis”</i></strong><br />
<strong style="background-color: white; border: 0px; color: #444444; font-family: 'Droid Sans', sans-serif; font-size: 13px; font-stretch: inherit; line-height: 22px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline; widows: 1;"><i style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br /></i></strong>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://liza-fathia.com/"><img alt="Giveaway" border="0" height="120" src="https://4.bp.blogspot.com/-VPuT4552dSY/Vr67gP2bdDI/AAAAAAAABnA/dotFpEhC9I0/s400/1.png" title="http://www.liza-fathia.com" width="400" /></a></div>
</div>
Aini Azizhttp://www.blogger.com/profile/01042815447983235778noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-5739791914854067375.post-37605227575016927382016-02-04T20:09:00.003-08:002016-02-15T18:58:28.526-08:00Nikmat Allah pada Sabar dan Syukur<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/-AQZXVyHIYo0/VrQVnQwLOnI/AAAAAAAABmo/jmpW34JEczw/s1600/tabungwakaf.com.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="245" src="https://4.bp.blogspot.com/-AQZXVyHIYo0/VrQVnQwLOnI/AAAAAAAABmo/jmpW34JEczw/s400/tabungwakaf.com.png" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kalau saya katakan; boleh-boleh saja bagi Allah meletakkan hidung kita di punggung. Teman-teman setuju, tidak? Setuju atau tidak setuju, hakikatnya Allah mampu melakukan itu semua. Lalu kenapa Allah meletakkan hidung kita di wajah? Sebab Allah Mahabijaksana. Hidung diberi kemampuan membaui, maka akan sangat janggal bila seseorang hendak menghirup aroma dari sebuah benda dengan mendekatkan punggung padanya. Benar begitu, teman-teman? Ya. Tentu saja benar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Allah dengan segala kebijaksanaanya, menetapkan <i>qadha</i> dan <i>qadar</i> bagi hamba. Seseorang diberi keutamaan dalam hal ini, seorang lainnya diberi keutamaan dalam hal lainnnya. Kapabilitas masing-masing berbeda. Seseorang tidak mampu melakukan ini, seorang lainnya tidak mampu melakukan itu. Untuk apa Allah men-variasikan kemampuan dan ketidakmampuan ini? Apakah Allah bermain-main dengan penciptaannya? Tentu saja tidak! Allah menciptakan keberagaman agar terbentuk kelestarian, interaksi dan keseimbangan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bila semua orang ditakdirkan sebagai dokter, lalu siapa yang akan menanam padi untuk makanan para dokter? Bila semua orang ditakdirkan menjadi buruh, lalu siapa yang akan mengobati buruh bila ditimpa suatu penyakit? Lebih-kurang, tumpul-runcing, kering-basah, semua ciptaan Allah ada fadhilahnya (keutamaan).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam sebuah kesempatan, seseorang mengeluhkan keadaan perekonomiannya kepada saya. Ia merasa begitu berat memikul beban hidup. Penghasilan Rp. 2.500.000,-/ bulan rasanya tidak mampu mengangkat dirinya menjadi lebih sejahtera. Di angka dua setengah juta itu dia harus membagi kepada 5 kelompok besar: biaya makan keluarganya selama sebulan, tarif listrik, biaya pendidikan, untuk operasional kendaraan dan biaya tak terduga (misalnya: biaya untuk menghadiri undangan atau tiba-tiba ada yang sakit.)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mari kita cermati. Dia menempatkan satu kebutuhan urgen ke dalam klasifikasi biaya tak terduga, yaitu kesehatan. Itu menunjukkan bahwa kondisi diri dan keluarganya selama itu cukup sehat, jarang terkena penyakit. Padahal, di sudut lain, ada seseorang dengan penghasilan hingga puluhan juta perbulan, namun kondisi kesehatannya buruk. Selang seminggu harus <i>medical check up </i>keluar negeri, kondisi ginjal memprihatinkan. Saban hari harus suntik insulin, kadar gula darahnya terlalu tinggi. Bahkan uang puluhan juta itu tak cukup untuk biaya berobat. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lantas, jika kita minta kesediaan seseorang yang gajinya hanya dua setengah juta bertukar posisi dengan orang yang penghasilan puluhan juta itu, apakah dia mau? Tentu saja tidak, kan? Sebab kesehatan adalah nikmat yang tak dapat dibeli dengan uang. Apatah lagi ditukar. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Allah pasti memberi sesuai dengan kadar yang cukup untuk kita hidup. Cabaran sebatas yang kita sanggup. Bila lebih, maka itu adalah ujian, yaitu ujian syukur. Bila kurang itu pun ujian, yaitu ujian sabar. Kenapa Allah uji? Sebab Allah sayang. Allah akan mengganjar syukur dan sabar itu dengan ridha-Nya: Surga.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Eksistensi keimanan seseorang terletak diantara dua kemungkinan tersebut. Sebab Rasulullah shallu'alaihi wa'ala alihi wasahbihi wasallam. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="MsoNormal">
<em><span style="background: white; color: #181818; font-family: "calibri" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“Sungguh
menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini
tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan
kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya.
Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu
merupakan kebaikan baginya.”</span></em><span class="apple-converted-space"><span style="background: white; color: #181818; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="text-align: start;"> </span></span><span style="background: white; color: #181818; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">(Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no.
2999 dari Abu Yahya Shuhaib bin Sinan<span class="apple-converted-space"> </span></span><em style="box-sizing: border-box; text-align: start;"><span style="font-family: "calibri" , "sans-serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: minor-bidi;">radhiyallahu
‘anhu</span></em><span style="text-align: start;">).</span></span><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-font-family: Calibri; mso-hansi-font-family: Calibri;"><o:p></o:p></span></div>
</div>
Aini Azizhttp://www.blogger.com/profile/01042815447983235778noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-5739791914854067375.post-76334346680052047292016-01-28T01:47:00.003-08:002016-01-28T18:46:51.659-08:00Siapa yang Keliru; Bergek atau Kita?<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-Bb_xcI_jVqA/VqnhgrGXBSI/AAAAAAAABmU/6BnobEEk3MY/s1600/hqdefault.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="http://3.bp.blogspot.com/-Bb_xcI_jVqA/VqnhgrGXBSI/AAAAAAAABmU/6BnobEEk3MY/s320/hqdefault.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
Media sosial sempat gegar dengan kabar tertangkapnya seorang penyanyi remaja yang sedang fenomenal di Aceh, atas sangkaan mengonsumsi sabu-sabu. Bergek, begitu nama populernya. Sudah lumrah, di ambang puncak pencapaian seseorang, selalu ada godaan yang menjerumuskan ia ke koridor yang dapat merusak segala reputasi dan mematikan karir. Semua tergantung bagaimana ia merawat logika. Bila mengikuti godaan itu, maka akan berujung kepada keterpurukan. Bila ia melawan, besar kemungkinan untuk dia bertahan dalam ketenaran. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berjubel sumpah-serapah dimuntahkan oleh netizen di akun <i>facebook</i> dan <i>twitter </i>mereka. Pengakuan kecewa para penggemar tak kalah banyak. Semua menyayangkan sikap Bergek yang kalap. Tapi, sebentar dulu. Apakah dugaan ini benar?<br />
<br />
Tidak lama berselang waktu, tersiar kabar ternyata informasi tersebut keliru. Pihak Polres Lhokseumawe melalui <a href="http://www.lintasnasional.com/2016/01/26/polres-lhokseumawe-terkait-beredar-informasi-bergek-ditangkap-polisi-tidak-benar/">lintasnasional</a> mengklarifikasi; tidak ada tersangka yang bernama Bergek dari kasus narkoba yang mereka tangani. Mereka menyangkal, informasi tertangkapnya Bergek dalam kasus sabu-sabu sama sekali tidak benar.<br />
<br />
Kalau kita analisis, terhadap kabar ini setidaknya ada dua kemungkinan. Pertama, kabar Bergek tertangkap karena kasus sabu-sabu adalah sensasi dari pihak tertentu untuk mem-<i>booming</i>-kan sosok Bergek. Semakin dibicarakan publik, semakin banyak yang ingin kenal sosoknya. Setelah santer dibicarakan, tinggal ganti <i>view</i>, masuk ketahap mengalih citra. Mengklarifikasi ulang bahwa itu hanya tuduhan. Terduga akhirnya dianggap hanya sebagai korban kezaliman media.<br />
<br />
Ini berdasarkan pengalaman pribadi saya, tentunya. Semula saya tidak pun tahu siapa Bergek. Dengan tersiar kabar tentang kasus sabu-sabu ini, saya sampai <i>stalking</i> ke <i>youtube</i> untuk mengenal siapa Bergek. Seperti apa karyanya sehingga banyak orang kenal. Tentu saja saya tidak sendiri. Saya yakin ada banyak orang lainnya yang kini mengenal Bergek dari semula tidak tahu sama sekali.<br />
<br />
Kedua, kita mengakui bahwa benar semua tersangka tidak ada yang bernama Bergek. Namun masih tersisip satu tanda tanya, siapa nama Bergek sebenarnya? Tidak tertutup kemungkinan, seorang pelaku seni <span style="font-family: "";">tidak </span>menggunakan nama sebagaimana yang terdapat pada kartu identitasnya (Read: KTP). Ini juga berdasarkan pengalaman pribadi, saya tidak pernah menggunakan nama sebenarnya untuk identitas karya. Saya telah memilih Aini Aziz sebagai nama pena. Tapi, tunggu dulu. Kemungkinan kedua ini sebenarnya tidak baik untuk ditulis, tidak semestinya kita berburuk sangka, <span style="font-family: "";">sebab</span><span style="font-family: "";"> </span>itu bukan wilayah kerja kita.<br />
<br />
Apapun kemungkinan yang paling benar dari kedua di atas, -bahkan jika ada kemungkinan-kemungkinan lainnya- tidak lebih penting dari pada bagaimana sikap kita menanggapinya. Kita harus mampu mengevaluasi diri. Kita telah masuk dalam golongan mana: Orang yang serta-merta menyebarkan kabar yang belum jelas, menyumpah serapahi sesuatu yang belum pasti, seakan kita tak pernah berbuat dosa. Atau menjadi orang yang berpikir ulang, tidak gegap gempita mengutuk keburukan orang lain.<br />
<br />
Berselancar di media sosial bukanlah hal yang tak dituntut pertanggung jawaban. Sejatinya ini merupakan dunia kedua bagi kita. Ruangnya boleh maya, tapi interaksi dan pelakon di balik maya ini sangat nyata. Terkait Bergek, saya tidak menyimpulkan apa-apa. Biarlah kebenaran menunjukkan wajahnya. Kapan pun itu. Sebab Tuhan tidak pernah tidur.</div>
Aini Azizhttp://www.blogger.com/profile/01042815447983235778noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5739791914854067375.post-10916281120559845292016-01-26T23:55:00.001-08:002016-01-26T23:55:10.553-08:00Serangkaian "Dosa" Tamu<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-nuDmtqjzyD0/Vqh3gPemG1I/AAAAAAAABmE/Ou5j-aP3q_8/s1600/nurdin.hol.es.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="212" src="http://2.bp.blogspot.com/-nuDmtqjzyD0/Vqh3gPemG1I/AAAAAAAABmE/Ou5j-aP3q_8/s320/nurdin.hol.es.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">nurdin[.]hol[.]es</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Silaturrahmi adalah hal yang sangat dianjurkan dalam syari'at. Saling sapa, memberi salam dan <span style="font-family: '';">mengunjungi satu sama lainnya dapat mempererat tali persaudaraan. Tidak hanya hari raya, hari biasa pun juga begitu semestinya. Sebagaimana yang telah diteladankan oleh Rasulullah dan para sahabat, dahulu. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: '';"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: '';">Berbicara tentang silarurrahmi, di kampung, nuansa bertamu dan menjamu tamu bukan lah hal yang jarang. Bahkan hari-hari biasa pun kita lazim dikunjungi. Tidak hanya kerabat jauh bahkan tetangga juga kerap bertandang ke rumah. Mereka datang untuk sekedar duduk-duduk santai sambil berbincang masalah harian, seperti membahas pertumbuhan dan pengairan padi di sawah, atau bahkan tentang menu makanan yang hendak di masak. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kita sama-sama tahu, bahwa Allah menitipkan seribu berkah dan seribu rahmat pada seorang tamu yang masuk ke rumah kita. Maka hendaklah kita memuliakan tamu. Tapi, tunggu dulu, tamu seperti apa yang datang dengan membawa rahmat dan berkah itu? Apakah layak berkah dan rahmat dipanggul oleh seorang yang datang dengan tujuan bergosip (mengupat, menggibah)? Tentu saja tidak! Saya pribadi, bila tamu datang untuk hal-hal yang tak dibenarkan tersebut, dengan tanpa sungkan akan menegur mereka. Namun dengan cara yang santun, tentunya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lanjut kemudian, sebagai tamu, hendaklah memerhatikan adab. Ada hal-hal tertentu yang tak patut dilakukan oleh tamu. Agama ini sangat menjunjung tinggi adab, agar selamat orang lain dari ketidaknyamanan, ulah perkataan dan perbuatan kita. Mulai saat tiba di rumah yang kita datangi, kita sudah terikat dengan norma-norma yang harus kita indahkan. Pertama, sebagaimana anjuran Rasulullah, hendaklah sebelum masuk, tamu mengetuk pintu terlebih dahulu, menunggu hingga tuan rumah mempersilahkan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mengetuk pintu pun ada aturannya. Agama hanya membenarkan kita hingga tiga kali saja. Ucapkan salam, bila tidak ada jawaban, ulangi kali kedua, bila tidak ada jawaban juga, ulangi kali ke tiga, dan ternyata juga tidak ada jawaban, maka pulanglah! Kembali lagi esok hari atau lain masa. Seperti itulah semestinya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apabila tuan rumah telah mempersilahkan masuk, duduklah pada tempat yang disediakan untuk tamu. Sebab, bisa jadi, ada hal yang tak ingin ditunjukkan kepada kita oleh si tuan rumah, yang ia simpan di tempat lain. Sengaja rumah disekat beberapa ruang; untuk tamu, kamar pribadi, dapur dan kamar mandi. Tentu saja ini indikasi bahwa segala sesuatu ada batasan. Tidak patut kita melalak selayak rumah sendiri. Demikian juga mata tidak dibenarkan jelalatan, pandangan menelisik hingga seluruh lekuk rumah orang kita detili. Itu sangat tidak baik. Tak beradab.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nikmatilah apa yang dihidang, <span style="font-family: '';">dengan kadar yang wajar, tidak patut</span> meminta apa yang tak disajikan. Berbicara seperlunya, se-"cablak" apa pun thabia't kita, jangan sampai riuh di rumah orang. Satu hal lagi, jika ingin bertamu hendaklah mengenakan jam tangan. Maksudnya, ingat waktu. Jangan sampai setelah datang tak ingat pulang. Tuan rumah tentu saja tidak akan mengusir, tapi kita bisa membaca keadaan. Sebaik-baik tamu adalah yang tahu diri sedang bertamu. Terkadang tuan rumah berbicara dengan bahasa kiasan, kita harus paham bahwa orang lain juga banyak keperluan. Bisa dengan gerak-geriknya seperti sedang mencemaskan suatu pekerjaan yang belum tuntas, atau kadang seseorang melihat-lihat ke arah jam. Nah, itu isyarah bahwa sudah semestinya kita pulang. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hendaklah tidak bertamu terlalu pagi dan terlalu senja. Itu adalah waktu sempit, di mana pada saat itu <span style="font-family: '';">semua orang </span>buru-buru dengan urusan personal. Jangan larut malam dan tengah hari sehingga mengganggu istirahat mereka. Kecuali kalau ada hajatan mendesak yang tidak mungkin kita ulurkan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam hal adab bertamu ini, saya rasa tak perlu ditanya "Mana dalil sahihnya?" Sebab kita semua manusia yang memiliki perasaan. Tanpa ayat dan hadits pun kita bisa mencerna sendiri apa-apa yang kita tidak senangi dari sikap orang lain, tentunya orang lain tidak menyenangi hal itu bila kita lakukan. Apatah lagi memang telah ada patron dari budi pekerti Rasulullah. Tidak ada alasan untuk tak menjadikannya teladan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lalu, apa perlunya saya tulis ini panjang lebar. Jangan berpikir bahwa saya telah merasa tidak nyaman dengan kehadiran seorang tamu di antara kalian. Tidak sama sekali. Serangkaian di atas adalah wasiat Bapak saya (<i>Allahummaghfirlahu warhamhu</i>) yang ditinggalkan untuk kami, anak-anaknya. Bapak sangat kentara mengingatkan kami tentang sopan santun dan tata krama. Beliau tidak suka perempuan penebar gosip, perempuan tidak sadar waktu. Sama halnya seperti Bapak, Abang juga demikian. Tadi, sambil kuseka keringat di keningnya, Abang mengulang nyaris semua pesan-pesan Bapak yang kutulis di atas. Dua laki-laki ini selalu protektif terhadap kami. Tidak ada hari tanpa nasehat. Terima kasih, Abang. Semoga lekas sembuh. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Oia, satu lagi, di Aceh Besar, tetua kami bilang; "Wanita beradab akan selalu disayang Mak Tuwan." Nah, lho! Hehehe</div>
Aini Azizhttp://www.blogger.com/profile/01042815447983235778noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5739791914854067375.post-85073801473622588302016-01-25T03:46:00.003-08:002016-01-25T19:27:56.564-08:00Travelog Haji “Perjalanan Spiritual Mohd Kamil”<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"><b><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></b></span>
<span style="font-family: inherit;"><b><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></b></span>
<span style="font-family: inherit;"><b><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Travelog</span></b><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> <b>Haji</b>
“Perjalanan Spiritual Mohd Kamil”<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Setidaknya, itulah kalimat yang pertama saya baca dalam
selembar poster yang di-<i>share</i> oleh
Irfan Siddiq, di akun Facebook-nya. Hanya karena kata yang saya <i>bold</i>-kan di atas, tanpa berpikir
panjang, saya segera mengambil kesimpulan untuk hadir. Lantas, siapa Mohd Kamil
itu? Entahlah, saya sama sekali belum pernah mengenalnya. Dalam hati, semoga
dengan menghadiri acara ini, akan bertambah kerinduan saya kepada Rasulullah.
Akan semakin bersemangat untuk berupaya agar bisa ke tanah suci. Sebab itulah harapan
besar saya sekarang; menziarahi Ka’bah dan makam Sayyidina Muhammad <i>shallu ‘alaihi wa’ala alihi wasahbihi
wasallam</i>. Mencium batu dari surga. Merasakan beribadah di pusat dunia. Ah,
membayangkan saja sudah indah, apatah lagi kalau sudah tiba di sana. Allahu ya
Ghaniy!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Sabtu, sekira-kira pukul 01.45 WIB, saya tiba di ruang Aula
lantai I Perpustakaan Unsyiah. Acara nyaris mulai. Saya bergegas mengambil
posisi, semula pada bangku paling belakang. Saat pemateri membuka dengan sebuah
video tentangnya, cukup menarik, hingga saya terseret untuk maju, memilih
posisi lebih dekat ke depan.</span><br />
<span style="font-family: inherit; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-Eeh6jJFS0Mg/VqYJeUqPboI/AAAAAAAABlo/DCVj8MaOFY4/s1600/IMG20160123143942.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="233" src="http://4.bp.blogspot.com/-Eeh6jJFS0Mg/VqYJeUqPboI/AAAAAAAABlo/DCVj8MaOFY4/s400/IMG20160123143942.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<span style="font-family: inherit; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Meskipun Prof. Kamil berbicara dengan bahasa Melayu,
Alhamdulillah saya tidak kesulitan memahami penyampaiannya. Kita serumpun,
meskipun ada yang berbeda, namun masih mudah menghubungkan maksudnya. Apalagi
saya penggemar film Melayu, jadi sudah terbiasa dengan bahasa mereka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Baiklah, kita kembali ke tema. Prof. Kamil mengeluarkan
sebuah bukunya yang berjudul “Hadiah Buat Anak.” Buku dengan cover warna kuning
itu berkisah tentang perjalanan hidupnya, baik dari segi pendidikan, cinta,
keluarga dan bepergian keluar negara. Beliau mengatakan bahwa setiap pencapaian
tidak lepas dari doa orang-orang sekitar. Doa ibu dan ayah, doa sahabat, doa
orang yang menyayangi kita. Hal sederhana sekalipun mampu membangun keakraban.
Semisal keberadaan menu nasi goreng di keluarga mereka. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-1UOoqXHM4Nk/VqYJRhTOe7I/AAAAAAAABlY/sEjj4hMjdlA/s1600/buku-hadiah-buat-anak-muhd-kamil-ibrahim-ilovebuku-1504-29-ilovebuku%25402.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="http://1.bp.blogspot.com/-1UOoqXHM4Nk/VqYJRhTOe7I/AAAAAAAABlY/sEjj4hMjdlA/s400/buku-hadiah-buat-anak-muhd-kamil-ibrahim-ilovebuku-1504-29-ilovebuku%25402.jpg" width="285" /></a></div>
<span style="font-family: inherit; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Setiap Ibu memiliki racikan tersendiri yang berbeda, cita
rasanya pun berbeda. Istrinya menyadari bahwa nasi goreng mertua lebih sedap
dari pada masakannya, hingga ia minta diajarkan memasak nasi goreng pada mertua.
Bukankah ini hal sederhana? Namun, kesederhanaan itu memupuk cinta di antara
mereka. Hubungan menantu dengan mertua menjadi lebih rapat.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Tambahnya lagi, tentang suatu ketika, anak mereka yang sedang
berada di Sudan menghubungi istri Prof Kamil, karena rindu masakan nasi goreng
Ibunya. Anak itu minta diajarkan cara memasak nasi goreng seperti mana biasa Ibunya
masak di rumah. Sederhana sekali bukan? Hanya nasi goreng. Tapi nasi goreng itu
telah menambat hati anak, untuk selalu merindui orangtuanya. Hmm.. Mendengar
kisah itu, saya mengangguk-angguk serius. Setuju, dan semakin selesa (merasa nyaman)
dengan seminar dari Prof. Kamil. Beliau
menulis itu dalam bukunya. Pasti ingin baca, kan? Iya. Saya juga sangat ingin. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Lanjut, kemudian beliau menunjukkan satu <i>slide</i>, dua buah buku. Sisi paling tepi, gambar buku dengan ukuran
lebih kecil. Judulnya “Kandil di Kaki Gunung.” Buku ini merupakan karya tulis
seorang dengan latar belakang masa lalunya adalah anak kampung yang
memprihatinkan. Ia hidup pada masa di mana listrik belum lagi menjamah kampung
mereka. Bahkan waktu itu televisi pun tak ada.
Suatu ketika, tetangganya yang memiliki kemampuan lebih dari rata-rata,
mereka menonton video perjalanan keluar negeri, dari perangkat elektronik yang
dihidupkan dengan daya generator (genset) yang dimiliki keluarganya. Anak itu
ikut menonton. Betapa takjubnya ia, sehingga sejak saat itu ia ingin sekali
dapat bepergian keluar negara.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-Tg1yJUuiXw8/VqYJWUBqjvI/AAAAAAAABlg/WmIfIPdlB_s/s1600/Kandil_di_Kaki_Gunung_portal-380x549.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://3.bp.blogspot.com/-Tg1yJUuiXw8/VqYJWUBqjvI/AAAAAAAABlg/WmIfIPdlB_s/s320/Kandil_di_Kaki_Gunung_portal-380x549.jpg" width="220" /></a></div>
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Prof. Kamil melanjutkan kisah latar belakang penulis. Anak
kecil itu, keesokan harinya, di sekolah ketika ditanya oleh gurunya tentang
cita-cita, ia mengatakan, “Cita-cita saya nak jalan-jalan keluar negara,
Cikgu!” Kemudian gurunya menerangkan “Jika nak keluar negara, engkau harus
pandai.” Anak itu heran, kenapa kalau keluar negara syaratnya harus pandai. Ia
bertanya kembali kepada gurunya pasal itu. Gurunya berujar, “bagi orang miskin,
cara satu-satunya untuk dapat pergi keluar negara adalah dengan pandai. Bila
pandai, maka pihak Kerajaan akan memberikan beasiswa untuk belajar keluar negara.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sadar bahwa kepandaiannya tak seberapa. Anak itu kemudian
pulang dengan semangat yang tak surut. Ia bermunajat pada Rabb agar bisa
menjadi orang pandai. Jika pun tak jadi pandai, semoga dia dipertemukan dengan
jodoh (suami) yang pandai. Makbul! Siapa sangka, setelah belasan tahun kemudian
ia menikah dengan seorang yang kini telah membawanya lebih dari dua puluh
negara. Beruntungnya perempuan itu dibawa hadir ke tengah-tengah kami. Prof Kamil
menunjukkannya kepada kami. Perempuan cantik berbalut jubah hitam dan kerudung
hitam pula, wajah putih cerah dengan senyum manisnya. Ia adalah Puan Roza
Roslan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“Lalu, siapakah suaminya yang pandai itu?” Ucap Prof. Kamil sambil
terkekeh berpaling badan ke arah layar. Para hadirin tertawa ringan, saya
pastikan semua sudah mengambil kesimpulan Puan Roza adalah istrinya. Amazing
banget, kan? Nah, buku Kendil itu berkisah tentang hal-hal yang telah dilalui
oleh Puan Roza dari masa kecilnya. Buku yang menggambarkan tentang doa yang
makbul meski diucapkan dalam bahasa kesehariannya, bukan bahasa Arab. Puan Roza
menuliskan pandangan hidup yang dilaluinya dari sudut penghambaan diri kepada
Tuhan. Mengisi kehidupan dengan persiapan menuju destinasi abadi (akhirat).
Saya berharap bisa melahap buku ini juga.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Lalu, masih pada <i>slide</i>
yang sama, di sisinya sebuah buku dengan ukuran gambar yang lebih besar, di sana
tertulis judul sebagaimana kata yang yang telah mengeheret saya untuk hadir di
acara ini. </span><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Prof Kamil berkisah tentang pengalaman titik balik hidupnya.
Tahun 2006 adalah saat penuh haru yang tak akan pernah bisa dilupakan. Saat itu
beliau mengajukan permohonan pengangkatan Prof di Universitas tempat beliau
bekerja. Segala syarat terpenuhi kecuali satu hal. Umumnya, tidak ada yang
menjadi Profesor pada usia di bawah 40 tahun. Prof. Kamil bercerita pada istrinya,
penuh harap-harap cemas. Puan Roza menyadarkannya bahwa kita tidak perlu cemas,
apa pun yang kita inginkan, mintalah pada Allah. Allah maha pemberi segala
permintaan.</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-WnKOXdtu_A0/VqYKz8QsXBI/AAAAAAAABl0/P_UxvWC57VE/s1600/buku%252Btravelog%252Bhaji%252Bmengusik%252Bhati%252Bpts-500x500.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://4.bp.blogspot.com/-WnKOXdtu_A0/VqYKz8QsXBI/AAAAAAAABl0/P_UxvWC57VE/s320/buku%252Btravelog%252Bhaji%252Bmengusik%252Bhati%252Bpts-500x500.jpg" width="320" /></a></div>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Malam itu, Prof. Kamil bangun untuk <i>qiyamul lail</i>, ia bermunajat pada Rabb agar lulus. Ternyata, atas <i>qadha</i>-Nya, dari 300-an lebih yang
mengajukan permohonan, Prof. Kamil termasuk dalam 13 orang yang dinyatakan
lulus. Betapa bersyukurnya beliau. Sadar bahwa Allah telah memberi banyak hal
untuk dirinya, Prof. Kamil kemudian benar-benar tergugah untuk naik haji. <o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Sepulang dari tanah suci, beliau bercakap-cakap kepada Puan
Roza, tentang nikmat yang telah Allah beri. Prof. Kamil bersyukur bahwa Allah
telah mengabulkan doanya. Puan Roza pun mengakui sangat bahagia. Akhirnya Allah
telah mengabulkan doanya. Sudah semenjak 6 tahun belakangan, tiap malam Puna
Roza berdoa agar Allah melembutkan hati suaminya agar mau naik haji. Mendengar
pengakuan itu, Prof benar-benar terperangah. Di balik kesuksesan kita, ternyata
ada sejurus doa-doa rahasia dari orang yang menyayangi kita, tapi kita kerap
tidak menyadarinya. Semua kisah menakjubkan itu telah diabadikan dalam bukunya.
Hmm.. Saya benar-benar juga harus membaca buku yang satu ini.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Banyak lagi hal yang menarik sepanjang seminar. Mendengar
penuturan dari Prof. Kamil tentang pengalamannya selama di Madinah, bahwa
konsistensi agama tidak dipengaruh oleh di mana kita berada. Cerminan, bahkan
di Madinah pun banyak yang tidak shalat subuh berjamaah di Mesjid. Dalam
perjalanannya ke Vietnam malah beliau melihat Masjid yang bisa kita katakan
relatif makmur jama’ah shalat subuhnya, padahal kita tahu itu sama sekali bukan
neraga islam. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Satu setengah jam terlalu singkat untuk sepaket kisah
inspiratif dari seorang Prof. Kamil. Tapi apa hendak dikata, perjumpaan ini
harus berakhir. Prof. Kamil menutup seminar ini dengan menyumbangkan puluhan
buku karya tulisnya bersama Puan Roza kepada Perpustakaan Unsyiah. Kemudian,
menuju ke Mesjid Kampus untuk shalat berjamaah dan memberikan donasi juga di
sana. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Oia, nyaris lupa. Di penghujung seminar, sesi tanya Jawab.
Aula Andika yang berkesempatan mengutarakan satu pertanyaan. Singkat saja;
“Dengan segala pencapaian ini, bolehkan kami tahu, apa kebiasaan harian Anda,
Prof? </span><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Sambil tersenyum Prof. Kamil membuka rahasia suksesnya: </span><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">“Saya dah berjanji untuk; shalat lima waktu di Mesjid, puasa
Nabi Daud, membaca Al- Qur’an berserta terjemahannya, merutinkan shalat malam/tahajjud.
dst”</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; text-align: justify;">Di situ saya melipat-lipat muka, tertunduk malu. Menghisab
diri sendiri, saya masih banyak lalai dari segala itu. Mulai sekarang harus
benar-benar meng-</span><i style="font-size: 12pt; line-height: 115%; text-align: justify;">upgrade</i><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; text-align: justify;"> keimanan dan
ketaqwaan kepada Allah. Terima kasih banyak Prof. Kamil. Semoga suatu saat
nanti Allah jumpakan kembali kita, dalam ruang yang lebih luas dan masa yang
lebih lama. Saya mendapat beribu-ribu energi
positif dari kesan pertama berjumpa Anda. Tentang ke tanah suci, saya yakin
Allah maha baik. Saya akan terus berupaya dan berdoa. Sudah semestinya, “Bila
Nak, sejuta daya.”</span>Aini Azizhttp://www.blogger.com/profile/01042815447983235778noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-5739791914854067375.post-46869930361052059322016-01-12T21:10:00.001-08:002016-01-12T21:21:28.335-08:00Ajarkan Hati untuk Sabar<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: justify;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-B3l3iNVcRFo/VpXbA2bdheI/AAAAAAAABlI/-urBh29rbdU/s1600/12311250_1081473385198642_1196555110932421431_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><span style="font-family: inherit;"><img border="0" height="400" src="http://1.bp.blogspot.com/-B3l3iNVcRFo/VpXbA2bdheI/AAAAAAAABlI/-urBh29rbdU/s400/12311250_1081473385198642_1196555110932421431_n.jpg" width="400" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: inherit;">Bunga Tapak Kuda. Di pesisir pantai Pulau Kapuk - Aceh Besar</span></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<span style="font-family: inherit; font-size: 12pt; line-height: 115%; text-align: justify;">Bila Allah hendak memberikan suatu kenikmatan yang lebih
besar kepada seorang hamba, lazimnya Allah memberi ujian terlebih dahulu. Buah
dari kesabaran sangatlah manis. Ujian dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok
besar: sabar menjalankan <i>'amar</i> (perintah) Allah dan sabar menjauhi larangannya.</span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Dalam hal ini, sabar menjalankan perintah Allah tentu bisa
dibilang lebih mudah. Semisal, kita harus bersabar menjalankan ibadah puasa,
menahan diri dari pada haus dan lapar hingga terbenam matahari. Demikian pula,
sabar karena harus bangun subuh-subuh, membasuh badan dengan air yang dingin,
untuk menunaikan shalat. Itu semua dilakukan dengan tanpa rasa terpaksa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Namun, dalam hal <i>munha ‘an
</i>(yang dilarang) umumnya kita lebih banyak ingkar. Semisal, Allah
memerintahkan kita untuk tidak mendekati zina, tapi masih banyak yang cenderung
mendekatinya (read: pacaran). Allah melarang kita dari makan riba, tapi
lihatlah sekarang, nyaris setiap lini kehidupan penuh dengan aktivitas ribawi. Terhadap
itu semua, tentu saja ada ganjaran dari sisi Allah. Kesabaran akan dibalas
dengan kenikmatan, sedangkan
ketidaksabaran akan diganjar dengan azab.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Berbicara tentang sabar yang cakupannya sangat luas,
sesungguhnya sabar itu adalah saat mula-mula kita ditimpakan ujian. Teringat
tentang musibah yang menimpa Abu Thalhah. Suatu hari, anaknya menderita demam
tinggi. Abu Thalhah keluar rumah untuk beberapa saat. Sekembalinya, dia
bertanya pada istrinya, “bagaimana keadaan anak kita?”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Istrinya menjawab, “dia sudah jauh lebih tenang, sekarang.”
Mendengar kabar itu, Abu Thalhah merasa lega. Setelah itu, istrinya bergegas ke
dapur, menyiapkan makanan. Abu Thalhah menikmati makan malam bersama istrinya
yang telah berdandan cantik sedemikian rupa. Ia sengaja berhias diri lebih dari
biasa. Setelah itu, mereka menghabiskan waktu sebagaimana pengantin di malam
pertamanya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Mendekati subuh, saat merasa keadaan Abu Thalhah sudah cukup baik
dan tenang, kemudian istrinya mengutarakan sebuah pertanyaan; “Jika suatu kaum
datang, kemudian menitipkan sesuatu kepada suatu kaum, setelah sekian lama,
mereka meminta kembali apa yang telah dititipkan itu, Apakah kaum tersebut
berhak menolak untuk mengembalikan apa yang telah dipinjamkan padanya?” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“Tentu saja tidak, setiap barang pinjaman harus dikembalikan”
jawab Abu Thalhah, tegas. Kemudian istrinya menyampaikan “Adapun tentang anak
kita, ia adalah titipan dari Allah. Allah telah mengambilnya kembali. Ia telah
dikuburkan, tadi siang.” Mendengar ucapan istrinya, Abu Thalhah sangat
terkejut. Ia baru mengetahui bahwa anak laki-lakinya telah meninggal dunia, justru
saat ia telah berjanabah. Abu Thalhah sangat sedih. Pagi hari, ia bergegas
menjumpai Rasulullah untuk mengadukan hal ini. Rasulullah membenarkan sikap
Ummu Sulaim (istri Abu Thalhah) serta mendoakan; “semoga Allah memberkahi malam
kalian berdua.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Tak lama kemudian, ternyata istri Abu Thalhah hamil. Waktu
berlalu, hingga telah tiba saatnya Ummu Sulaim untuk melahirkan. Ketika itu Abu
Thalhah sedang bepergian bersama Rasulullah. Saat anak mereka lahir, Anas
diminta untuk mengantarkan bayi itu kepada Rasulullah, serta beberapa biji
kurma bersamanya. Setiba di sana, Rasulullah mengambil sebutir kurma, mengunyah
hingga lumat, kemudian mencecapkan kunyahan kurma kepada bayi tersebut. Rasulullah
memberinya nama, ‘Abdullah. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Belakangan setelah itu, tersiar kabar bahwa 'Abdullah anak Abu Thalhah ini
tumbuh menjadi seorang alim. Ia menikah dan memiliki sembilan anak laki-laki.
Kesemuanya itu adalah para Hafiz (penghafal Quran). Lihatlah bagaimana
kesabaran Ummu Sulaim dan Abu Thalhah. Buah manis dari ketegaran mereka
menerima ujian Allah. Kita, pantaskah kita tak sabar terhadap ujian yang tak
sebanding dengan apa yang dihadapi oleh orang-orang terdahulu? Percayalah, Allah uji sebab Allah sayang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Aini Azizhttp://www.blogger.com/profile/01042815447983235778noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5739791914854067375.post-69071906710548218662016-01-12T01:57:00.000-08:002016-01-12T22:18:20.954-08:00Senyum Pengerat<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-ogjQ1T9p43c/VpS6ybPHZMI/AAAAAAAABk0/pWyVknuop0Y/s1600/IMG20150918215949.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="300" src="http://4.bp.blogspot.com/-ogjQ1T9p43c/VpS6ybPHZMI/AAAAAAAABk0/pWyVknuop0Y/s400/IMG20150918215949.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">kenduri naik kelas</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Berada di antara mereka adalah anugrah dari Allah. Gulita hingga terang, purnama hingga kelam, malam-malam kita lewati penuh dengan suka cita. Apalagi dengan kecerdasan dan kelihaian guru kami dalam menjelaskan pelajaran, sungguh itu telah lebih dari cukup untuk mengatakan kepada dunia; kamilah yang paling bahagia. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sejak 2011 saya datang berbekal hidayah dan taburan keberuntungan dari langit, saja. Dikantongi ridha Abu. <span style="font-family: '';">Abu mengizinkan saya untuk datang rutin setiap malamnya. Duduk di serimana kelas yang saya inginkan. S</span>aya mulai menjajaki pendidikan agama di dayah langsung dari kelas lima. Waktu itu, berbetulan ada kakak sepupuku di kelas itu. Tanpa memahami <i>nahwu dan sharaf, </i>saya<i> </i>menyimak bacaan kitab <i>turats. </i>Seperti seekor burung yang hendak terbang tanpa bulu pada bahunya. Begitulah saya. Hingga telah berlalu pergantian kelas, empat tahun lamanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: '';"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: '';">Saya tak punya kelas di sini.</span><span style="font-family: '';"> Ini kelas mereka, saya hanya berada di dalamnya. Sambutan hangat mereka membawa nama beruntung ini ikut tertera di absensi. Akibatnya, semalam saja tidak datang, saya akan ditanyai "<i>Tengku Lambaed, pakeun hana neujak beut malam baro?"</i> Terima kasih, Tengku Miftahillah. Setidaknya, karena bingung menyediakan alasan, saya pun berupaya untuk tetap hadir meski sudah sangat lelah siang harinya. Pun seharusnya memang begitu. Prioritas hidup adalah untuk agama, sedangkan waktu sisanya kita alokasikan bagi aktivitas dunia. Saya akui, meski masih sering terbalik.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ini kenangan malam perpisahan, tepatnya malam terakhir mengaji dalam catur wulan ke-tiga, tahun kemarin. Sengaja kami minta izin pada Tengku untuk libur semalam, sebab ingin mengadakan kenduri. Awalnya Tengku keberatan, tapi akhirnya dikabulkan. Kenduri adalah bentuk syukuran, suka cita atas kabar gembira bahwa Tengku akan melangsungkan pernikahan. Sekaligus kenduri perpisahan, anak-anak akan naik kelas tujuh, sedangkan beliau (<i>gure</i>) akan pulang kampung. Begitulah sunnatullah kehidupan. Kita semua baharu (berubah-ubah).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bermula kenapa saya tulis tentang ini, itu karena Tengku Rafiqa Sari mengirimi pesan singkat yang menjadikan saya melihat ke dalam diri, jauh ke dalam, untuk menemukan sisi mana yang telah berubah. Rasanya tak ada. sama sekali tidak. Dalam sepenggal kalimat "Kak Aini tak seperti dulu lagi," ada makna yang kuat, tajamnya melebihi anak panah yang melesat dari busur pikirnya, menembus kulit dan kini tertancap kuat di ulu hati saya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Tidak, Adik. Kakak masih sama seperti yang dulu."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Potongan kemudian ia menimpali. "Tidak, sama sekali tidak."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kemudian, beliau mengirimi saya selembar kenangan. Ada beberapa muslimah di sana; Tengku Muslina, Tengku Ayu, Tengku Siti, Tengku Lisa, Tepat di sisi kiri saya adalah beliau dengan senyum manisnya. Lanjut Tengku Yasrah Hanum dan Tengku Ummul Khaira. Sejenak setelah foto itu saya perhatikan lekat, beliau mengirimi lagi beberapa kalimat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Anak-anak bilang, mereka semua merindukan Kakak. Rindu saat-saat bersama kita. Kakak tersenyum bersama kami seperti di foto itu. Sebenarnya, mereka ingin menyapa, tapi segan. Bila nanti kakak datang, setidaknya singgahlah di depan <i>bilek</i> kami dan hadiahilah senyum itu. Bukankah kita satu sama lainnya telah menjadi bagian?"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di situ, saya benar-benar merasa betapa egoisnya diri ini. Ternyata saya telah menyakiti mereka tanpa saya sadari. Padahal, tidak ada aral apa-apa di antara kami., selain pembahasan zakat hewan ternak yang membuat saya tidak lagi memilih di kelas mereka. Saya memilih kelas lainnya dengan pembahasan kaifiat shalat. Sebab itu yang lebih penting untuk saya ulang-ulang kaji, mengingat ilmu saya masih sangat dangkal tinimbang mereka. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Terima kasih, Tengku Rafiqa Sari. Saya senang dengan teguran ini. Hingga saya sadari;</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada cinta tersembunyi dari dinginnya sikap, </div>
<div style="text-align: justify;">
Ada rindu menyembul dari balik bentangan harap,</div>
<div style="text-align: justify;">
Kering sapaan dan sedikit kata,</div>
<div style="text-align: justify;">
Senyum simpul adalah obat bagi itu semua.</div>
Aini Azizhttp://www.blogger.com/profile/01042815447983235778noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5739791914854067375.post-4574118078033661462016-01-11T01:56:00.001-08:002016-01-11T01:56:24.908-08:00Hadiah Sunyi<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-5jGrzdxxwkw/VpN7w2cAeiI/AAAAAAAABkk/96WU05tk1EU/s1600/11748684_1009053579107290_252002861_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="http://1.bp.blogspot.com/-5jGrzdxxwkw/VpN7w2cAeiI/AAAAAAAABkk/96WU05tk1EU/s400/11748684_1009053579107290_252002861_n.jpg" width="300" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px; margin-bottom: 6px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px; margin-bottom: 6px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px; margin-bottom: 6px;">
Wahai, Dunia!<br />Dinding olehmu akan daku pada sifat loba akan dikau, </div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px; margin-bottom: 6px;">
serta pada mengehendaki kelebihan dari padamu.</div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Engkau pahit pada kehidupan dan manis bagi kematian.</div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Engkau manis bagi kehidupan dan pahit pada kematian.</div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #141823; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Kehidupan dan kematian ditakdirkan tak bersama.</div>
<div class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #141823; display: inline; font-family: helvetica, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 19px;">
<div style="margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Tak saling mencinta.</div>
<div style="margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Keramaian telah menghadiahiku sunyi. </div>
<div style="margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Sunyi ini mengenalkanku jalan "pulang".</div>
<div style="margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Biarlah kunikmati sunyi<br />Bersendirian dengan-Nya.</div>
<div style="margin-bottom: 6px; margin-top: 6px;">
Saja!</div>
</div>
Aini Azizhttp://www.blogger.com/profile/01042815447983235778noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5739791914854067375.post-23698904638308702262016-01-10T19:57:00.002-08:002016-01-22T19:11:48.126-08:00Dihukum dengan Diam<div style="text-align: justify;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-ENryiSiR3vs/Vo-B4_OgCyI/AAAAAAAABkE/ljdJI3k8jeA/s1600/cintaquran.com.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="216" src="http://2.bp.blogspot.com/-ENryiSiR3vs/Vo-B4_OgCyI/AAAAAAAABkE/ljdJI3k8jeA/s320/cintaquran.com.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">pict by: cintaquran[dot]com</td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: inherit;">Sebelumnya, aku gemar mengulang baca Jami'u Jawami' Musannifat yang merupakan karya tulis beberapa ulama Aceh terkemuka, dahulu. Kemampuanku memahami bahasa Melayu dalam tulisan arab-jawi bisa dibilang kurang. Kerap aku terhenti pada bacaan yang tak kuketahui apa makna atau maksudnya. Ketika sudah begitu, aku urung melanjutkan, hingga aku paham. Aku meminta bimbingan dari Tengku Zainab atau Tengku Asri, juga. Sebab jadwal mereka padat, setidaknya waktu untukku setelah mereka selesai mengajar beberapa anak bimbing lainnya, pertengahan malam hari. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Sudah dua minggu ini aku tidak balik ke Dayah, sebab ada beberapa kepentingan personal yang mengganjal. Aku tidak ingin tak membaca apa-apa. Berbetulan, akhir tahun kemarin seorang guru menghadiahiku sebuah kitab yang berisi ribuan pelajaran. Dilengkapi dengan hadits sahih dari dua perawi terkemuka (Bukhari-Muslim). Sejak seminggu belakangan, aku sempatkan setelah shalat subuh membaca pelajaran dalam kitab ini. Setidaknya dua atau tiga lembar saja, saban harinya. Alhamdulillah. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Seperti tadi pagi, teladan yang kubaca membawa hayalku kembali merasa tengah berada di zaman seribu empat ratus tahun silam. Berada di negeri yang tanahnya adalah hamparan pasir yang ditumbuhi pohon-pohon kurma berbuah ranum. Beberapa bangunan dari tanah liat berbentuk persegi, tempat hunian. Kudapati seseorang yang dengan seluruh asanya telah terserak. Seakan tidak ada lagi udara bahagia yang berhak dihirup dari atmosfir planet ini. Dia pulang dengan menanggung puncak beban dosa hingga dada sesak. Padahal ia belum pernah melakukan keburukan selain ini, setelah dia berislam.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-QOE9AvUSJak/Vo9yWVs8tTI/AAAAAAAABj0/1xilse5jm64/s1600/terjemah-riyadhus-shalihin.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><span style="font-family: inherit;"><img border="0" height="266" src="http://1.bp.blogspot.com/-QOE9AvUSJak/Vo9yWVs8tTI/AAAAAAAABj0/1xilse5jm64/s400/terjemah-riyadhus-shalihin.jpg" width="400" /></span></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: inherit;">Ini dia kitab yang saya maksud</span></td></tr>
</tbody></table>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Ia adalah pemilik nama Ka'ab bin Malik. Kesalahannya hanya lalai dengan dengan perniagaan dan panen raya, sehingga ia tertinggal dari rombongan yang hendak berangkat untuk Perang Tabuk bersama Rasulullah. Sepanjang masa, sebelum Rasulullah kembali dari perang, ia selalu berpikir tentang alasan apa yang tepat agar Rasulullah memaafkan kesalahannya tidak ikut berperang.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Perang usai. Saat Rasulullah telah kembali ke Madinah, puluhan orang datang menjumpai baginda untuk melaporkan ketidak-ikutan mereka dan meminta maaf. Berbagai macam alasan diutarakan. Rasul menerima alasan mereka, memaafkan dan mendoakannya. Berbeda dari kebanyakan, Ka'ab bin Malik justru tidak mampu mengutarakan alasan apa-apa selain mengatakan apa adanya. Ia mengakui kesalahannya karena telah lalai dengan aktivitas dunia.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Di hadapan Rasulullah, Ka'ab bin Malik berbicara dengan keadaan seakan lidah kelu, sulit digerakkan. </span><span style="font-family: inherit;">Perasaan bercampur aduk: takut, menyesal, mengharap, bimbang, segala hal. Begitulah cinta yang cemerlang. Cinta yang benar dari hati tak akan mengizinkan mulut berkata tak benar di hadapan orang yang kita cintai. Ia mengakui pada Rasul, jika orang yang kini di hadapannya bukanlah Rasulullah, mudah saja baginya memberi alasan yang dapat diterima. Pun demikian, mungkin alasan itu akan membawanya kepada keridhaan manusia, namun justru menyeretnya kepada murka Allah. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<i style="background-color: white; font-family: Lucida; font-size: 14px; widows: 1;"><i><i>“Demi Allah, andai daku duduk di sisi selainmu (wahai Rasulullah) dari golongan ahli dunia (saudagar), niscayalah aku mampu mendapat jalan keluar dari kemurkaannya dengan mengemukakan suatu alasan. Sebenarnya aku dikurniakan bakat bicara hebat, tetapi bagiku (jika kepandaian ini digunakan untuk menipu daya) demi Allah pastilah Dia Mengetahui bahawa kata-kataku kepada Rasulullah saw adalah dusta walaupun Rasulullah terpesona dengan kata-kataku itu. (Jika demikian) sesungguhnya kemurkaan Allah akan diberitakan kepadamu (wahai) Rasulullah saw kerana pendustaanku itu. Sebaliknya jika aku memberitahu hal yang sebenarnya yang demikian itu kamu pula yang akan murka ke atas diriku dalam hal ini. Sesungguhnya daku menginginkan kesudahan yang baik daripada Allah. Demi Allah, aku tiada sebarang uzur sedikitpun - sehingga tidak mengikuti peperangan itu. Demi Allah, sama sekali aku belum merasakan lebih kuat dan lebih ringan untuk mengikutinya, yakni di waktu aku melucutkan diri dari menyertai Rasulullah saw, sehingga tidak ikut berangkat (ke Tabuk) .</i></i></i><i style="background-color: white; font-family: Lucida; font-size: 14px; widows: 1;">” </i><span style="background-color: white; font-family: "lucida"; font-size: 14px;">Ucap Ka'ab di hadapan Rasulullah.</span><br />
<br />
<span style="font-family: inherit;">Setelah Ka'ab berkata jujur, terlihat rona kemarahan di wajah Rasulullah. Rasulullah tidak memutuskan apa-apa atas perkara Ka'ab. Dia diminta untuk berdiri, pergi bertaubat dan menunggu keputusan dari Allah. Sepanjang jalan, semua orang nyinyir terhadap Ka'ab. Ka'ab bertanya pada mereka; "adakah orang lain yang diberi tangguhan seperti atasku?" Mereka mengatakan, ada dua orang lainnya yang melakukan hal yang sama, yaitu mengakui kesalahan dengan jujur, tanpa alasan yang dapat meringankan mereka. Mereka berdua adalah Marara bin Rabi' dan Hilal bin Umayya. Mereka ditangguhkan keputusannya, hingga turun wahyu dari Allah.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Dalam waktu menunggu itu, seluruh masyarakat Madinah tidak dibenarkan berbicara dengan mereka. Ka'ab merasa begitu asing di negerinya sendiri. Bahkan, Rasulullah tak pernah melihat wajahnya lagi, kini. Kedua lainnya adalah orang tua, mereka memilih berdiam diri di rumah saja. Sedangkan Ka'ab tidak betah jika hanya berdiam diri di rumah. Dia beraktifitas sebagaimana biasa. Saat tiba waktu shalat, ia ke mesjid untuk berjama'ah. Ia melihat ke arah Rasulullah, namun baginda berpaling darinya. </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Hingga empat puluh hari dalam keadaan asing. Kemudian diperintahkan pula kepada mereka bertiga agar menjauhi istri-istrinya. Mereka dibiarkan benar-benar asing. Benar-benar tidak dihargai keberadaan. Hingga berlalu sepuluh hari kemudian (genap lima puluh hari didiamkan), subuh itu Ka'ab bin Malik benar-benar telah hancur batinnya. Ia merasa bumi ini terasa sempit. Setelah ia shalat menunaikan subuh, datanglah kabar gembira, bahwa Allah telah mengampuni mereka. Sebagaimana dalam firman-Nya:</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<i style="background-color: white; font-family: Lucida; font-size: 14px; widows: 1;">“Dan (Allah menerima pula taubat) tiga orang yang ditangguhkan (penerimaan taubat mereka) hingga apabila bumi yang luas ini (terasa) sempit kepada mereka (kerana mereka dipulaukan), dan hati mereka pula menjadi sempit (kerana menanggung dukacita), serta mereka yakin bahawa tidak ada tempat untuk mereka lari dari (kemurkaan) Allah melainkan (kembali bertaubat) kepadaNya; kemudian Allah (memberi taufiq serta) menerima taubat mereka supaya mereka kekal bertaubat. Sesungguhnya Allah Dia lah Penerima taubat lagi Maha Mengasihani.”</i><span style="background-color: white; font-family: "lucida"; font-size: 14px;"> (Surah Al-Taubah: 18) </span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Ka'ab adalah pemuda yang sabar dengan kualitas keimanan di atas rata-rata. Aku, kulihat pada diri ini hingga ke relung paling sunyi di sudut hati. Aku berpikir, jika ditimpakan suatu ujian sabar seperti ini atasku, entah aku kuat. Bilamana dijauhi seorang sahabat saja aku merasa bagai tembikar pecah, apatah lagi jika didiamkan oleh Rasulullah <i>shallu 'alaihi shalati wa salam, </i>sebaik-baik manusia.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
Aini Azizhttp://www.blogger.com/profile/01042815447983235778noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5739791914854067375.post-53837221646601874672016-01-05T00:19:00.000-08:002016-01-05T01:31:25.125-08:00Ketika Sahabat ke Tanah Suci<div style="text-align: justify;">
Aku selalu bahagia dengan kabar baik orang lain, seperti undangan pernikahan, kelahiran anak dari orang yang kukenal dan prestasi gemilang yang diperoleh oleh teman. Aku takjub dengan pencapaian-pencapaian mereka. Melihat kelebihan pada sisi orang lain bukan untuk mengutuk diri sendiri, melainkan menjadikannya sebagai motivasi. Seperti hari ini, menjelang siang aku disapa oleh seorang yang sudah dua minggu tak pernah bertegur sapa. Ia mengirimiku dua kalimat via Whats-App. Dengan kalimat itu, aku merasa sangat belum melakukan apa-apa, tertinggal jauh dari dia. Kabar darinya menggiring hatiku ke sudut paling sempit dari luasnya ruang kerjaku, sekarang. Kesuksesannya menjadikanku berpikir ulang "aku sudah kuliah, kerja dan <span style="font-family: '';"> </span><span style="font-family: '';">menghabiskan </span>hidup selama ini, ngapain saja?"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pastinya kalian ingin tahu apa yang sebenarnya dia bilang, kan? Baiklah, kabar gembira kurasa tidak ada salahnya untuk kubagi. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-kd3XuGSVSUg/VotJL6rRDLI/AAAAAAAABjE/fWYVYQXtzQM/s1600/1917245_1095786840433963_7372367049951942697_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://4.bp.blogspot.com/-kd3XuGSVSUg/VotJL6rRDLI/AAAAAAAABjE/fWYVYQXtzQM/s320/1917245_1095786840433963_7372367049951942697_n.jpg" width="192" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Isan adalah salah seorang sahabat yang sudah kuanggap selayak adik sendiri. Pribadi lururnya yang memesona menjadikan Isan memiliki banyak teman. Ia pandai bergaul. Lihai menjalani hidup. Sabar dan selalu ridha atas qadha Allah. Tsunami akhir tahun 2004 telah memisahkan ia dengan kedua orang tuanya. Namun hal itu tak membuat Isan terpuruk, justru Ia selalu bangkit untuk menjadi lebih baik. Isan, tidak mungkin tak kenal dia bila Anda seorang santri Dayah Darul Mu'arrif (Dayah Abu Lam Ateuk) atau santriwati di Darul Mu'arrifah. </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Sepanjang menempuh study sebagai pelajar di Dayah, ia selalu menjadi bintang podium. Mengisi <i>muhadharah</i> (kelas pidato) dengan pembahasan intelektual hingga sering meraih juara pertama. Di kelas baca kitab, Ia pun kerap juara. Pemahamannya bidang nahwu dan sharaf juga bisa diacungkan jempol. Dengan sekian banyak sisi postif itu telah mengantarkan Isan menjadi salah satu dewan guru yang mengajar di Dayah Lam Ateuk sekaligus menjadi wakil sekretaris Dayah. </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Aku mengenal Isan sejak akhir tahun 2013, waktu itu kami satu rombongan melakukan <i>rihlah</i> (perjalanan) ke Kuala Terengganu - Malaysia. Pernah, saat berada di terminal bus antar negeri kami harus menunggu dua jam untuk keberangkatan bus dari Kuala Lumpur ke Terengganu. Dalam masa relatif panjang itu, saya bersama rombongan yang perempuan sempat leyeh-leyeh mencari bahan cemilah, minuman dan membeli kuota internet juga tentunya. Setiba kami di halte, ternyata Isan telah mengumpulkan beberapa anak-anak Malaysia yang bermain-main di sana untuk diberikan wejangan. Betapa setiap waktu luang bisa ia manfaatkan untuk sesuatu yang bernilai akhirat. Saat hendak berangkat, kami melihat anak-anak itu menyalami dan mencium tangan Isan sebagai tanda hormat. Luar biasa, dalam dua jam ia bisa memiliki 9 murid yang baru saja dikenal. </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Isan, dia telah menggangapku selayak kakaknya. Kerap berbagi cerita dan bertukar pikiran, keseringan memang aku yang mendapat nasehat dari dia. Bahkan aku sering diceramahi, katanya "<i>Dreon kak, meunyo neuk geusayang le nabi, neu meukeluarga! Sebab rasulullah geupeugah "an nikahu sunnati." So yang hana galak keu meunikah, maka keun ummat nabi." </i>Ini karena aku kerap menolak ketika ia hendak mengenalkanku dengan temannya. <i>Nyan ban!</i></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Secara umur, memang aku jauh lebih tua, tapi ilmu dan pemahaman agamanya jauh lebih tinggi di atasku. Aku menggangapnya guru. Awal tahun lalu ia telah resmi menjadi seorang guru yang mengajar di salah satu Pesantren berbasis Dayah di Selangor - Malaysia. Seorang ulama asal Malaysia tertarik dengan teknik pengajaran Isan. Dia mampu mengulas suatu tema dengan penyampaian yang mudah dipahami oleh pendengarnya. Aku tidak tahu persis asal mula Isan bisa kenal dengan ulama asal Malaysia itu, yang aku tahu, Abu Melayu itu sangat menyukai dan menyayangi Isan.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Setiap liburan Dayah, sebulan Ramadhan, atau pun hanya seminggu di Rabiul Awal, segera saja Isan berangkat ke sana dengan akomodasi ditanggung sepenuhnya oleh Abu Melayu. Pesan yang tadi kuterima adalah salah satu dari rahmat Allah yang dilimpahkan kepada Isan melalui tangan Abu Melayu. Akhir tahun lalu Isan sempat bercerita bahwa dia akan melaksakan Umrah di awal tahun ini, belum tentu tanggalnya. Ternyata sekaranglah waktu yang ditunggu-tunggu. </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Rezeki dari Allah, diberikan kepada siapa saja yang dikehendakinya melalui jalan mana pun yang bahkan tidak kita duga. Mengenai rizki, bukan hanya bicara nilai, tapi bagaimana cara kita memperolehnya dan kita bawa ke mana. Kita harus pandai-pandai bersyukur.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Tentang kabar Isan yang akan berangkat ke tanah suci, esok, aku tidak lagi menyinggung masalah oleh-oleh sebagaimana saat ia berkunjung ke banyak negara lainnya. Aku hanya meminta satu hal "Sampaikan salam akak kepada Rasulullah," sambil kusebut nama lengkap beserta nasab. Di detik itu, hati ini kembali dilamun rindu menyebakkan dada. Ingin sekali menyambangi makam yang mulia itu. Duduk di sisinya, melantukan madah pujian dan kidung shalawat. Aku ingin bercerita tentang cinta atas dasar iman. Aku ingin meminta maaf atas bingkisan cinta dariku untuknya yang tak pernah sempurna. Ya Rasulullah! Aku selalu tidak mampu menulis lebih banyak, saat mengingatmu. Cinta telah menyentuh bubung asa. Sulit sekali kutuangkan dalam kata. Shallu 'ala sayyidi Muhammad Rasulillah. Allahumma shalli 'alaihi wa 'ala alihi wasahbihi wa salam.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-M0bFzbXcYes/Vot74bDTzJI/AAAAAAAABjU/kEvabMmKS78/s1600/12509292_1095786853767295_5210351795409672410_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="300" src="http://2.bp.blogspot.com/-M0bFzbXcYes/Vot74bDTzJI/AAAAAAAABjU/kEvabMmKS78/s400/12509292_1095786853767295_5210351795409672410_n.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Foto dari Isan. ia yang paling tengah, berbaju warna coklat. Di sisi kirinya, yang mengenakan jubah putih dengan sorban dan kopiyah runcing adalah Abu Melayu.</td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Aini Azizhttp://www.blogger.com/profile/01042815447983235778noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5739791914854067375.post-90597607176158517792016-01-04T08:55:00.001-08:002016-01-04T08:55:11.276-08:00Pamali "Han Mee" di Aceh<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-eSC8Abwuzac/VoqjsY6N19I/AAAAAAAABiw/gLw6QyFyoVA/s1600/IMG20151129101505.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="298" src="http://3.bp.blogspot.com/-eSC8Abwuzac/VoqjsY6N19I/AAAAAAAABiw/gLw6QyFyoVA/s400/IMG20151129101505.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Mesjid Teuku Umar, Seutui - Kota Banda Aceh</td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Aceh merupakan wilayah paling barat
Indonesia. Letak geografisnya sangat strategis dan hasil alam berlimpah
menjadikan Aceh sebagai “jalur sutra” perdagangan dunia. Banyak pedagang yang
berangkat dari berbagai pangkalan pelayaran akhirnya singgah di Aceh. Tercatat
dalam sejarah, bahwa pada pertengahan abad ke-13 Masehi, seorang pedagang dari
Maroko yang bernama Ibnu Batutah pernah singgah di Aceh. Saat itu, ia
menyaksikan penduduk negeri Aceh telah memeluk Islam di bawah naungan kerajaan
Islam yang bernama Samudra Pasai.</span><br />
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Aceh bahkan pernah menjadi salah satu
dari lima kerajaan Islam terbesar di dunia </span><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">pada abad ke-15, yaitu Kerajaan Islam Aceh Darussalam di
Asia Tenggara. Selainnya, ada Kerajaan Islam Turki Ustmaniyah di Istanbul, Kerajaan
Islam Isfahan di Timur Tengah, Kerajaan Islam Maroko di Afrika Utara dan Kerajaan
Islam di India. Para pedagang tidak hanya berlayar untuk kepentingan jual beli,
namun juga membawa misi keagamaan. Ya, menyebarkan agama Islam. <o:p></o:p></span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Islam adalah agama dengan seperangkat
aturan baku yang melingkupi segala aspek. Didasari oleh akidah yaitu pengakuan
akan keberadaan Tuhan Yang Maha Esa, lanjut kemudian konsep penghambaan yaitu
syari’at. Syari’at Islam mencakup ketentuan ibadah, pembelaan agama,
pendidikan, ekonomi, tatanan keluarga sampai interaksi sosial. Hingga kini, hal
inilah yang menjadi ciri khas Aceh. Melekat kuat dengan agamanya. Tidak hanya
dalam konsep aturan baku, bahkan adat pun demikian. Budaya disesuaikan dengan
ketentuan agama. <o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Budaya Aceh hampir keseluruhannya telah
mengalami akulturasi dari kebudayaan Arab dan Timur. Ini tentu saja dipengaruhi
oleh latar belakang Aceh yang didominasi oleh pemeluk ajaran Islam, sejak
dahulu. Agama yang disebarkan oleh pedagang yang berasal dari Arab dan Timur. Disebutkan
dalam sebuah pepatah (<i>hadih maja</i>); <i>hukôm
ngôn adat lagèë zat ngôn sifeut, syih han jeut meupisah dua </i>(hukum dengan adat seperti zat dengan sifat,
memang tidak dapat dipisahkan). Tidak hanya dalam aktivitas siklus hidup,
selayak upacara pernikahan, kelahiran, kematian maupun budaya lainnya. Korelasi
ini bahkan tercermin dalam pola hidup sehari-hari. <o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-style: italic; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Di Aceh
Besar khususnya, ketentuan hukum syara’ tidak terhenti pada lima sub besar:
haram, halal, makruh, sunat, dan mubah, melainkan ada istilah “<i>han mee</i>,”
satu lagi. Pantangan Ini tak kalah pentingnya. Berbeda dari yang lainnya, <i>han
mee</i> lebih kepada aspek norma/akhlak, meski pun <i>punishment</i>-nya bukan
berupa azab akhirat, melainkan hukuman sosial dari lingkungan. Meninggalkan <i>han
mee</i> dengan sendirinya telah mencirikan pribadi muslim yang beradab, sopan
santun dan menjunjung tata karma. Adapun beberapa kondisi yang dikategori <i>han
mee</i> antara lain:<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-style: italic; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-style: italic; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><b>1. Duduk di
ambang pintu.</b><o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-style: italic; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-style: italic; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Anak-anak
yang duduk di ambang pintu akan segera ditegur, bahkan dengan nada keras, bila
ia tidak menggubris. Tetua zaman dahulu (<i>ureung jameun</i>) sangat percaya
bahwa perbuatan semacam ini dapat menghambat rezeki, apalagi bila kita duduk
saat pagi hari. Maka <i>han mee</i> duduk di ambang pintu. Pada dasarnya,
keadaan ini lebih kepada melarang kita untuk bermalas-malasan. Pagi hari
bukanlah saat yang tepat untuk duduk-duduk santai. Kita harus bergiat, bekerja
mencari nafkah. Apa pun yang bisa kita kerjakan. Lebih dari pada itu, duduk di ambang
pintu dapat menghalangi orang yang hendak melintas keluar-masuk. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-style: italic; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br /></span>
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-style: italic; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><b>2. Melangkahi
orang yang sedang duduk</b><o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-style: italic; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><b><br /></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-style: italic; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bagi
perempuan, apalagi seorang ibu hamil yang tengah duduk berselonjor, maka
pantang ia dilangkahi. Berimbas kepada terhambat proses persalinannya nanti.
Kepercayaan ini diyakini secara turun-temurun. Hakikatnya, larangan melangkahi
ini merupakan ketentuan adab. Hendaklah berakhlak baik terhadap wanita. Konon
lagi mereka adalah para ibu yang berjuang keras mengandung dan melahirkan kita
dengan mempertaruhkan nyawanya. Seserorang yang berani melangkahi begitu saja,
akan dianggap tak sempurna mengunakan akal hingga ia akan dicemoohi oleh
lingkungannya. Sampai pada tingkatan itu Aceh memuliakan perempuan.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-style: italic; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-style: italic; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><b>3. Duduk di
depan Tampi (<i>Jeu ee</i>) ketika sedang digunakan.</b><o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-style: italic; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-style: italic; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Umumnya Di
Aceh Besar, untuk menanak nasi, terlebih dahulu ibu-ibu membersihkan berasnya dengan
Tampi. Anak perempuan pantang duduk bahkan lalu-lalang di hadapan orang yang
sedang menampi beras. <i>Han mee</i>, berakibat kepada jauh jodohnya nanti.
Padahal, kalau kita pikir, perkara jodoh adalah ketetapan hakikat yang tidak dipengaruhi
oleh hanya sekedar Tampi yang terbuat dari anyaman rotan itu. Tak ada
hubungannya sama sekali. <o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-style: italic; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-style: italic; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pada
dasarnya larangan duduk di depan Tampi hanya agar tidak menghadang angin yang
mempermudah membersihkan beras, menerbangkan dedak dan kulit padi yang masih terdapat di dalam beras. Pun juga agar pakaian kita tidak kotor. Kan begitu kan
ya?<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-style: italic; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-style: italic; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><b>4. Menyapu dan
membuang sampah di malam hari.</b><o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-style: italic; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-style: italic; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Konon,
kabarnya, menyapu dan membuang sampah di malam hari dapat mempusakai papa. Selain
itu, memotong rambut, meotong kuku dan mencarik kain bahan jahitan juga di
hukumi demikian, <i>han mee</i> bila dilakukan di malam hari. Pusaka papa maknanya;
kita akan didera kesulitan hidup. Meskipun banyak yang kita peroleh, tetap saja
tidak akan membuat kita tenang, ada saja perasaan kurang. Meningkatnya
pendapatan linear terhadap pengeluaran. Saya tidak tahu pasti alasan lain untuk
<i>han mee</i> yang satu ini. Setiap saya coba menanyakan dengan jelas kepada
orang tua, kata-katanya terhenti di “<i>geupeugah han mee, kakeuh han mee! (</i>kalau
dibilang pamali, ya sudah, pamali!<i>)</i>”<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-style: italic; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-style: italic; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><b>5. Perempuan
keluar rumah di malam hari</b><o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-style: italic; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><b><br /></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-style: italic; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“Kalau
laki-laki sering keluar malam, kemungkinan besar yang terjadi padanya adalah
banyak menghabiskan uang, untuk jajan. Berbeda dengan perempuan, sering keluar
malam berpotensi untuk menghasilkan banyak uang, apalagi kalau sudah
profesional.” Ungkapan diatas pernah diucapkan oleh seorang komedian intelek asal
Indonesia. Dinilai dari sudut konotasi maupun denotasi, saya rasa kalimat
tersebut di atas ada benarnya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-style: italic; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bila
dikaitkan dengan norma yang berlaku di kampung-kampung pinggiran Kota Banda
Aceh, nyaris setiap keluarga melarang gadisnya kelayapan di malam hari. Itu bisa
berimbas kepada munculnya fitnah. Ketentuan <i>han mee</i> yang satu ini memang
sangat relevan, sesuai dengan faktual dan mudah dilerai maknanya oleh akal. Tidak
sepatutnya perempuan keluar malam tanpa mahram, kecuali karena kebutuhan
mendesak (<i>mudharat</i>) yang berdampak besar bila tidak dikerjakan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Selain beberapa <i>han mee</i> yang telah saya sebutkan di atas, banyak lagi hal lainnya. Ini
hanya sebatas gambaran umum dari sepetak Aceh Besar. Barangkali di wilayah
lainnya di Aceh, ada banyak hal pamali lain, yang kesemuanya itu memiliki
makna. Bukan tanpa alasan.<o:p></o:p></span></div>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="font-family: inherit;">Demikianlah, Aceh dengan segala khazanah
dan keistimewaannya. Berhasil mengelaborasi hukum kedalam tatanan hidup.
Meleburkan norma dan adab dalam adat dan kebiaasaan. Hebatnya, falsafah hidup
ini diwariskan secara turun-temurun dengan tanpa gugatan. Generasinya yang
patuh, meski dengan doktrin <i>han mee</i>
yang tak mudah dijangkau akal sehat,
namun mereka percaya itu semua ada penjelasan ilmiahnya. Sebagaimana tersebut
di dalam pepatah “<i>But ureung awai cit ka
meuteunte, geutanyo manteng ta rika-rika</i> (Perbuatan orang dahulu memang sudah
kongkrit, kita hanya menebak-nebak.) Sebab, agama Islam ini bukanlah produk
baru. Ia pedoman hidup, risalah dari Rasulullah yang diteruskan estafetnya oleh
orang terdahulu, hingga sampai pada kita.</span><o:p></o:p></span></div>
Aini Azizhttp://www.blogger.com/profile/01042815447983235778noreply@blogger.com2